Lovid-19 | 2

118 17 19
                                    

Aku hanyalah orang biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku hanyalah orang biasa.
Tapi bolehkah kita berdewasa?

IBARATKAN begini.

Setengah pikiranmu berada dalam titik fantasi. Misalnya ada lampu diskotik yang berputar ke sana kemari, musik elektrik dengan volume keras berbunyi, membasuh pandanganmu dengan warna futuristik pelangi tiada sepi, kapan lagi?

Belum lagi kamu diperbolehkan memakai baju kekurangan bahan, benang yang membaluti tubuhmu seolah-olah memberi kehidupan, membentuk lekukan, bagaimana napasmu terembus atas nama kenakalan.

Boleh juga bayangkan seperti ini. Ada mahkota yang tiba-tiba muncul bagaikan animasi, menyusun algoritma yang awalnya kamu pikir anomali, sebelum hadir di puncak kepalamu mencatat eksistensi.

Di sini, kamu berdiri, terikat bukti.

Bahwa sosokmu diciptakan secantik karya seni.

Apa?

Sisa setengahnya?

Janji jangan kecewa, ya?

"FREAK!"

Iya.

Setengahnya lagi realita.

Yang dibenci oleh Arisha Raisa.

Miso yang sedang sibuk main game otomatis mendelik, menatap Arisha yang hebohnya setara ahli akrobatik.

Masalahnya tidak apa-apa kalau berisiknya tiada dua, tapi kalau latar belakangnya di kantin sekolah berisi kaum bermanusia, apa kata dunia?

"Bisa ganti makian lo?"

"Oke, gue ganti," kali ini Arisha malah memukul meja, sepenuhnya mengundang perhatian manusia. "BITCH!"

Menghela napas pasrah, adalah kebiasaan Miso dengan tingkah Arisha yang kerap salah kaprah, "Bruh."

"Sumpah, Mi. Ini seviral perang Ukraina sama Rusia!"

Miso melotot, "Literally?"

"Literally."

Izinkan Miso meluruh, anehnya malah ikut memukul meja yang artinya ia mendukung topik gaduh, tergoda oleh cerocosan Arisha yang kesekian kalinya berlabuh, "Spill the tea."

"Lo tau Lovid-19 nggak?"

"Hah?" Miso melanjutkan game di ponselnya, sambil sesekali menatap Arisha sebingung-bingungnya. "Bentar, bentar. Lo typo?"

"Jujurly, nggak," tergesa-gesa, Arisha langsung menyambar ponselnya, mengetik berita yang sedang viral di mana-mana. "Nih, lihat."

Takut Rumor tentang Evolusi Virus Covid-19, Sejumlah Mahasiswa Kabur dan Dikabarkan Tidak Pernah Kembali dari Lovid-19

Lovid-19Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang