.
.
.
.
.
Jika saja bukan karena Andra, belum tentu Luthfi akan membiarkan Vano duduk di sebelahnya.Pemuda itu terus saja menatap ke arahnya dan senyum-senyum tidak jelas, hal itu membuat Luthfi sedikit kesal.
"Ngapain lo senyum-senyum gitu?!" Vano masih saja tersenyum saat Luthfi mengatakan itu.
"Abang seneng bisa jalan neng bidadari." Luthfi semakin menatap kesal saat lagi-lagi mendengar panggilan itu dari Vano.
"Gue cowok, jadi berhenti manggil gue gitu, atau lo gak bakal dapat kesempatan kedua." Vano langsung menutup mulutnya, bisa bahaya jika Luthfi merubah pikirannya lagi.
"Luthfi liat, gue dapet ini." Luthfi langsung tersenyum saat Andra menunjukan sebuah boneka.
"Bawain Fi, gue mau main lagi." Luthfi hanya bisa menerima bonek milik Andra itu dan melihat sepupu kesayangannya itu kembali menuju mesin capit boneka.
"Luthfi." Pemuda tinggi itu menoleh pada Vano yang baru saja memanggil namanya.
"Apa?" Luthfi tau dari tatapan mata Vano saat ini, pemuda itu tengah serius.
"Ada apa?" Luthfi mengernyit saat Vano tiba-tiba bertanya.
"Maksudnya?" Vano menunjuk Andra dengan dagu nya.
"Kenapa lo kelihatan marah banget tadi, dan lagi Andra habis nangis kan? Ada apa? Ada yang ganggu kalian?" Luthfi yang mendengar itu seketika kembali merasa kesal atas perlakuan Bima pada Andra.
"Bima ngehina Andra, dan gue marah soal itu." Vano mengangguk kecil, dia tau bagi Luthfi Andra adalah segalanya. Bahkan bisa-bisa posisi nya nanti akan kalah dengan Andra.
"Perlu gue bales dia gak?" Luthfi menggeleng.
"Gak perlu, gue yakin bang Dane sama bang Edz pasti udah ngebales itu." Vano tertawa kecil.
"Pastinya, gimana pun Andra itu salah satu kesayangan bang Dane dari dulu."
.
.
.
.
.
Vano mengulas senyum saat melihat bagaimana Luthfi menuruti semua permintaan Andra, pemuda tinggi itu sama sekali tidak mengeluh atau pun menolak permintaan Andra.Bahkan hingga Andra kelelahan karena mengelilingi mall pun Luthfi dengan sabar merangkul sepupu nya itu, Luthfi bahkan membiarkan Andra tidur di pelukan nya saat di dalam mobil.
"Ngapain lo ngeliatin gue?" Vano menggeleng kecil saat mendengar suara Luthfi yang sedikit berbisik.
"Lo sesayang itu ya sama Andra?" Luthfi menaikan sebelah alisnya.
"Perlu banget gue jawab?" Vano kembali menggeleng.
"Gak usah, gue udah bisa lihat sesayang apa lo sama dia." Setelahnya Vano hanya mendengar deheman dari Luthfi.
"Fi, lo beneran udah maafin gue kan?" Lagi-lagi hanya deheman yang di dapan Vano.
"Hm."
"Apa gue bener dapet kesempatan kedua dari lo?"
"Hm."
"Luthfi jawab gue yang bener dong, masa cuma hm hm aja dari tadi." Luthfi berdecak kesal.
"Suka-suka gue, kalau lo gak suka ya jangan ngomong sama gue." Vano langsung diam setelah mendengar itu, dia cukup tau jika Luthfi sudah seperti itu tanda nya dia harus diam.
"Luthfi, kapan gue bisa ketemu orang tua lo?" Luthfi menatap Vano bingung, untuk apa Vano bertemu orang tua nya.
"Mau ngapain?"
"Ngelamar lo, gue mau serius sama lo." Luthfi mendelik, jika saja dia tidak ingat ada Andra yang tengah tidur di dekapannya sudah pasti Vano akan merasakan jambakan maut Luthfi.
"Lo gila? Lo kira gue mau nikah sama lo?" Vano menatap Luthfi sejenak.
"Gue udah gila dari tiga tahun lalu Luth, dari waktu gue ngelakuin hal bodoh yang udah bikin gue kehilangan lo." Vano melihat Luthfi hanya diam dari spion tengah.
"Gue bahkan gak yakin kalau lo bener-bener berubah." Ucapan Luthfi membuat Vano sadar jika pemuda itu belum sepenuhnya memaafkan dia.
"Gue bakal buktiin kalau gue serius sama lo Luth."
.
.
.
.
.
"Gue mau ngomong sama lo." Luthfi berjalan mendahului Vano yang baru saja keluar dari kamar Andra.Pemuda tinggi itu tadi memaksa memindahkan Andra ke kamarnya, Vano tidak membiarkan Luthfi menggendong Andra ke lantai dua sendiri.
"Lo mau ngomong apa Fi?" Vano mendudukkan dirinya di sebelah Luthfi.
"Lo tau kan gue gak suka orang bego?" Vano mengangguk, dia tau itu bahkan sejak mereka masih kuliah.
"Iya gue tau."
"Lo tau gue benci buaya kan?" Lagi-lagi Vano mengangguk.
"Iya gue tau Fi."
"Kali ini kalau gue kasih lo kesempatan, jangan pernah kecewain gue." Vano mengerjap beberapa kali sebelum menatap lekat pada Luthfi.
"Jadi lo beneran kasih gue kesempatan ke dua sekarang?" Luthfi mengangguk acuh.
"Hm, jadi jangan bikin gue kecewa lagi." Vano langsung mengangguk antusias malam itu.
"Gue janji gak bakal ngelakuin hal yang sama lagi, makasih banyak Fi."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.Visualisasi Luthfi waktu Andra di hina 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Not too late
Fanfiction"Gue itu benci sama buaya!" "Neng bidadari, makin cakep aja, mau maafin abang gak?" Ini hanya sepenggal kisah tentang buaya tobat yang ingin kembali merengkuh neng bidadari... Perjuangan Vano kembali mendapatkan cinta dan hati Luthfi... Apakah Vano...