BAB 24

3.2K 472 28
                                    

Angin menyambut begitu lembut ketika pagi tiba, menyapa setiap helaian daun yang terjatuh di trotoar, daun yang masih tersisa di ranting, atau ranting kering yang tak lagi memiliki daun, terlihat kering dan masih mencoba untuk bertahan hidup ketika musim dingin nanti.

Udara pagi ini terasa lebih dingin dari biasanya, memasuki awal Desember hingga dipastikan musim dingin telah tiba walaupun salju belum memberikan tanda akan mewarnai separuh bumi dengan putihnya. Namun, aroma dingin memang terasa cukup kuat pagi ini, terasa begitu jelas oleh sosok pemuda yang tengah terdiam di depan pohon tanpa daunnya di kediaman seorang alpha yang kini berada di sisi lain rumahnya.

Terakhir kali dirinya datang ke tempat ini dengan perasaan campur aduk seperti makanan yang biasa ia makan, tetapi itu terasa enak sedangkan perasaannya sama sekali tidak enak. Ada rasa bersalah, sakit, takut dan cemas mengenai hal yang akan terjadi satu detik setelah ia melakukan sesuatu seolah tak akan ada yang menolongnya dan tak akan ada yang memihak.

Ia merasa bersalah karena telah hidup dengan baik menggunakan identitas Jeongguk, membiarkan setiap orang membungkuk ke arahnya tanpa ragu karena ia adalah seorang alpha Jeon. Jika pikirkan, rasanya Tuhan sedikit tidak adil membiarkan seorang alpha diagungkan sedangkan seorang omega diremehkan begitu saja, bahkan dalam keluarganya sendiri.

Tuan Jeon mengatakan jika dirinya tidak akan hidup lama karena seorang omega, hingga pagi ini Jungkook bertanya-tanya, benarkah seperti itu atau itu hanya kekhawatiran semata yang Tuan Jeon pikirkan hingga Jungkook pun mengangkat pandangannya menatap pohon tanpa daun dengan ranting yang bergerak lembut mengikuti arah angin.

Benarkah jika dirinya hanya mengorbankan orang lain untuk kehidupannya. Pemikiran itu sesekali hadir dan membuatnya cemas membuat Jungkook kembali menunduk, sebelum tubuhnya berjengit ketika seseorang melingkarkan lengan di tubuhnya begitu saja dengan dagu yang kini mendarat di pundak.

Jungkook pun melirik menemukan seorang alpha dengan pheromones woody yang menenangkan tengah memejamkan matanya, menikmati angin yang tengah menyisir helaian rambut hingga Jungkook pun cemburu dan memilih untuk menyisir helaian rambut Taehyung dengan pemiliknya yang kini tersenyum tipis.

"Aku masih bisa mencium pheromones mu dengan baik." ucap Taehyung yang kini memberikan kecupan singkat pada pundak membiarkan omega nya untuk tertawa kecil. Mungkin, pheromones nya tertinggal bekas sentuhan-sentuhan semalam walaupun ia menyembunyikannya, Kim Taehyung akan tetap mencium pheromones nya.

Omega nya begitu manis walaupun sesekali keras kepala, seperti pagi ini. Melewatkan sarapan hanya karena hanyut oleh ranting pohon yang bergerak membuat Taehyung mengeratkan rengkuhannya dan menatap ranting yang kembali mendapatkan tatapan sendu dari iris hitam yang menyembunyikan binar.

"Tae-hyung? Apa omega hidup untuk mengorbankan seseorang?" tanya Jungkook dengan suara yang terdengar begitu ragu sebelum ia menunjuk ke arah pohon hingga Taehyung pun mengikuti arah tunjuknya. "Seperti pohon itu, mengorbankan daun untuk hidupnya sendiri."

Jungkook masih memiliki pemikiran yang sama seperti waktu itu membuat Taehyung terdiam, membiarkan angin menyapa keduanya dan jemari yang terulur, meraih jemari Jungkook dan menggenggamnya begitu erat di dalam saku. Omega mudah kedinginan dan Taehyung tak ingin omega nya kedinginan di tengah pembicaraan.

"Jeongguk mengorbankan dirinya untukku," ucap Jungkook dengan suara lirih dan helaan napas yang begitu berat. Ia mengingat bagaimana Jeongguk melindunginya hari itu, memberikan arahan untuknya naik ke jendela lebih dulu, mengorbankan peringatan kematian dengan namanya hingga semua orang berduka untuknya, bukan Jeongguk. Ia merasa bersalah, tetapi tak tahu bagaimana cara menebusnya.

"Aku terus merasa bersalah." ucap Jungkook yang kembali menunduk, pagi ini pikirannya kembali penuh mengenai hal di masa lalu yang tak bisa lagi diubah dengan Taehyung yang memilih untuk merengkuh omeganya lebih kuat dan menganggukkan kepala, memahami hal yang Jungkook rasakan, rasa bersalah itu, sedih itu karena Taehyung tahu apa yang terjadi pada omega nya.

Et Cetera (Etc) [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang