Sunyi. Bahkan suara deras nya hujan di luar sana pun tak terdengar, diabaikan oleh sosok pemuda yang kini menggenggam segelas bir di tangan kanan yang ditusuk oleh selang infus yang mengalirkan cairan serta obat untuk mengurangi rasa sakit bagi omega yang tengah menjalani masa heat.
Tatapannya terlihat kosong, bibirnya memutih dan sedikit kering yang kemudian dibasahi oleh bir yang diteguk untuk kesekian kalinya. Pikirannya tak mampu bekerja seolah obat suntik yang masuk menekan segala hal yang jadi pemicu hormon nya hingga pandangannya pun melirik ketika seorang omega melangkahkan kakinya dan kembali menyuntikkan obat melalui selang infus, walaupun rasa nyeri nya terasa hingga ke bawah kulit.
"Aku tidak paham— sudah aku katakan, cukup suntikkan obat itu 3 hari sekali, bukan 3 kali sehari."
Suaranya terdengar tenang, tetapi ada percikan amarah yang tertahan dengan tubuh yang duduk dihadapan seorang omega yang tampak kehilangan nyawanya. Hanya menatapnya tanpa memberikan respon karena terlalu banyak menyuntikkan obat sakit dan pengurang pheromones untuk hari ini. Efek samping nya luar biasa hingga pemuda itu akhirnya merespon dengan mata anggukan kepala pelan.
"Hanya— aku tidak ingin membiarkan ketakutan ku ikut ketika bertemu Dojoon," gumam Jungkook dengan tatapan kosongnya, tubuhnya masih terasa begitu sakit dan ingatan ketika tatapan yang Dojoon berikan semakin membuatnya merasa sakit. Takut— Jika Jungkook diperbolehkan untuk jujur, ia takut menghadapi segalanya. Alpha itu menyeramkan dan Jungkook membencinya.
"Aku menunggu waktu ini sangat lama— aku melakukan banyak hal, bela diri, melatih otot- otot ku, olahraga—"
Suara itu semakin menghilang di akhir, tetapi pria omega yang mengenakan kemeja itu masih mampu mendengarnya dengan baik. Ia mencoba memahami bagaimana kehidupan Jungkook yang harus berkamuflase menjadi seorang alpha dari keluarga Jeon, yang memiliki pekerjaan begitu banyak dan hal yang harus dilakukan dan dendam yang mungkin masih tersisa karena kejadian belasan tahun lalu.
"Aku ingin mencari nya— siapa pembunuh itu Seokjin hyung dan aku bisa mati dengan tenang."
Pria bernama Seokjin itu terdiam mendengar suara yang bahkan tak lagi beraturan, suara yang begitu serak hingga Seokjin pun hanya mampu mengangguk, mencoba memahami cara berpikir Jungkook yang nyatanya masih sama. Bahwa, Jungkook akan mati sebagai alpha terhormat dari keluarga Jeon, bagaimanapun alasannya hingga Seokjin pun terdiam dan membiarkan tatapan kosong itu seolah menerawang nya.
"Apa— memiliki mate, menyenangkan?" tanya Jungkook dengan jantung yang berdetak begitu cepat sembari mengingat aroma woody maskulin yang menyapanya di rutan tadi. Menenangkan jika ia mengingat dalam ketakutan seperti ini membuat Jungkook ingin terus mengingatnya dan segalanya terhenti di sana, karena ia adalah seorang alpha sampai kematian nya nanti. Sampai saat itu tiba— Jungkook akan bertindak sebagai alpha dan menemukan siapa dalang pembunuhan dari Jeon Jeongguk.
Pertanyaan itu nyatanya tak mampu membuat bibirnya bergerak dengan segala ragu karena Jeon Jungkook tidak akan bisa bersama dengan mate nya bahkan jika pemuda itu ingin. Terlalu tragis. Ketika sang omega mengorbankan diri hanya karena menginginkan hidup lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Et Cetera (Etc) [ TAEKOOK ]
RomanceKatanya tak ada pilihan, buntu yang di dapat, putus asa pun diterima. Menjalani hidup seolah telah ditentukan, tanpa ada cabang seperti keinginan. Padahal, ada pilihan yang tak terlihat di balik kata et cetera yang diabaikan. tw // violence, menti...