Acara makan malam semi formal seperti ini bukanlah gaya nya dengan beberapa kenalan yang mengajaknya bicara mengenai bisnis, pertunangan, pernikahan, bahkan saling mengadu nasib mengenai siapa yang lebih baik. Ciri khas para alpha yang gemar menyombongkan apa yang dimiliki bersama aroma alkohol yang begitu menyengat dan mampu menghapuskan pheromones para alpha hingga malam ini alkohol menjadi satu-satunya penyelamat bagi sosok omega yang berada di dalam acara.
Iris sehitam jelaga nya menyorot beberapa alpha yang melangkah di hadapannya, bersama seorang beta ataupun omega yang memang memiliki pekerjaan dari malam hingga pagi. Tugas negara, katanya. Sekedar memuaskan nafsu binatang para alpha yang semakin malam, semakin liar terlebih di bawah pengaruh alkohol. Ia memotret nya segala hal yang terjadi dengan tatapan lelah.
Sungguh, rasanya begitu lelah dan kakinya tak ingin lagi menopang tubuh dan tubuhnya tak ingin lagi menahan keharusan jika ia harus tetap berdiri hingga sakit pun sesekali terasa. Nyatanya, obat suntik yang Seokjin berikan tak lagi mampu menutupi seluruh sakit yang ia rasakan. Mungkin, karena usianya menginjaknya 24 tahun. Sebentar lagi, kematian akan datang menjemputnya, sebentar lagi.
Pemikiran itu membuatnya menghela napas singkat memilih untuk mengambil segelas minuman yang diberikan oleh seorang pelayan. Aroma alkohol sangat menyengat, jika ia boleh menegak tampaknya itu adalah vodka yang entah dicampur apa. Jeon Jungkook sama sekali tidak mengetahuinya. Namun, Jungkook tetap menyesap vodka itu, terasa sangat pahit membuat nya sedikit menggeram.
Ini bukan minuman. Jungkook bergumam dalam hatinya dengan merapalkan kalimat yang sama sambil meneguk minuman sedikit demi sedikit. Rasa nya seperti racun, dibandingkan minuman layak minum hingga Jungkook pun tersentak ketika seseorang mendekat dengan wajah yang tepat berada di belakang telinga. Namun, Jungkook bereaksi cepat, dengan sorot mata tajam dan bergeser seolah ia tenang.
"Pheromones mu, cukup unik, Tuan Jeon."
Jungkook merasa jika itu ada peringatan, bahkan tubuhnya sedikit berjengit dengan jantung yang berdetak cukup cepat. Mungkin kan obat yang Seokjin berikan tidak lagi menutup pheromones nya secara keseluruhan walaupun di masa heat. Rasanya, lidahnya kelu membuat Jungkook hanya membalas tatapan penasaran itu sebagai bentuk perlawanan diri sebelum pheromones alpha menyapa, begitu menyengat, membuat perutnya terasa diaduk. Pria itu mencurigai nya.
"Kau sedang memamerkan pheromones mu pada alpha lain, Tuan?"
Suara itu membangunkan lamunan Jungkook, membuat iris hitam nya melirik ke arah suara baritone yang tepat berada di sampingnya. Perlahan, pundaknya meluruh, tatapannya tak mampu ia alihkan dari pria alpha dengan aroma woody yang kini mampu menenangkan beberapa bagian tubuhnya. Perlahan, Jungkook bersandar pada dinding dengan jemari mengepal dan pandangan menunduk selagi para alpha itu menatap penuh ancaman.
"Tuan Kim, kau tidak memanggil margaku. Kau tidak mengenalku, bukan?" tanya alpha yang kini memilih untuk bergeser, menjauh dari sosok alpha yang tengah ia taruh curiga. Ada yang lebih menarik, seorang alpha dengan marga Kim yang datang ke acara tidak jelas seperti ini Sangat jarang hingga ia penasaran, apa yang dilakukan pria dengan aroma woody itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Et Cetera (Etc) [ TAEKOOK ]
RomansKatanya tak ada pilihan, buntu yang di dapat, putus asa pun diterima. Menjalani hidup seolah telah ditentukan, tanpa ada cabang seperti keinginan. Padahal, ada pilihan yang tak terlihat di balik kata et cetera yang diabaikan. tw // violence, menti...