Meskipun lewat tanggal kadaluarsa,
Aku masih berdiri di atas nama
Kurung buka titik dua.•
KATANYA, pesta bermuka dua bisa mengubah perspektif adinda.
Bahwa tidak ada lagi yang bisa meluluhlantakkan wajah Arisha dari senyum yang dikulum bibir mungilnya. Apalagi ketika langkahnya bertapak ke arah lelaki yang duduk di rooftop dengan lagak tak terbaca.
"Nih, jaket lo," ia mengerahkan jaket ke lawan bicaranya.
Yang dikasih hanya melirik.
Hal sekecil itu saja rasanya sudah menggelitik. Dibanding menahan diri dari umpatan kritik, Arisha memilih untuk memutar badan untuk pergi secara baik-baik.
"Gak ada makasih?"
Arisha terdiam sejenak.
Yang justru membuat Ranji mengulang ombak, "Gak ada makasih?"
"Hmm ... Jujur, jaket lo kemaren emang bantu gue banget, sih. Tapi kalo lo sengotot itu dengerin makasih gue," balasan Arisha diiringi senyuman penuh paksa, seada-adanya, "makasih ya."
"Hari ini," Ranji mengangkat alis, merintis, "gue lihat lo ada dua."
Yang tadinya Arisha ingin langsung pergi, lagi-lagi dirinya berhenti, "Dua?"
"Arisha dan Sasha. Sayangnya, sekarang gue lagi ngomong sama Arisha, 'kan?"
Arisha mengedipkan mata.
"Kata-kata gue nusuk banget ya kemaren?" lelaki itu melangkah mendekatinya, supaya bisikannya terseret bersastra. "Sampe-sampe hari ini lahir wujud Arisha. Gimana kalo gue ucapin happy birthday, mm?"
"Happy birthday?" Arisha tidak pernah membalikkan tubuhnya untuk menatap lelaki di belakangnya. "Happy unbirthday instead to me, bitch."
Ranji Galaksi, ia diam-diam menghampiri, menerpa rambutnya dengan napas yang menunggu reaksi.
Dekat.
Terlalu dekat.
Melekat.
"Gue udah lahir semenjak lama. Gue justru bahagia. Karena lo, gue lebih kenal diri gue siapa."
"Yakin?"
Arisha terdiam.
"Kalo lo yakin, kenapa gak lihat ke belakang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovid-19
Mystery / ThrillerEra evolusi Covid-19, anomali yang viralnya sedang menyebar kabar angin. Tingkatan bahaya virusnya dipercaya telah berevolusi dalam fase berlusin-lusin. Yang menyisakan kita terpaksa menepi hanya untuk meminta izin, hanya untuk meluangkan batin, bah...