Lebih dari Indah

324 23 0
                                    

HARA POV

Aku jarang sekali merenungi hal ini sebelumnya. Dalam hidupku, aku memang selalu dilimpahi kebahagiaan, keluarga yang sangat rukun dan orang tua yang begitu menyayangiku. Tapi aku merasa hidupku terasa lebih istimewa semenjak kehadiran Yoongi.

 Bukannya tidak merasa bersyukur dengan adanya kedua orang tuaku.

Tetapi, Ini sangatlah berbeda

Sungguh

Aku tidak pernah bermimpi bisa mendapatkan suami yang begitu mencintaiku, melindungiku dan selalu mendukungku seperti Yoongi. Semua terasa begitu lengkap setelah kehadirannya.

Aku selalu merasa bahagia dan bersyukur setiap kali melihatnya berada disisiku. Bahkan saat memandanginya, tak pernah sekalipun aku tak mengaguminya. Tak pernah bosan padanya.

Aku benar-benar mencintai Yoongi.

Aku sangat mencintainya.

Sangat.

##

Yoongi menatap dalam wajahku sambil menggenggam tanganku. Kami masih berada di taman belakang rumah kami setelah kami sama-sama berhasil memberikan kejutan di hari jadi pernikahan kami.

Dua tahun sudah usia pernikahan kami.

Dan akan selalu ada tahun-tahun lainnya di masa mendatang.

"Entah apa dan bagaimana lagi aku harus mengekspresikan rasa syukurku kepada Tuhan karena telah mengirimkan sosok malaikat yang begitu baik untukku. Hara, apa kau tau? Aku tak pernah sekalipun tidak mencintaimu. Setiap hari, rasa cintaku semakin besar untukmu."

Yoongi tiba-tiba memelukku. 

Entah sebuah ikatan batin atau bukan, tapi apa yang Yoongi katakan saat ini sama seperti apa yang sedang kupikirkan tentangnya. Rasanya kami benar-benar ditakdirkan untuk bersama. Yoongi akan selamanya milik Hara, begitupun sebaliknya.

"Takdir cinta kita begitu indah, bukan?"

Aku membalas pelukannya dengan erat, seolah tidak ingin berpisah dengannya. Yoongi selalu membuatku merasa aman dan nyaman di sisinya. Yoongi adalah rumah bagiku. Rumah yang selalu melindungiku. 

Pernah terlintas sekali, apa jadinya jika Yoongi bukan milikku. 

Apa aku bisa merasa sebahagia ini tanpanya?

Aku bahkan tidak bisa menjawabnya.

Aku terlalu takut memikirkannya.

##

Aku terbangun saat matahari menyapaku lewat celah jendela kamar. Aku melihat Yoongi masih terlelap dalam tidurnya sambil memeluk pinggangku. Setiap malam, Yoongi memang selalu tidur pada posisi memelukku seperti ini. Sangat menggemaskan bukan?

Bahkan saat merubah posisi tidurnya, Yoongi tidak pernah sekalipun memunggungiku. Dia selalu tertidur menghadapku dan aku sangat menyukai hal itu.

Aku belum berniat untuk beranjak dari tempat tidur, tidak ingin mengganggu tidur Yoongi. Tapi aku juga perlu memastikan keadaan anak-anakku yang semalaman tidur bersama nenek dan kakek mereka. 

Aku meraih ponselku, mencoba untuk mengirim pesan pada Ibuku. 

"Eomma, apa Yoonho dan Yoora baik-baik saja? Apa mereka rewel?" Tulisku.

Tidak butuh waktu lama, Ibuku membalas pesanku. "Mereka berdua baik-baik saja. Sepertimu dan Yoongi, mereka tidak rewel saat bersama kami. Jangan khawatir." Ucapnya.

"Apa Eomma membutuhkanku untuk membawa Yoonho dan Yoora? Aku tidak ingin Eomma ataupun Eomonim kerepotan menjaga mereka berdua. Yoonho dan Yoora sedang aktifnya bermain-main. Aku takut kalian kelelahan karena menjaga mereka." Tulisku lagi.

"Eomma dan Yoongi Eomma sedang mengajak mereka berdua berjalan-jalan. Kami tidak ingin mengganggu kalian berdua. Jadi lakukanlah apa yang ingin kalian lakukan bersama. Eomma akan menjaga cucu-cucu Eomma dengan baik." Balasnya.

Aku terkekeh membaca pesan itu. Benar-benar sifat Ibuku.

Eh.

Aku terkejut saat melihat Yoongi terbangun sambil menatapku dari balik ponsel. Tentu masih dengan posisi memelukku. Sepertinya dia terganggu karenaku.

"Hem? Apa yang sedang kau lakukan dengan ponselmu sayangg? Kau membuatku terbangun." Ucapnya. Benarkan. Aku bisa menebaknya. "Lihatlah." Ucapku sambil menunjukan isi pesan dari Ibuku padanya.

Yoongi tersenyum cerah lalu menatapku sambil tersenyum nakal.

Apa yang sedang dipikirkannya sekarang?

Oh tidak.

Aku tau apa maksud dari senyumannya.

Min Yoongi 

Benar-benar!

##

Yoongi menggenggam tanganku sambil berjalan menuruni tangga menuju ruang makan. Semua keluarga kami sudah menunggu disana. Ibuku menatap kami berdua tersenyum malu-malu. Seperti menandakan kalau tujuannya hari ini sudah tercapai dan sukses. Aku berjalan mendekatinya sekarang.

"Rasanya Eomma akan memiliki cucu ketiga dalam waktu dekat bukan? kkk" Bisiknya sambil terkekeh. Entah mengapa wajahku terasa begitu panas sekarang. Ini memalukan. Sungguh.

Yoonho dan Yoora masih terlalu kecil untuk memiliki adik lagi bukan?

"Eomma"

"Eomma"

Aku bergegas menggendong Yoora dalam pelukanku. 

"Yoora merindukan Eomma?" Kataku padanya. Yoora mengangguk dalam pelukanku. "Yooho juga merindukan Eomma." Yoongi berkata dengan menirukan suara Yoonho sambil menggendongnya. 

"Eomma juga merindukan Yoonho. Eomma sangat mencintai kalian" Ucapku sambil mengecup pipi Yoonho. Yoongi tiba-tiba mencium keningku. "Aku juga tidak ingin kalah dengan mereka." Ucapnya sambil menunjukan senyumnya.

Ayah dan Ibu kami tertawa melihat kehangatan ini. 

Semua terasa jauh lebih dari Indah.

Terima kasih Tuhan.

Kau telah memberikanku anugerah terindah di kehidupanku.

Aku akan menjaga semuanya dengan baik.

Percayalah.


MYG | LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang