☩ THE TARGET ☩ : RANDOM MANSION #2

570 120 19
                                    

Mereka sudah berpencar ke mobilnya masing-masing. Di dalam mobil Asean, Thailand sejak tadi memuji keberanian Indonesia yang lancar mengeluarkan pendapat.

Thai : Waktu dulu aku ikut Papah, yang kulakukan hanyalah diam mendengarkan ucapan mereka tidak mengerti. Tapi kau bisa ikut berbicara mengeluarkan pendapat, itu sungguh sangat keren.

Indo : Hehe, sudah ku katakan bukan, keputusan ku sudah bulat dan itu tidak bisa diganggu gugat.

Asean : Papah bersyukur punya kalian yang mau meneruskan profesi Papah.

Thai : Tapi, posisi Papah itu cuman bisa diganti sama gua, Indo.

Indo : Silahkan saja, tujuan gua bukan mau jadi pengganti, tapi penguasa.

Asean : Mampir sebentar ya ke sini, kita beli makanan dulu buat nanti di rumah.

Mereka berdua hanya mengangguk.

Setelah membeli beragam makanan, mereka kembali ke Mansion, dan ketika sampai mereka di sapa oleh sampah yang berserakan dimana-mana.

Tidak tahu bahwa Papah dan saudara lainnya pulang, mereka masih asyik bermain game tidak sadar sekarang sudah larut malam.

Asean : Astaga, kalian. Apa-apaan ini?!

Sungguh, Asean bersemangat membelikan banyak makanan untuk anak-anaknya, tapi mereka malah membuat Asean merasa terpuruk.

Thai : Heh, beresin cepet!

Mereka menoleh kearah Thailand, kecuali Malay, Myanmar, dan Singapore yang masih asyik bertarung satu sama lain.

Viet : Stt, woi!

Mereka masih tidak mendengarkan, hingga Asean menyuruh Indonesia untuk mematikan seluruh pusat listrik di Mansion nya.

Singa : Woi, mati lampu!

Malay : Ahhh! Gua hampir mau ngalahin Myanmar.

Myanmar : Syukur deh, gua jadi tetep rank satu.

Malay : Gak bisa gitu. Kita tanding ulang!

Singa : Jangan ributin itu dulu, mana handphone gua, senter! Kita butuh senter.

Lalu cahaya datang dari arah berlawanan. Asean menyalakan senter di ponselnya dan memamerkan wajah seram kepada tiga anaknya.

Malay : Woah anj-ing beruk!

Singa : To-lol itu setan!

Mereka panik, berlari kesana kemari tidak peduli dengan gelap, yang harus mereka lakukan adalah mencari tempat yang terang.

Myanmar : Woi tungguin gua, pait, pait, pait. Daging gua pait sumpah-- eh asin juga banyak daki. Hus-hus!

Singa : @#-¿!

Entah kata-kata magic apa yang Singa ucapkan, yang pasti membuat beberapa anak Asean di sana termasuk Indo dan Phil tidak bisa menahan tawa.

Myanmar : Singa lu apain tu setan, malah jadi kesurupan-- g-gua takut anj-ing ah ....

Malay : Jumpscare, gua sampe kaget liat beruk.

Salah satu dari mereka berlari keluar untuk menyalakan lampu lagi, refleks Malay, Myanmar dan Singa lebih terkejut sampai berteriak melemparkan ponselnya kearah Asean. Tapi beruntung bisa Asean tangkap dengan mudah.

Myanmar : Gob-lok itu Papah!

Keringat dingin, tentu saja langsung datang menyerbu wajah dan tubuh mereka. Asean menatap mereka sambil tersenyum? Ah sialan, senyuman itu pasti adalah akhir dari segalanya.

☩ THE TARGET ☩ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang