Seungkwan menata bunga pada vas di samping ranjang rumah sakit. Tadi malam Nyonya Choi pingsan hingga harus rawat inap dan pagi ini Seungkwan berkunjung. Wanita itu tengah tersenyum lebar memperhatikan Seungkwan.
"Saya dengar anda menyukai lavender, Nyonya Choi, benar begitu?" Seungkwan menatap wanita bermarga Choi itu.
"Sangat! Saya jatuh cinta pada Tuan Choi karena ia membelikan saya sepetak kebun lavender di Belanda."
Seungkwan tersenyum. Apakah keluarga ini kelebihan harta?
"Mommy?" Suara berat menginterupsi. Lelaki tinggi dengan hidung Bangir muncul. Ditangannya ia membawa tas cukup besar.
"Ah, Non. Lama sekali Mommy dari tadi ingin berganti pakaian. Sore ini Mommy sudah boleh pulang, kan?"
Si anak hanya mengangguk. Tanpa senyum layaknya robot dan menyerahkan tas kepada ibunya.
"Setidaknya tersenyum walaupun tidak ingin menjawab, arachi?" Nyonya Choi menatap kesal anaknya. Si anak hanya mengangguk.
"Seungkwan saya berganti dulu, ya? Temani Vernon disini, oke?"
Mau tak mau Seungkwan mengiyakan dan melihat punggung wanita itu hilang di balik pintu kamar mandi. Kini ia membisu bersama lelaki tinggi dengan kulit putih.
Seungkwan haus dan menuju pintu ruangan namun belum ia menyentuh gagang sebuah suara menginterupsi dan berhasil membuat pipinya bersemu.
"Seungkwan kau benar-benar cantik saat dilihat lebih dekat."
Seungkwan berbalik dan mendapati wajah kaku Vernon yang menatapnya intens.
"Anda tidak menatap wajah saya, Hansol-ssi, melainkan bibir saya." Seungkwan tak bodoh. Manik cokelat terang itu terus memperhatikan bibirnya tanpa kedip.
"Maaf." Vernon membungkuk. Ia menatap manik Seungkwan. "Apa saya sudah benar menatap anda?"
"Setidaknya lebih baik," jawab Seungkwan dengan senyum kecilnya.
Lagi-lagi pipi Seungkwan harus bersemu kali ini lebih parah hingga telinganya sakit. Bisa dipastikan seluruh wajahnya memerah.
Lelaki tinggi itu tiba-tiba saja mendekap tubuh Seungkwan. Vernon menenggelamkan wajahnya pada bahu Seungkwan.
"Biarkan saya memeluk sebentar saja. Anda berbau jeruk, menyegarkan." Vernon berbicara sambil memeluk Seungkwan.
"Astaga!"
Keduanya saling menjauh dan menatap seorang perawat yang terkejut.
"Saya kira kalian berciuman. Maaf saya ingin memeriksa Nyonya Choi." Perawat itu segera masuk bersamaan dengan keluarnya Nyonya Choi dari kamar mandi.
Seungkwan malu dan bergegas keluar dari kamar inap.
***
Keduanya duduk pada bangku di taman rumah sakit. Seungkwan merasa risih karena Vernon sedari tadi tak melepaskan pandangan darinya.
"Ada sesuatu di wajah saya, Hansol-ssi?" Seungkwan menatap Vernon.
"Ada. Kecantikan."
Seungkwan menyesal bertanya kini pipinya pasti merah. Kenapa lelaki blasteran ini bermulut enteng sekali.
"Brother." Seorang lelaki muncul. Senyumnya lebar dengan rambut cokelat dan wajah khas orang Korea. Tangannya segera terulur pada Seungkwan.
"Saya Lee Chan, sepupu Vernon. Anda pasti Seungkwan, kan?" Seungkwan mengangguk dan menerima uluran tangan. Keduanya berjabat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boo || VerKwan
FanficIni kisah manis antara dua anak Adam dengan sifat yang bertolak belakang. Si manis Boo Seungkwan dan si kaku Chwe Vernon terjebak dalam pernikahan. Keduanya yang masih baru dalam dunia cinta sedang kalut sebab perasaan masing-masing. "Kwannie hamil...