||19|| Meet Kean

3 2 0
                                    

"BRENGSEK!"

BUGH

Untuk pukulan yang kedua, Biru berhasil membuat Abu terjatuh ke lantai, dengan kepala yang tertoleh ke samping.

Si ketua OSIS itu masih mengepulkan amarahnya, dengan langsung menarik kasar kerah jaket yang Abu kenakan, hingga membuat sang empunya kembali berdiri. Biru semakin mendekatkan wajah yang penuh amarahnya pada Abu.

"Lo cowok yang paling brengsek yang gue kenal. Untuk kesekian kalinya lo bikin Putih kecewa." Geramnya.

BUGH

Abu memukul balik sisi wajah Biru, hingga membuat cowok itu termundur beberapa langkah kebelakang.

"GUE, LAGI GAK MAU BERANTEM SAMA LO! JANGAN MANCING EMOSI. GUE KESINI BUAT PUTIH, BUKAN BUAT RIBUT!" Teriak Abu, dengan emosi yang berhasil terpancing.

Biru tersenyum sinis menatap Abu. "Buat putih?" Lalu ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Ini yang katanya datang buat Putih? Datang di saat semua orang pergi dan acaranya udah selesai? Biarin sahabat gue nungguin lo, berharap dan yakin kalo lo bakal datang buat suport dia. Yang nyatanya lo gak muncul sedikitpun waktu dia bacain puisinya di panggung sana." Ucapnya, menunjuk panggung yang berada tepat di belakang Abu.

"Tapi akhirnya gue tetep datang juga, kan." Sahut Abu, tidak ingin disalahkan.

Biru mengangguk-ngangguk. "Iya. Lo datang. Tapi lo telat. Dan karena lo, Putih yang seharusnya dapat juara satu, harus dieliminasi karena dia pergi gitu aja saat selesai membacakan puisinya. Nama juara yang seharusnya nama sahabat gue, diganti sama nama orang lain. Dan itu semua karena lo." Jawabnya, memandang remeh pada cowok didepannya.

"Eliminasi?"

Biru tersenyum sinis. "Seharusnya keputusan yang Putih ambil buat kasih kesempatan yang kedua buat lo, itu gak pernah ada. Karna lagi-lagi lo udah bikin Putih kecewa. Karna sekalinya brengsek, mau janji kaya apapun, orang itu gak akan pernah bisa nepatin janjinya. Dan gue harap mulai saat ini, lo gak usah deketin Putih lagi. Kalo sampe iya, lo berurusan sama gue." Ucapnya--masih menjaga kewarasan untuk tidak memukul Abu lagi--lantas ia melangkah pergi darisana.

Abu hanya diam berdiri.

🔒

Kedua mata itu terus menyorot pada sebuah kartu persegi berukuran kecil, yang terpasang sebuah tali berwarna biru yang terdapat diatasnya--berguna untuk dikalungkan dileher.

Terdapat sebuah logo SMA Mentari dibagian paling atas kartu tersebut, dengan cetakan tebal. Lalu dibawahnya tertulis--

PESERTA LOMBA PUISI

NAMA: ZANY PUTIH ZEALAND
KELAS: XI IPS 1
SEKOLAH: SMA MENTARI

Menanamkan jiwa karakteristik dalam bakat dan prestasi dimasa yang akan datang.

17 April 2022

--masih dipandangnya kartu peserta yang sudah tidak ia pakai dilehernya. Rasa kecewa menyelimuti. Janji yang terdengar begitu meyakinkan, sekarang hanyalah terdengar seperti sebuah ucapan yang begitu omong kosong.

Lomba yang seharusnya selalu membuat ia bersemangat dan sangat antusias, kini terasa begitu hambar tanpa rasa.

Drrtttt

Kepalanya tertoleh kesamping, melihat sekilas nama yang tertera dilayar Handphonenya.

Abu

Antara Abu Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang