XIII 🔞

1K 43 1
                                    

Vernon tak ingat bagaimana ia bisa mengendarai mobil hingga kembali ke apart. Kini ia berdiri di depan pintu bahkan tanpa sadar bisa membuka password dan menemukan istrinya duduk tenang sambil menonton kartun kesukaannya. Vernon merasakan panas ditubuhnya seakan menjeratnya.

"Kwan."

"Oh, Hansol! Kenapa?"

Vernon tak menjawab, ia segera memeluk Seungkwan dan menangis sekeras yang ia bisa dibahu istrinya. Sakit hati Vernon dan kenangan Elyn bahkan mengingat interaksi Joshua dengan mantannya membuat Vernon kecewa. Vernon setiap hari mempertanyakan apakah ia pantas menjadi seperti ini? Apakah Seungkwan bahagia walaupun ia lebih muda?

"Kamu mabuk, Sayang?" Seungkwan mengusap pinggang Vernon. Bau alkohol menguar terlalu kuat saat bibir Vernon mengecup bibirnya.

Vernon mendorongnya ke sofa. Kecupan itu berubah menjadi lumatan. Bunyi kecapan basah terdengar nyaring bahkan berpadu dengan desahan halus Seungkwan.

"Sol ... Emphh."

Seungkwan menekan tengkuk Vernon agar ciuman mereka lebih dalam. Lidah Vernon daritadi sudah mengobrak-abrik isi mulutnya hingga saliva mereka turun ke dagu dan membasahi kaos yang Seungkwan kenakan.

"Enghh." Tangan Vernon masuk ke dalam kaos yang Seungkwan kenakan. Telapak tangannya mengusap kulit tubuh lembut istrinya. Kedua benda mungil di dadanya menjadi incaran jari Vernon.

"Sol ... Enghh emphh." Seungkwan menggelinjang saat bibir Vernon menelusuri lehernya dan memberikan kecupan kupu-kupu sebelum melumat.

"Sol."

"Ya sebut namaku, Kwan." Dengan deep voicenya Vernon berhasil membuat Seungkwan meremang. Suaminya memang sehari-hari sudah seksi namun saat ini sisi seksinya menjadi berkali-kali lipat.

Kaos Seungkwan sudah tidak ditubuhnya. Jari Vernon berganti menjadi mulutnya. Tangan Vernon menuju area bawah dan mengusap paha mulus istrinya yang terekspos.

"Sol ... Nghh ja-jangan ahh."

"Jangan apa?" Vernon menghentikan kegiatannya dan menatap Seungkwan dengan genangan air mata.

"Ti-tidak. Aku malu." Seungkwan menutup wajahnya.

Vernon tersenyum. "Kamu percaya sama aku kan, Kwan?"

Seungkwan menatap suaminya dan mengangguk.

"Aku janji bakal pelan. Ini yang pertama untuk kita berdua."

Seungkwan kembali mengangguk.

Setelah mendapat izin dari sang istri Vernon menurunkan celana pendek Seungkwan. Tangannya menuju area belakang dan kembali melepaskan pakaian dalam istrinya. Kini tubuh mungil itu polos tanpa sehelai benang pun.

Kulit istrinya lembut dan halus. Bahkan dalam cuaca sedingin apapun Seungkwan selalu hangat. Kulitnya yang putih susu benar-benar cantik bahkan semakin mempesona karena peluh yang membasahi.

"Ja-jangan diliatin begitu, Sol, aku malu." Seungkwan menutupi area privasinya.

"Kamu indah begini untuk apa malu?" Verno. Tidak sedang menggombal namun istrinya luar biasa indah.

"Emhh."

Vernon membawa mereka berciuman dan mengusap seluruh tubuh Seungkwan. Kulit hangat istrinya terasa panas di sentuhannya.

"Sol eunghh." Seungkwan mengigit bahunya saat satu jari Vernon masuk.

"Lubenya ada di tas," ucap Seungkwan.

"Mau pindah ke kamar?" Seungkwan mengangguk. Vernon segera menggendong istrinya.

Setelah membaringkan Seungkwan Vernon bergegas membuka laci dan menemukan lube yang selalu Jeonghan ingatkan untuk mereka bawa kemanapun.

Baby Boo || VerKwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang