"Gue gak setuju."
Violet menggeleng dan terus menggeleng dengan ide-ide gila yang Callista bicarakan padanya.
"Gue tetep gak akan setuju." Ucapnya lagi pada Callista, dengan menatap tepat kedua bola mata sahabatnya itu. "Semua rencana lo itu, bener-bener bisa buat anak orang celaka. Dan gue gak mau kalo sampe ada pihak yang di rugiin dalam rencana lo ini. Dan gue gak akan ngikutin permintaan lo." Ucapnya final.
"Kenapa? Gue cuma mau kasih cewek itu pelajaran emang salah?" Tanyanya, dan Violet mengangguk cepat.
"Salah banget." Jawab Violet.
"Kenapa sih lo gak mau bantuin rencana gue ini. Lo itu sahabat gue, harusnya lo dukung dong." Ucap Callista.
Violet masih menggeleng. "Gak. Gue emang sahabat lo Call. Tapi gue gak akan ikutin ide gila lo ini, apalagi buat kasih pelajaran sama cewek lain. Itu jahat sih menurut gue Call. Dengerin gue, Putih itu cewek baik-baik loh. Gak seharunya karna lo cemburu lihat kedekatannya sama Abu, itu bikin lo punya niat jahat kaya gini." Ucapnya menasehati.
"Lo itu gak ngerti Vio, gimana rasanya jadi gue. Yang harus lihat pake mata gue sendiri gimana Abu perhatian sama cewek itu. Lo itu sahabat gue, harusnya lo ngerti dong." Ucapnya.
"Justru itu. Justru karena gue adalah sahabat lo, gue gak mau lo sampe terlibat kasus di sekolah nanti. Dan karena gue sahabat lo, gue gak mau lo kenapa-napa nantinya. Please lah, jangan kaya gini. Gue tahu lo gak suka sama Putih, tapi jangan berniat buat celakain dia juga." Callista justru tidak mendengarkan setiap kata yang Violet bilang, dia mulai menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dengan dagu yang terangkat.
"Kalo lo emang gak mau ngikutin rencana gue, berarti lo gak ada hak buat larang gue lakuin ide gila gue ini. Gue bakal tetep kasih pelajaran sama cewek itu." Ucap Callista keras kepala.
"Terserah. Gue udah nasehatin lo sebagai sahabat. Tapi gue gak mau lo jadi jahat cuma karna rasa cemburu lo itu. Gue pergi." Ucap Violet, dan berakhir pergi meninggalkannya.
***
Violet dan Callista sedang tidak berkomunikasi dengan baik untuk sekarang. Lebih tepatnya Callista yang marah dan tidak mau bicara pada Violet, karna ia yang tidak setuju untuk ikut rencananya.
Namun Violet dan Callista masih berada dalam lingkungan pertemanan yang sama. Mereka sama-sama sedang berkumpul bersama kelima cowok, di meja sudut kantin.
"Kalian berdua lagi berantem ya? Tumben gak akur gitu." Atas ucapan Allegro, Violet dan Callista jadi saling melirik satu sama lain, dan kembali memutus kontak. "Ada apa sih ini, beneran lagi gak baikan?" Tanyanya lagi, namun Violet dan Callista sama-sama diam.
"Ngomong-ngomong." Semua pasang mata jadi beralih pada Abu. Namun pokus Violet masih tertuju pada Aksen, yang sedang sibuk sendiri dengan ponselnya.
Pasti chatan sama Leta.
"Siang nanti kita akan pergi ke tempat biasa. Anak VV ngajak kita buat duel lagi. Alfa nantang kita buat tarung satu lawan satu. Untuk itu jam pelajaran terakhir kita bolos." Umumnya pada teman-temannya.
"Kalian mau bolos?" Tanya Violet menatap kelima cowok di sana, dan menetap pada Abu. "Lo ngajak temen-temen lo bolos cuma buat berantem sama geng musuh lo itu? Ketua macam apa lo." Ucapnya memarahinya.
"Lo kalo gak suka," Violet jadi menoleh pada Callista yang duduk di sebelah Abu. "Gak usah ngelarang gitu. Terserah Abu dong mau ngapain. Mau bolos, mau berantem, itu semua gak ngerugiin lo juga, kan?" Ucapnya, masih memiliki kekesalan tersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Abu Putih Biru
Teen Fiction"Kamu pergi, kita putus!" "Kamu bercanda, kan? Tarik ucapan kamu." "AKU BILANG KITA PUTUS!" Hening. "Oke. Kita putus!" "Kamu serius? Kamu mau kita putus Abu?" "Itu kan yang kamu mau?" Dan harusnya ketika itu Abu mengerti, bahwa Putih hanya berniat...