1

6.1K 549 103
                                    

Starting..


"kamu tuh ya! Berapa kali mama bilang, kalo barang abis pake tuh disimpen jangan ditaruh sembarangan biar kalo mau dipake jadi gak ribet nyariinnya!"

Hyunsuk mencoba mengabaikan omelan sang mama, tetap berkeliling rumah untuk menemukan barangnya yang hilang

"ketemu nggak!"

"enggak"

Sang mama menghela nafas keras, sebelum menghampiri anak semata wayangnya itu untuk membantu mencari barang yang katanya hilang "ini apa?!" bahkan hanya dalam sekali berkeliling dan barang yang dicari sedari tadi bisa langsung ditemukan dengan cepatnya

"nah ini dia! Akhinya ketemu juga!!!" bukannya diberikan pada si pemilik, tangan simama malah mengangkat tinggi sebuah jam tangan yang jadi sumber kegaduhan pagi itu

"lain kali kalo nyari barang tuh yang bener! Matanya dipake ngelihat tangan sama kakinya dipake gerak, mulutnya yang diem jangan kebanyakan ngeluh bilang 'gak ada' padahal nyarinya aja gak bener!" Hyunsuk menarik turun sang mama kemudian mengambil jam tangannya

"iya mama cantik! Udah ya, suk berangkat dulu udah kesiangan soalnya.. bye mama laffyu~" setelah berpamitan dan mencium pipi mamanya, Hyunsuk bergegas pergi ke sekolah

Hyunsuk berlari sekuat tenaga menuju sekolah, tapi sekencang apapun ia berlari nyatanya gerbang sudah ditutup sejam sepuluh menit yang lalu. Salahkan saja letak parkiran yang jauh dari sekolah karena adanya ketentuan yang tidak memperbolehkan siswanya membawa kendaraan ke sekolah, membuat Hyunsuk harus rela berlari agar tidak terlambat yang walau akhirnya dia tetap terlambat juga

"pak saㅡ" Hyunsuk mengurungkan niatnya memanggil satpam sekolah saat melihat guru piket keluar dari koridor

"mampus gue!" Hyunsuk memlilih bersembunyi dibalik tembok, dia tidak mau mengambil resiko menampakan diri didepan sang guru

Selain hukuman yang akan menyambutnya sebelum masuk kelas, bisa dipastikan telinganya yang masih berdengung akibat omelan mamanya dirumah akan bertambah panas mendengar pidato yang akan disampaikan sang guru nanti

"lewat pagar belakang ajalah!"

Hyunsuk memang sering melewati pagar belakang untuk bolos dengan teman-temannya jika dirasa kegiatan disekolah membosankan. Mereka akan melewati pagar itu dengan mudah karena terbiasa. Tapi Hyunsuk sepertinya lupa kalau sekarang ini dia terlambat dan bukan akan pergi bolos artinya tidak ada yang akan membantunya melewati pagar dengan mudah

Hyunsuk menatap nanar pagar yang lebih tinggi darinya itu. Pandangannya mengitar kesekeliling, mencoba mencari sesuatu yang bisa dijadikan pijakan atau semacamnya tapi nihil dia tidak menemukan benda apapun yang dirasa berguna

Sampai sudut matanya melihat segerombolan anak yang sangat dikenalnya mendekat kearahnya sambil bercanda

Itu Jihoon dan gengnya hhh!

Hyunsuk merutuk dalam hati, sudah dipastikan hari ini adalah hari sialnya

"eh... ada bayi.. bayi kok jam segini masih belom masuk kelas? Telat ya~" tanya Jihoon dengan senyum menyebalkan

Hyunsuk menggerling malas sebelum mendecak sebal, "menurut lo aja sih"

"haduh galak~"

Diam-diam Hyunsuk memperhatikan teman-teman Jihoon yang dengan mudahnya naik keatas pagar. Hyunsuk iri, seandainya ia lebih tinggi pasti dia juga akan dengan mudah meraih pucuk pagar agar bisa naik keatasnya

"kenapa? Gak nyampe ya? Mau kakak bantuin nggak??" tawar Jihoon, nadanya masih terdengar sangat menyebalkan ditelinga Hyunsuk

Apa-apaan katanya? Kakak?! Yang benar saja! Umur mereka bahkan hanya terpaut satu bulan!

"gak usah!"

Ketujuh teman Jihoon yang sudah ada diatas pagar hanya memperhatikan bagaimana senyum Jihoon kian bertambah lebar padahal nada bicara Hyunsuk terbilang sangat ketus, "beneran loh ya... gue tinggalin nih, tapi jangan nangis" dan mereka hanya bisa menggeleng pelan

Astaga!!!! Terkutuklah Jihoon dengan mulut menyebalkannya

Hyunsuk mendengus kesal, dia sebenarnya tidak ingin ditolong Jihoon. Tapi kalau Jihoon tidak membantunya, dia akan kesusahan untuk masuk kelingkungan sekolah. Tidak mungkin ia pulang kerumah sekarang, bisa-bisa mamanya mengamuk dan berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemotongan uang jajan. Hyunsuk harus bisa masuk ke kawasan sekolah, ya setidaknya sebelum jam istirahat

Hyunsuk agak panik saat melihat Jihoon sudah mengambil ancang-ancang untuk menyusul teman-temannya, jadi dengan berat hati Hyunsuk harus sedikit menurunkan gengsinya

"hhh! Ya udah bantuin gue!"

Jihoon kembali tertawa gemas. Hyunsuk itu lucu, tentang bagaimana dia selalu mencoba mempertahankan egonya yang setinggi langit, membuat tingkat kelucuannya dimata Jihoon bertambah

"deketan dong sini, katanya mau dibantuin" dengan terpaksa Hyunsuk menghampiri Jihoon yang masih tersenyum menyebalkan

Awalnya Hyunsuk kira Jihoon akan membantunya dengan menjadikan bahu kokoh itu sebagai pijakan, tapi ternyata yang dilakukan oleh Jihoon agak berbeda dengan ekspetasinya. Jihoon dengan mudah meraih pinggang Hyunsuk, mengangkatnya sampai teman Jihoon yang sudah ada diatas meraih tangan Hyunsuk dan membantunya bergabung dengan mereka

Hyunsuk terkejut tentu saja, tapi dia berusaha untuk tetap bersikap biasa saja sampai Jihoon menyusul naik dan duduk disebelahnya "gue turun duluan abis itㅡ"

Bruk!

Hyunsuk melompat sebelum Jihoon melanjutkan niat untuk membantunya. Well, itu mudah dilakukan mengingat ini bukan pertama kalinya Hyunsuk menggunakan pagar sebagai sarana penyebrangannya. Hyunsuk hanya tidak bisa naik tapi bukan berarti ia tidak bisa turun'kan?

Dengan santai Hyunsuk menepuk celana bawahnya, merapatkan tas sebelum akhirnya melenggang santai meninggalkan Jihoon dan teman-temannya yang masih diam, terlalu terkejut dengan kejadian Hyunsuk yang melompat begitu saja

"heh bayi kok gak bilang makasih dulu?" Jihoon agak berteriak mengundang tatapan ngeri dari teman-temannya karena bisa saja suara Jihoon itu terdengar oleh guru dan mereka bisa dapat masalah

Sementara Hyunsuk yang masih berjalan santai itu, dengan tanpa berdosanya mengacungkan jari tengahnya tinggi-tinggi bahkan tanpa ada niatan untuk berbalik badan menatap orang yang sudah membantunya itu

"gemes banget sial" pekik Jihoon membuat teman-temannya saling pandang dengan tatapan prihatin

"sakit temen lo"

"giliran blangsak aja baru ditumbalin jadi temen gue!"

Sementara kedua temannya asik berdebat dan Jihoon masih tersenyum tidak jelas, mereka tidak menyadari seseorang tengah menatap nyalang kedelapan orang itu sambil berkacak pinggang

"kalian kenapa pada nangkring disitu?! Mau bolos ya?!"

"dih suudzon aja si ibu.. orang kita baru dateng masa dikira mau bolos"

Sang guru menatap nyalang, membuat mereka menengguk gugup "turun kalian!"

Ya.... terimakasih pada mulut berisik Park Jihoon yang seperti undangan untuk hukuman mereka

To be continue..

Enjoy..└(^ω^)┐

Our Cute Baby Become Naughty [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang