8: Terluka

900 58 3
                                    

Atas: Colette & Lola - Senopati.
Cc: http://jktgo.com

Bawah: BRANCHÉ - Senopati.
Cc: http://eatandtreats.blogspot.com

----

"Lo salah! Lo salah kalau berfikir bahwa definisi sedih itu definisi kehidupan lo. Bener kata mbak Aly, buka mata lo! Liat di luar sana, ada banyak orang yang hidupnya lebih sedih daripada lo. Ada! Lo berkehidupan cukup, lebih dari cukup malah. Sedangkan orang di luar sana, mereka berkehidupan kurang, tapi mereka tetep seneng. Kenapa? Karena mereka tau caranya bersyukur! Lo? Hidup serba berkecukupan, tapi gak tau gimana caranya bersyukur!"

Itulah kata-kata terakhirku pada Adrian sebelum keluar dari ruangannya.

Sudah seminggu semenjak kejadian itu.

~*~

Handphone-ku bergetar. Sepertinya ada line masuk.

Adrian Dewangga: Athena, gua butuh bantuan lo. Sekali lagi.

Adrian ternyata, dan ia ingin minta tolong padaku. Lagi? Ada apa?

Adrian Dewangga: Lo bisa nyetir?

Athena Winata: Bisa, ada apaa?
Athena Winata: Gue mau bantu, asalkan kalo lo ngetik akhiran kalimatnya jangan tambahin titik

Adrian Dewangga: Lo lagi di rumah?
Adrian Dewangga: Ya.
Adrian Dewangga: Ya

Athena Winata: Lagi di luar, kalo mau jemput gue kesini

Adrian Dewangga: Lo dimana? Jauh gak dari sekitar Pondok Indah?

Athena Winata: Justru lagi di Street Gallery. Mau jemput beneran?
Athena Winata: Tapi nanti lo susul gue ke dalem ya
Athena Winata: Lagi di Monolog

Adrian Dewangga: Gak bisa, harus cepet-cepet

Athena Winata: Yaudah cari bantuan orang lain aja

Adrian Dewangga: Ya udah
Adrian Dewangga: Nanti gua ke dalem

"Mas, mau order" Ucapku pada seorang waiter.

Setelah memesan dan menunggu selama 15 menit, akhirnya pesananku datang bersamaan dengan datangnya Adrian.

Semua mata memandangnya, khususnya mata para wanita. Lalu mereka menatapku, membuatku merasa tidak nyaman.

"Hai" Ucapnya sangat datar sambil menarik kursi di hadapanku.

Adrian melihat jam di pergelangan tangannya.

"Udah jam setengah 3, take away aja gimana?"

Belum ada 1 menit ia duduk, sudah mengajak pergi saja. Unik sekali orang ini.

"Laper banget gue. Gimana dong?" Ucapku lalu menyeruput Jus semangka yang ku pesan.

"Makan di mobil aja. Mbak!" Adrian mengangkat tangannya.

"Ini makanannya mau di take away. Sama sekalian bill ya" Kata Adrian saat sang mbak menghampiri meja kami.

Huh ya sudah, mengalah saja.

"Lo mau minta tolong apa ke gue?"

"Nanti aja di mobil" Jawab Adrian singkat lalu ia memainkan handphonenya.

"Ini mas, billnya"

Adrian mengeluarkan dompetnya.

"Gua bayarin"

"Oh yaudah, makasih" Aku terlalu malas untuk memulai perdebatan dengan seorang Adrian Dewangga.

Beberapa menit kemudian sang mbak kembali datang membawa plastik berisi takeaway-ku.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang