Epilog

3.3K 346 43
                                    

Starting..




"bunda.. cokelatnya abis" Hyunsuk menunjukan toples cokelat yang sudah kosong pada bunda Jisoo yang masih sibuk menguleni adonannya

"eh iya?" sang bunda berpikir sebentar "kalo bunda suruh kamu beli diwarung depan komplek, mau?"

Hyunsuk mengangguk "boleh bunda"

"oke deh.. kamu minta tolong jihoon anterin gih, dia tau kok yang mana warungnya"

"oke!" setelah membentuk oke dengan tangannya, Hyunsuk bergegas menghampiri Jihoon kekamarnya masih dengan toples cokelat ditangannya

"udah semua kan ji?" tangan Hyunsuk yang akan meraih kenop pintu terhenti saat mendenar suara ayah Park dari dalam kamar Jihoon

"udah yah"

"paspormu jangan sampe ilang lho ji, bahaya"

Jihoon mau kemana?

Jihoon menatap malas sang ayah "jihoon bukan anak kecil kali pa" mengundang tawa renyah sang ayah karena raut kesal anaknya

"eh.. kamu disana nanti tinggalnya di asrama atau nyari tempat tinggal sendiri?"

Jihoon sedikit berpikir "kayanya aku bakalan diasrama dulu buat beberapa bulan, sambil nyari apartemen yang cocok.. cocok dikantong maksudnya"

"heh!! Kan udah ayah bilang tugas kamu itu belajar, masalah biaya kamu nanti biar ayah yang pikirin"

"iya ayahhhh"

"cari apartemen yang bagus, gapapa mahal dikit asalkan kamu nyaman"

"dih! Masa suruh nyari yang mahal dikit? Tadi katanya gak usah mikirin biaya, jadi harusnya ayah suruh nyari apartemennya yang mahal banyak!" nyinyir Jihoon

Sang ayah menggerling malas, "ya jangan yang mahal-mahal banget juga dong! Emangnya kamu mau balik kesini ngeliat ayah jadi gembel"

Ayah dan anak itu sibuk bercanda tanpa tahu didepan pintu yang sedikit terbuka itu ada Hyunsuk yang mematung ditempatnya

"eh ji.. kamu udah nyimpen nomor kerabat ayah yang kemaren kan? Jangan sampe ilang lho itu, biar kalo ada apa-apa kamu gak bingung banget nantinya"

"iya tenang aja yah"

"inget ya ji" Jihoon melihat tangan sang ayah yang menepuk bahunya, pandangan ayahnya berubah serius membuat Jihoon agak tegang juga "...kalo udah sampe bandara langsung poto terus kirimin ke ayah"

Kembali Jihoon menatap malas ayahnya, dia pikir ayahnya itu akan membahas masalah serius taunya hanya bercanda_-

"bercanda mulu sih! Udah tua juga"

"yeh! Ya gapapa dong! Kan biar bisa dipamer ke temen-temen ayah nanti"

"pamer soalnya anak ayah yang ganteng ini bisa kuliah diluar negeri?"

Jihoon mau kuliah diluar negeri? Dimana?

"enggak.. pamer kalo anak ayah ada dibandara London hahaha"

Tak!

Tawa ayah Jihoon terhenti saat mendengar ada benda jatuh didepan kamar Jihoon. Dengan cepat kedua orang itu menghampiri pintu

"...hyunsuk?"

Cangung

Itulah yang dirasakan kedua orang itu setelah kejadian didepan kamar Jihoon

Jihoon yang tidak tahu harus mulai menjelaskan darimana dan Hyunsuk yang bingung dengan perasaannya sendiri

"jadi..." nafas Jihoon sampai tercekat saat mendengar Hyunsuk akhirnya membuka suara "lo berangkatnya kapan?"

"....minggu depan"

Tentang perjodohan, itu tidak pernah terjadi karena sejatinya keluarga mereka memang sudah dekat tanpa ada niatan terselubung. Sementara papa dan mamanya semakin sibuk dengan pekerjaannya, Hyunsuk jadi lebih sering berkunjung kerumah Jihoon, entah untuk bermain bersama Doyoung atau membantu bunda Jisoo membuat kue pesanan

"kenapa lo gak bilang sama gue?" Hyunsuk mengigit bibir bawahnya, merasa bodoh dengan pertanyaannya sendiri

Memangnya dia siapa sampai harus tahu segala sesuatu tentang Jihoon?

"suk gue-"

"gapapa ji lupain aja.. lagian itu kan hak lo mau ngasih tau gue apa enggak" Hyunsuk mempercepat langkahnya meninggalkan Jihoon yang menghela nafas panjang

Setelah percakapan singkat itu Hyunsuk tidak lagi datang kerumah Jihoon, pemuda manis itu seakan memberi jarak pada Jihoon

"suk.." Hyunsuk semakin mengeratkan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya "kita mau kebandara nganterin jihoon.. kamu gak mau ikut?"

Hyunsuk tidak menjawab, karena dia yakin kalau dia membuka suara maka air matanya juga akan turun saat itu juga

Sang mama menghela nafas, "yaudah mama sama papa berangkat ya.. sarapan kamu ada dimeja. Dimakan lho ya, kamu udah beberapa hari ini skip makan terus" tak kunjung mendapatkan jawaban, sang mama memilih pergi dari kamar Hyunsuk setelah mencium pelan pelipis sang anak

Dan tepat setelah pintu kamarnya tertutup, Hyunsuk kembali menangis

"hyunsuk gak ikut ma?"

Mama Jennie menatap menyesal pada Jihoon "maaf ya jihoon.. hyunsuknya lagi gak enak badan, padahal dia pengen banget ikut tadi. Tapi dia ada titip salam kok buat kamu"

Mama Jennie bohong tentu saja. Jangankan menitipkan salam, bicara saja Hyunsuk sudah jarang

Tapi Jihoon berusaha tersenyum "gapapa ma.. salam balik juga ya buat hyunsuk, tolong bilangin.. jihoon pasti bakalan kangen banget sama dia"

"ekhem! Kak hyunsuk doang nih yang dikangenin? Kitanya enggak?" ejek Doyoung yang sekarang sedang saling rangkul dengan sang ayah

Jihoon menatap malas adiknya itu "bocah diem deh!" tapi bukannya berhenti, Doyoung malah semakin gencar menggoda sang kakak dan tentu saja ayah mereka ikut andil

Tanpa mereka tahu ada Hyunsuk yang berlari seperti orang kesetanan setelah keluar dari taksi. Matanya mengedar ke segala arah berharap orang yang dicarinya masih ada untuk dapat ia peluk dan memberikan salam perpisahan yang sangat berat keluar dari mulutnya

Hyunsuk terengah setelah berlari menaiki eskalator, tidak peduli pada orang-orang yang memperhatikannya. Sampai pandangannya tertuju pada layar monitor besar yang mencetak jadwal keberangkatan. Terlambat. Penerbangan ke London sudah berlalu sekitar 20 menit yang lalu

Hyunsuk menunduk lesu, mengeluarkan ponsel yang menampilkan roomchatnya dengan Jihoon. Sebuah pesan singkat dari Jihoon yang membuat Hyunsuk menyesal tidak datang lebih awal dan mengabaikan egonya

Tungguin gue ya suk

END

S-supries👀

Our Cute Baby Become Naughty [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang