Lovid-19 | 7

42 5 1
                                    

Ingin memiliki, tetapi terlanjur sadar diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingin memiliki, tetapi terlanjur sadar diri.

GEMA.

Satu kata, tapi banyak suara. Satu aksara, tapi mewakilkan desas-desus manusia.

Di antara hiruk-pikuk dinamika, rentetan pengagum Arisha sudah siap membentang dalam membela. Agar setidaknya, perempuan secantik Arisha bisa kembali tersenyum seindah nirmala.

Itu yang ada di pikiran mereka.

Kenyataannya?

Mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Bahkan ketika pakaian Arisha basah, bahkan ketika sebuah tamparan sanggup meninggalkan bekas merah.

"Gimana?"

Apalagi ketika ada Ranji Galaksi, menginisialkan selamat menertawai diri sendiri pada insan sana sini.

"Gimana rasanya ada di bawah?" nada sarkastik Ranji seperti menciptakan ilusi, agar siapa pun bisa ditarik larik agar setia di tepi. "Enak, ya?"

Arisha masih sanggup kuat di halaman sebelumnya, tapi ketika kehadiran Ranji terletak di halaman selanjutnya?

Rasanya ia ingin menghilang seketika.

"Tadi kuat," suaranya menghantui, supaya ia bisa melampaui, "kok sekarang nangis?"

Arisha menundukkan kepala, menyembunyikan wajahnya, "Gue gak nangis woi. Jangan sotoy."

"Gue liat lo beda banget sekarang. Topeng tadi, belajar dari gue, ya?"

Izinkan sajak menderita. Boleh, ya?

Bahwa dalam sedetik saja, Ranji sanggup membuat topeng Arisha meluruh sepenuhnya.

Arisha memberanikan diri, menyuarakan inti, "Mending lo jawab pertanyaan gue. Ngapain lo di sini, freak?"

"Ada anak kecil dateng ke sini."

Meskipun tubuhnya dibelenggu rasa menggigil, kerutan dahi Arisha langsung terpanggil, "Lo idiot atau idiot? Kampus kayak gini gak mungkin ada anak kecil ...."

"Iya, saking kecilnya nggak keliatan tuh, Sha ...." Ranji memilin satu persatu rambut Arisha, merangkai kepangan dalam waktu sesempatnya.

"Apa sih? Kenapa sekarang malah ngepang rambut gue?"

Yang membuat Ranji menarik kepang rambut Arisha, "Biar mirip sama anak kecil."

Lovid-19Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang