13: Pengenalan Spesial

1.1K 56 8
                                    

Early Update, who's excited? (Boo, no one)

Kiri dan kanan atas: Alphabet Heart Tag Letter Charm and Chain.
Cc: http://tiffany.com

Kanan bawah: Tiffany & Co's Gift Box.
Cc: http://macaronsandbubbly.com

Vote & Comment! Thx :)

----

Adrian Dewangga: Lagi ultah kan?
Adrian Dewangga: Selamat ulang tahun. Panjang umur, sehat selalu. Kurang-kurangin deh tuh bawel dan alaynya.
Adrian Dewangga: Semangat kelas 12 nya. Bismillah UI.
Adrian Dewangga: Gua jemput ya.
Adrian Dewangga: Gak nerima kata 'engga'.

Pesan Adrian di kirim 11 menit yang lalu.

Semenjak pulang dari Bandung 3 bulan yang lalu, kami tidak henti-hentinya mengirim pesan kepada satu sama lain lewat jejaring sosial.

Perjodohan itu secara tidak langsung membuat kami merasa terikat. Aku dan Adrian merasa bahwa kami memiliki suatu hubungan.

Hubungan apa juga kami tidak tau. Pacaran? Tidak. Sahabat? Juga tidak. Intinya, kami berdua menjadi lebih bergantung pada satu sama lain.

Adrian sudah lulus dari SMA dengan NEM yang cukup memuaskan, 59.80

Cukup memuaskan, katanya. Nilai 59.80 mendekati kesempurnaan. Sedikit lagi ia meraih nem sempurna. Memang jenius.

Adrian di terima di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia mengambil jurusan Manajemen, Adrian akan melanjutkan perusahaan papanya.

"Happy birthdaay, Athena"
"Happy birthday"
"Hbd Then"

Sepanjang berjalan di koridor, teman-temanku mengucapkan selamat ulang tahun padaku.

"Di jemput siapa lo?" Jasmine, temanku bertanya.

"Cowok gue" Jawabku sambil bercanda.

"HAH? Lo punya cowok? Sejak kapan?" Jasmine menyetopku di tempat, ia meletakkan kedua tangannya di pipiku.

"Hahaha, engga, Jas. Bercanda doang"

Handphoneku bergetar, nama 'Adrian' tertera di Caller ID. Pasti ia sudah sampai.

"Jas, udah nyampe kayaknya dia. Gue duluan yaa" Pamitku pada Jasmine, lalu dengan tergesa-gesa berlari menuju lobby.

"Halo?" Aku mengangkat telfon Adrian.

"Dimana? Gua parkir deket pohon"

"Pohon mana? Pohon banyak tau"

"Ya pohon, cari aja. Gua bawa mobil biasanya kok"

"Biasanya yang mana?"

"Ya yang biasa"

"Kocak lo"

"Emang" Kemudian Adrian memutus sambungan telfon.

"Ish" Dengusku sambil menatap layar handphone.

Aku berjalan menuju parkiran, sambil mencari-cari mobil. Ada Range Rover, Vellfire dan Aventador. Ketiganya parkir di dekat pohon.

Aduh. Adrian bawa mobil apa ya?

Aventador hitam perlahan berjalan mendekat, berhenti saat pintu kursi penumpang di hadapanku. Kacanya dibuka, memperlihatkan Adrian yang tengah memakai kacamata hitam. Wow.

"Oi"

Jantungku berdegup satu tempo lebih cepat, beberapa saat yang lalu otakku seakan berhenti bekerja.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang