Baru saja remaja laki-laki itu keluar dari ruang BK, satu orang gadis sudah lebih dulu menarik tangannya dengan jalan yang tergesa, membawa mereka pada lorong yang sepi.
"Jelasin tadi maksudnya apa!"
Callista mendorong Abu tepat pada tembok lorong, dengan napas yang memburu dan amarah yang kentara sekali terlihat.
"Lo cemburu?" Tanya Abu.
Callista memalingkan wajahnya dengan kasar. Kedua tangannya bersidekap dada untuk sesaat, namun semua itu malah membuatnya gelisah.
Bugh.
Akhirnya, tangan gadis itu memukul bahu cowok disana--walau dengan tenaga yang pelan.
"Maksudnya tadi apa kamu cium cewek itu didepan semua orang. Didepan aku. Didepan semua temen-temen kamu. Sebenarnya kamu ada hubungan apa sama cewek itu. Katanya cuma taruhan. Cuma mau jadiin cewek itu mainan, buat menuhi tantangan, tapi tadi apa. Itu yang namanya taruhan?"
Callista seperti memang benar-benar marah dimakan api cemburu, hingga membuatnya terus berbicara tanpa henti dari satu tarikan napas.
"Iya. Itu emang taruhan." Sahut Abi begitu santai.
Callista mendengus.
"Aku bakalan kasih cewek itu pelajaran, berani-beraninya dia--"
"--Call."
Abu lebih dulu mencegah gadis itu yang akan pergi dengan kekesalannya yang masih belum teredam.
"Udah gue bilang itu cuma taruhan. Kalo gak percaya tanya sama anak-anak. Black yang ngasih tantangan itu supaya gue bisa bikin si Ketua OSIS kesel. Lo tahu gue cuma mau mainin dia. Lo tahu taruhan apa yang gue mainin sama anak-anak. Be please stop. Don't angry. Jangan buat macem-macem!" Ucap Abu, berhasil membuat Callista sedikit lebih tenang.
"Kamu tahu Abu, aku gak suka liat kamu deketin cewek lain selain aku. Oke fine kalo kamu cuma mau main-main, aku masih bisa ngerti. Tapi kalo sampe kamu beneran--aku gak mau. Aku gak bakal biarin itu. Ngerti kan, maksud aku?" Ucap Callista.
Abu mengangguk.
"Gak usah marah. Dan gak usah cemburu Call."
🗑️
BUGH
BRAAKK
"BRENGSEK LO."
Abu tersungkur dilantai lorong dekat ruangan OSIS. Sebelah tangannya mengusap pelan lebam yang ketua OSIS itu ciptakan didekat mata kirinya.
BUGH
Tidak membiarkan Abu terdiam, Biru kembali memukul sisi wajahnya, lalu menarik kerah seragamnya dengan kasar hingga membuatnya kembali berdiri--hanya untuk kembali dipukul.
BUGH
"BERANI-BERANINYA LO SENTUH PUTIH KAYA TADI. BRENGSEK LO." Bentaknya.
Sudut bibir Abu hanya tertarik untuk menyeringai. Matanya melirik sinis pada ketua OSIS itu.
"Kenapa? Lo iri, karna gak bisa ngelakuin hal yang sama ke Putih? Lo jealous karna gue bisa lakuin itu ke Putih, sementara lo enggak?" Ucap Abu dengan terkekeh--mengejek--yang langsung memancing emosi ketua OSIS itu semakin memuncak.
BUGH
Biru kembali melayangkan tinjuannya. Mendecih dengan kesal dan menatap nyalang lawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Abu Putih Biru
Fiksi Remaja"Kamu pergi, kita putus!" "Kamu bercanda, kan? Tarik ucapan kamu." "AKU BILANG KITA PUTUS!" Hening. "Oke. Kita putus!" "Kamu serius? Kamu mau kita putus Abu?" "Itu kan yang kamu mau?" Dan harusnya ketika itu Abu mengerti, bahwa Putih hanya berniat...