Remaja laki-laki disana sudah berdiri lebih dari seratus delapan puluh detik. Ketua tanganya menyilang didepan dada. Matanya tak henti mengawasi sepasang sahabat yang tak jauh dari tempatnya kini berada.Daun pun sudah berguguran jatuh mengenainya, lalu jatuh pada tanah lapangan.
Keempat temannya pun setia menemani, dengan duduk di atas guguran dedaunan ditanah.
"Heran gue sama si blue. Kemana-mana nempel terus sama si putih." Ucap Black, yang sedang mengumpulkan daun didekatnya.
"Gimana nih, udah sejauh mana deketin target?" Tanya Allegro, dengan menyobek setiap daun yang didapat, dari pohon yang melindungi merdeka dari panasnya matahari.
"Lumayan." Jawab Abu dengan menggumam, dan kedua matanya masih setia mengawasi.
"Batalin targetnya. Putih gak pantes jadi bahan percobaan lo. Dia cewek baik-baik." Ucap Kenan, yang tiba-tiba bersuara.
Terdengar suara kekehan dari Sivon.
"Semua cewek juga baik-baik. Kecuali Callista." Sahutnya, mendapatkan lirikan sekilas dari Abu.
"Nah tuh, orangnya dateng." Ucap Black, melihat siswi yang memakai bando polkadot hitam yang menghiasi rambutnya.
Abu menegakan badannya, dan tak lagi menyender pada pohon dibelakangnya. Kedua tangannya pun menyambut kedatangan Callista, yang langsung menghampiri dan memeluknya singkat.
"Hai, lagi ngapain disini."
"Nungguin pohonnya berbuah."
Itu bukan suara Abu, tapi Sivon yang menjawabnya, membuat mereka kompak meliriknya sekilas.
Tak jauh dari tempat Callista yang menghampiri Abu, ada seorang siswi lagi yang datang bersama Callista tadi, dan memilih untuk berjalan menghampiri salah satu dari cowok disana, yang terlihat tengah duduk menyandar pada pohon, dengan sebelah kaki yang ditekuk.
Violet tersenyum senang, kala tidak melihat benda persegi canggih yang selalu cowok itu mainkan. Kali ini matanya memandang lurus sekitaran.
"Hai."
Violet memilih duduk didekatnya. Melirik terus menerus pada cowok yang duduk diam di sebalahnya.
"Tumben gak main HP?" Tanyanya, tanpa menghilangkan garis senyum diwajahnya.
Namun Aksen hanya diam saja, mengembuskan napasnya dengan tenang, dan menatap lurus kedepan.
Sivon dan Black pun jadi memperhatikan Violet yang tengah gencar mendekati teman mereka, yang selalu cosplay menjadi batu setiap didekati.
Kasian.
"Udah makan?"
Hening.
Angin seakan menelan halus suara yang keluar dari bibir Violet, hingga membuat orang yang diajaknya bicara tidak mendengar.
"Oh ya. Untuk tugas kelompok kita, mau dikerjain dimana?" Tanya Violet lagi, seolah tak lelah walau terabaikan.
Hening.
Angin seakan senang sekali membawa serta suaranya, hingga ia tidak mendapatkan balasan dari orang yang diajaknya bicara.
"Keterlaluan." Gumam Allegro, merasa kasian sekali pada Violet, dan mengutuk keras teman batunya itu.
Seakan mulai merasa tak nyaman, kedua bola mata Violet bergerak kesana kemari. Gemuruh didalam dadanya masih tidak berhenti. Namun Aksen seperti tidak terganggu, cowok itu terlihat sangat tenang, dengan angin yang perlahan menerpa wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Abu Putih Biru
Teen Fiction"Kamu pergi, kita putus!" "Kamu bercanda, kan? Tarik ucapan kamu." "AKU BILANG KITA PUTUS!" Hening. "Oke. Kita putus!" "Kamu serius? Kamu mau kita putus Abu?" "Itu kan yang kamu mau?" Dan harusnya ketika itu Abu mengerti, bahwa Putih hanya berniat...