#4
____________________________
Kelas sudah selesai dua jam yang lalu, namun Keith masih tak dapat mengalihkan pikirannya dari seseorang yang sama sekali tidak mengakui keberadaannya. Luna, gadis itu benar-benar seperti tidak mengenali Keith. Padahal mereka sempat akan berciuman, meskipun entah bagaimana kelanjutannya, tapi Keith sangat yakin gadis itulah yang lebih dulu mendekatkan wajahnya pada Keith.
"Hei! Kau melamun?" seseorang menepuk punggung Keith dari belakang.
Keith menoleh, mendapati Josh mengulurkan kertas berisi pesanan daftar pesanan kopi kepada Keith.
Keith tengah bekerja sebagai barista di sebuah café bernama Bel Café, sebuah café yang terletak di Georgia St W, salah satu tempat di kota Vancouver yang juga menyediakan berbagai menu untuk sarapan dan vegetarian addict. Keith cukup mahir membuat kopi nikmat dan indah dipandang. Sudah satu tahun Keith bekerja di tempat tersebut sejak ia memutus segala komunikasi dengan keluarganya. Bahkan Keith tak pernah menggunakan uang yang selalu kedua orangtuanya kirimkan melalui rekening pribadinya yang kini telah berada di tangan Finn. Finn lah yang memegang kendali atas rekening Keith yang satu itu, dan Keith tak pernah sekalipun mengusik uang tersebut.
Melihat secarik kertas yang diberikan Josh, si waitress. Kemudian mulai meracik kopi yang sesuai dengan pesanan yang diberikan.
"Kau tahu? Yang memesan ini adalah wanita, sangat cantik" Josh berbisik tepat di belakang Keith.
Keith mengangkat satu alisnya dan melirik Josh.
"Lihat meja nomor tujuh di sana, andai aku belum punya pacar, aku akan meminta nomornya" Josh terkekeh sambil memberi kode pada Keith menunjuk meja yang dimaksud dengan bibirnya.
Keith menoleh sekilas cepat, bukan hal yang penting dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan Keith, untuk apa dia harus peduli pada wanita yang menurut Josh cant-
"Oh Tuhan!" Keith menghentikan gerakannya yang tengah melakukan free pour pada cappuccinonya. Gerakannya terhenti bagai jeda.
Dapat Keith lihat sosok gadis yang sedari tadi berlarian di kepalanya tengah memainkan ponsel di meja arah jam dua. Masih dengan baju yang sama saat di kampus tadi. Kebetulan macam apa ini?
"Bagaimana? Cantik kan?" Josh menyenggol lengan Keith.
Keith mengedipkan matanya lucu sambil mengembalikan kesadarannya. Dia benar-benar nyata. Bagaimana bisa dari puluhan kafe di Canada, gadis itu berada tepat di café tempatnya bekerja. Oh sepertinya Tuhan benar-benar sedang berbaik hati padanya.
"Kau mau mengambil kesempatan ini atau..." Josh menggantungkan ucapannya.
"ehhem.." Keith berdehem kaku, "kau kembalilah melakukan hal lain" lanjutnya.
"Hei man.. akhirnya kau bisa menjadi lelaki normal" Josh mendorong tubuh Keith sedikit lebih keras dengan tubuhnya.
"Good luck bro" Josh menepuk pundak Keith kemudian meninggalkannya.
Buru-buru Keith kembali melanjutkan racikan kopinya, untuk Luna.
***
"Ehemm!!" Keith lagi-lagi berdehem, kali ini dengan lebih keras karena seseorang yang berada di depannya tengah asik memainkan ponselnya.
Luna mengangkat wajahnya, menatap Keith dengan menaikkan kedua alisnya penuh tanya.
"Pesananmu" sedikit gugup Keith meletakkan kopi dan sepotong roti di meja kayu berwarna kecoklatan tersebut.
YOU ARE READING
Luna : The Angel of Lunar Eclipse
FantasiLuna, seorang dewi yang ditugaskan untuk turun ke bumi setiap gerhana bulan. Menjaga keseimbangan alam semesta dan mengabulkan satu permintaan manusia setiap malam gerhana bulan tiba. Luna bukanlah dewi si baik hati, dia adalah dewi dengan sikap aro...