Flashback
Saat Athanasia sakit claudia sering berkunjung ke tempat claude untuk berjaga jaga apa masih ada sihir hitam di tubuh claude
Tapi tampak saat ini tidak ada yang salah akan sihir hitam tersebut, seperti menghilang begitu saja
Claudia bersyukur akan hal itu dan saat ini dia sedang mengadakan acara minum teh bersama tanpa athanasia
'maafkan aku kakak, lain kali aku akan mengajakmu juga, ini ada hal penting yang harus ku sampaikan ke ayah'
Batinnya claudia yang terus tersenyum di hadapan ayahnya, claude hanya meminum tehnya sedikit demi sedikit
"Ayah. . . Aku minta maaf atas kejadian kemarin"
Claudia memberikan ekspresi sedih di hadapan Claude, Claude hanya berdehem(?) dan
"Kenapa kau meminta maaf?"
"Karena kemarin aku membentak ayah"
Dia sedikit melirik ayah nya dengan tatapan memohon untuk di maafkan
"Bukan apa - apa"
'singkat kali orang tuan ini'
Claudia tersenyum kesal karena hanya mendapat jawaban itu
"Ayah, apa aku boleh meminta sesuatu?"
"Katakanlah, apa yang kau ingin kan"
Claude sekarang memiringkan kepala nya sedikit seperti orang yang bingung, Claudia tersenyum dan
"Aku ingin belajar berpedang!"
Sekarang Claudia memberikan ekspresi terbaiknya untuk membujuk ayah es batu ini, sontak felix kaget
"Tu - tuan putri bukankah terlalu awal untuk anda belajar pedang?"
Felix sedikit panik, claudia menghiraukannya
"Clau ingin melindungi kakak! Clau ingin kuat! Agar bisa melindungi semua yang Clau sayangi!"
Dengan semangat clau mencurahkan isi hatinya, claude hanya diam dari tadi
"Aku tadinya sempat berpikir untuk menjadikan felix sebagai ksatria mu tapi sepertinya kau akan mendapatkan ksatria lain"
"Ksatria? Untuk apa? Clau bisa jaga diri clau kok"
Claudia yang pura - pura tidak tahu hanya memakan macaron yang berada di depannya
"Bagaimana kalau felix sama kak athanasia saja! Kak athanasia tidak sekuat clau ayah!"
Felix semakin kaget atas apa yang di dengarnya, dia merasa terhormat tetapi entah mengapa claude memandang felix seperti ingin membunuhnya
"Kalau itu mau mu apa boleh buat"
Dia meminum tehnya dengan ekspresi kesal, Claudia yang menyadari itu turun dari sofa dan beranjak duduk di pangkuan ayahnya
"Terimakasih papa, Papa yang terbaik!"
Claudia memeluk ayahnya, dan claude hanya menerima pelukan dan menepuk pelan claudia
Flashback off
Di tempat pelatihan
Claudia POV
'hmm sudah lama aku tidak memegang pedang, dan sekarang aku memegang ukuran yang mungil'
Aku di berikan pedang yang seukuran untuk dia agar dapat mengontrol nya dengan mudah
Tampak seorang laki - laki yang lebih sedikit tua dari diriku lah yang memberikan pedang tersebut
"Kenapa tuan putri ingin belajar pedang saat di usia dini begini?"
Entah mengapa aku merasa diriku di remehkan
"Karena aku mau dan di mana sopan santun kamu, berbicara pada orang yang tidak kamu ketahui namanya"
Aku sedikit kesal, dia mengajak diriku bicara tapi dia tidak pernah memberikan namanya padaku
"Hmm maaf atas kelancangan saya tuan putri, perkenalkan saya Edward Rovein"
'ohh nama yang bagus, ehhh Edward? Rovein? LOHHH'
"Kamu adiknya felix?"
"Bisa di bilang begitu, meski ibu kami berbeda kakak selalu menganggap ku sebagai adiknya"
'ohhh beda ibu toh, kukira memang satu ibu soalnya beda bangettt!'
Sekarang kami menjadi pusat perhatian di pelatihan di sana, sepertinya Edward yang menjadi tutor diriku
"Edward, apa kamu menjadi tutor ku?"
Dari raut wajahnya dia hanya tersenyum di hadapanku, aku mengerti apa yang dia maksud
(Anggap aja Claudia yang sedikit kecilnya)
"Edward Rovein, aku Claudia De Alger Obelia menantangmu duel pedang"
Sekarang semua orang terkejut dengan apa yang kukatakan, dan reaksi Edward? Dia menyeringai dan mengambil pedang nya
"Saya akan bersikap lembut tuan putri"
"Kau tidak perlu ragu - ragu"
Meski sudah lama tidak menggunakan pedang tapi aku masih ingat betul akan teknik yang ku pelajari
Edward memberikan serangan pertama, sungguh serangan yang mengejutkan dia sangat cepat aku hampir saja terjatuh jika tidak menangkis serangan nya
"Lumayan"
Edward sekarang semakin semangat tentang duel ini, aku memberikan senyuman tipis kepadanya dan menepis serangan tersebut
Kali ini aku menggunakan sedikit mana ku untuk memberikan sedikit kekuatan untuk pedang ini
Aku bergegas menghadapinya dan memberikan serangan yang tak akan dia pernah lupakan, dia ingin menebasku daru samping dan apa yang ku perbuat?
Aku melompat agar menghindari serangan itu dan memberikan seranganku
"Terimalah dan meminta maaflah!"
Tiba - tiba saja pedang milik Edward hancur di karenakan pedang ku, aku mendorong Edward terjatuh dan sekarang pedang ku sudah berada di depan mukanya
Dia menatap tidak percaya dan entah mengapa dia senang
"Saya menyerah, dan saya minta maaf tuan putri"
Aku hanya diam saja dan melihat semua orang, mereka menatapku seakan akan aku hanya gadis mungil
Aku tak hanya diam ku berikan tatapan sinis ku untuk mereka, mereka sedikit bergetar dan langsung pergi dari area pelatihan itu
'haaa akhirnya selesai'
Aku menghadap balik dan Edward sudah membungkuk (?) Di hadapan ku
"Tuan putri Claudia De Alger Obelia, biarkan saya menjadi ksatria anda untuk sekarang dan sampai saya mati!"
Entah mengapa dia sangat serius akan hal ini
'tadi dia meremehkan ku sekarang dia ingin menjadi ksatria ku?'
Aneh, kata kata itu muncul di kepalaku
___________________________________________
Halo readers!
Hehehe maap bnget klo ada typo atau kesalahan kata
Dan baru hari ini ku bisa lanjutin cerita nya karena banyak banget drakor dan anime yang perlu ku tontonAnw boleh minta pendapat? Author ada rencana buat zenith sebagai villain disini apa bagus atau enggak ya?
Sekian dari author semoga bisa up besok atau lusa yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly i became a princess twins
FantasyBagaimana jika seorang penyihir dapat mengubah seluruh alur cerita? Bagaimana seorang putri berani membuat perjanjian dengan iblis? Kenapa seorang ayah tega membunuh anak kandungnya sendiri? Fanfic ini akan memberitahu segalanya, tentang apa yang se...