#7 LUNA
Sudah dua hari Keith tak melihat gadis unik itu. Semenjak kejadian tempo hari, Luna tak menginjakkan kakinya di kampus. Entah kebetulan atau memang itulah penyebabnya, namun yang jelas sosok cantik dan wangi yang belakangan selalu dibicarakan oleh para pria di kampus itu sama sekali tak terlihat rupa dan harumnya.
"Menurutmu, apakah dia sakit?" Finn bertanya, bukan pada Keith namun pada salah satu teman lain di kelas tersebut.
"Aku tidak tahu" jawab si pria berkacamata tebal.
"Bukankah beberapa kali dia cukup akrab denganmu? Kulihat kalian berbincang" Finn ingat Luna dan pria berkacamata ini pernah terlihat berbincang beberapa hari yang lalu- entah apa.
"Saat itu dia hanya bertanya tentang buku-buku materi" pria berkacamata tebal kembali fokus pada buku-buku tebalnya yang berada di atas meja.
Keith mencuri dengar, tak bermaksud mencuri karena toh memang Keith berada di kelas yang sama dan kebetulan mendengar.
"Yasudah.." Finn menepuk pundak si pria berkacamata tebal dan melangkahkan kaki menuju tempat Keith duduk.
"Sorry dude, dia benar-benar menghilang" Finn dengan tanpa ragu memberi laporan pada Keith.
Keith berdehem, mencoba menenangkan diri berharap tak ada yang mendengar penuturan Finn selain dirinya. Bagaimana bisa pria ini dengan sembrono memberikan laporan padanya seolah Keith lah yang memintanya mencaritahu keberadaan Luna. Meski memang Keith juga penasaran dengan keberadaan gadis tersebut, ia masih punya harga diri.
"Aku tidak bertanya" Keith membuka kembali buku yang sebenarnya tidak ia baca.
"Apa-apaan kau. Jelas-jelas pagi tadi kau menanyakan nomor ponselnya" Finn merendahkan suaranya pada tiga kalimat terakhir karena tatapan tajam Keith.
Keith lagi-lagi melirik sekeliling dan menjawab dengan datar, "aku hanya ingin memberikan sesuatu".
"What's that? Jangan bilang..." Finn menaikturunkan kedua alisnya menggoda.
Keith menghela nafas, menutup bukunya kemudian memasukkannya ke dalam tas punggung. Berdiri hendak meninggalkan sahabatnya yang bisa jadi semakin lama semakin menghancurkan nama baiknya.
"Hei.. jangan tinggalkan aku" Finn buru-buru mengejar Keith.
***
"Sebenarnya kau mau kemana? Ini bukan arah tempat kerjamu Keith" Finn yang berada di sisi kemudi menoleh dan bertanya pada sosok yang tengah menyetir dengan fokus.
"Sudah kukatakan kau tak perlu ikut" Keith menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.
"Mana bisa begitu. Ini mobilku. Jangan lupakan itu" sulut Finn.
Keith melirik sebentar kemudian kembali fokus pada jalanan. "aku perlu memberinya sesuatu"
"Apa? Siapa?"
Keith hanya menghela nafas, percuma saja bicara pada Finn.
"Luna? Dia meminta sesuatu darimu? Lagipula apa kau tak bekerja?" Finn benar-benar tak mengerti apa yang akan Keith berikan, dan juga untuk apa. Keith bahkan rela tak berangkat bekerja demi gadis itu. sangat bukan Keith sekali.
"Bukankah selama ini kau yang memintaku sesekali libur kerja?" Keith memalingkan wajahnya sebentar.
"Ya.. tentu saja, kau juga bukan orang miskin yang harus bekerja. Kau bahkan bisa membeli apapun yang kau mau tanpa harus bekerja. Hey tapi bukan itu intinya. Kau ingin memberikannya apa?" Finn teringat pertanyaan intinya yang mash saja belum Keith jawab.
YOU ARE READING
Luna : The Angel of Lunar Eclipse
FantasyLuna, seorang dewi yang ditugaskan untuk turun ke bumi setiap gerhana bulan. Menjaga keseimbangan alam semesta dan mengabulkan satu permintaan manusia setiap malam gerhana bulan tiba. Luna bukanlah dewi si baik hati, dia adalah dewi dengan sikap aro...