Photo: Eric Kayser Artisan Boulanger.
Cc: http://urbanouteaters.com> Lagi semangat nge-update karena bentar lagi cerita ini mau selesai, waaa.
Vote + Comment. Love <3
----
"Papa mau ketemu siapa, Pa?"
"Klien penting Papa, mbak Ce. Beliau punya anak, seumuran kamu atau diatas kamu gitu kalau gak salah. Nanti kamu ngobrol aja sama anaknya ya"
Malam ini papa mengajakku untuk menemaninya bertemu seorang klien di Plaza Senayan. Mama sedang malas bepergian.
Daripada menghabiskan malam minggu di rumah, lebih baik menghabiskan di mall.
Hahaha, dasar jomblo."Selamat malam, Pak Joko" Sapa Papa saat mendekati meja bapak-bapak berperawakan Arab.
"Selamat malam, Pak Samudera" Pak Joko langsung berdiri, mereka bersalaman. "Ini anak saya, pak"
Aku tersenyum pada beliau. Lalu bersalaman.
"Waduh, anakku kemana?" Pak Joko mencari-cari di sekitar. "Tadi katanya mau ketemuan sama pacarnya, ahaha"
"Tuh, mbak. Adrian mana?" Tanya Papa sambil mencolekku.
"Apaan sih, Paa?" Aku merasa wajahku memerah, rasa hangat menjalari pipiku.
"Ah itu dia" Potong Pak Joko, beliau melihat kearah pintu masuk restaurant.
Itu.. hah?
Jadi Pak Joko merupakan ayah dari Callista?
"Eh, Athena!" Sapa Callista.
Callista bersalaman dengan Papa.
"Cal" Sapaku balik sambil tersenyum, agak bingung dengan apa yang harus aku lakukan.
"Kalian kenal?" Tanya Papa.
Aku tersenyum lalu mengangguk ke arah papa.
"Deva mana, Cal?" Tanya Pak Joko terhadap anaknya.
"Lagi on the way sini, Pi" Jawab Callista sambil mengetik sesuatu di handphonenya.
"Kita kemana aja yuk gitu. Aku males kalau nungguin bapak-bapak ngobrol. Bosen" Bisik Callista.
"Ya udah, yuk"
Setelah berpamitan kepada Papa dan Pak Joko, aku dan Callista keluar dari restaurant.
"Apa kabar, Athena?" Tanya Callista dengan raut wajah ceria.
Dalam hati, aku memang mengakui bahwa Callista memiliki wajah yang amat sangat cantik. Betapa cocoknya jika Adrian dan Callista di satukan.
"Baik, Alhamdulillah. Kamu gimana? Masuk Uni mana?"
"Aku sekarang Trisakti, Then. Adrian dimana? Aku denger dia UI ya sekarang?"
"Iyaa, dia UI" Jawabku berusaha untuk terdengar santai. Haruskah kita membahas Adrian?
"Gila, aku kangen banget sama dia" Callista mengaku.
Adrian jauh jauh jaauh lebih kangen sama kamu, Cal.
Sesakit-sakitnya pengakuanku itu, sebenar-benarnya kenyataan.
"Contact dia lah, Cal"
"Aah, aku gak berani. Mau diapain aku sama Deva? Oh iya, Adri cerita tentang aku gitu gak ke kamu?" Nada ceria dalam pertanyaan Callista lama-lama membuatku kesal.
"Ya gituu"
"Gitu gimana? Ihh kamu bisa banget bikin aku kepo. Dia ngomong apa ajaa? Ayoolah. Dia cerita dia nyesel putusin aku atau apa gitu gakk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
Teen FictionMenceritakan seorang yang di tinggalkan, tapi terlalu enggan untuk meninggalkan.