Ingatan itu masih terngiang jelas dibenak Renjun dan masih terasa menyakitkan. Melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana pengkhianatan yang dilakukan oleh Lucas, kekasih yang sangat dicintainya. Lelaki yang dia kira akan menjadi pasangan hidupnya, selama-lamanya sampai menua nanti. Apa yang dia lihat saat itu merupakan awal kehancuran baginya, bagi seluruh masa depannya, rencana pernikahan mereka. Kehancuran bagi segalanya, bagi hati Renjun, sekaligus bagi kepercayaannya terhadap siapapun di dunia ini, terlebih terhadap cinta.
Teganya Lucas! Tak henti-hentinya Renjun meneriakkan umpatan kepada mantan tunangannya itu di dalam hatinya.
Semula berawal dari sebuah dering telepon dari nomor tidak dikenal yang masuk ke handphone Renjun dan entah kenapa dia angkat begitu saja. Telepon itu dari seorang perempuan yang menangis dengan mengaku sebagai kekasih Lucas juga dan mengatakan bahwa Lucas meninggalkannya tanpa mau bertanggung jawab.
Oh, tentu saja Renjun awalnya tidak percaya, tetapi perempuan itu mengajaknya untuk bertemu. Meski Renjun saat itu sangat yakin bahwa Lucas tunangannya yang tampan dan setia itu tidak mungkin mengkhianatinya. Renjun mau bertemu dengan perempuan itu, dengan tujuan awal ingin memaki perempuan itu dan mengatakan jangan memfitnah tunangannya seperti itu.
Tetapi kemudian, siang itu di sebuah cafe di ujung jalan, seluruh keyakinan Renjun dijungkirbalikkan. Perempuan itu, Yuna namanya, sudah mempersiapkan segalanya. Semua bukti yang diperlukan terhampar dihadapan Renjun dengan jelas seolah menamparnya begitu saja.
Disana ada foto-foto mesra Lucas dan Yuna yang menunjukkan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Tentu saja, mana ada yang bukan pasangan berfoto dengan mencium pipi, berpelukan, saling merangkul erat seperti yang tergambar dalam foto itu. Yuna juga menunjukkan riwayat pesan-pesan mesra antara dirinya dan Lucas, hah, bahkan Lucas tidak pernah seromantis itu padanya. Pesan-pesan mereka penuh dengan kata-kata cinta dan janji-janji muluk yang membuat Renjun mual. Lalu yang lebih menyakitkan lagi adalah dimana saat Yuna mengaku bahwa kegadisannya sudah diserahkan pada Lucas dan sekarang keluarganya akan menuntut tanggung jawab pada keluarga Lucas.
Hati Renjun seakan dihancurkan oleh pengkhianatan yang begitu parah. Bukan hanya oleh perselingkuhan Lucas di belakangnya, tetapi juga Lucas telah menghancurkan begitu saja keyakinannya tentang lelaki baik di dunia ini.
Renjun selalu menjaga dirinya sampai usianya sekarang dua puluh lima tahun, meskipun terkadang Lucas mencium bibirnya namun hanya sebatas itu tidak lebih. Lucas pernah sekali meminta lebih, namun saat itu Renjun hanya mengangkat alisnya teringat kata-kata ibunya–bahwa pasangan yang baik akan menjaga pasangan yang dicintainya. Alih-alih memaksa, saat itu Lucas mendengar penjelasan Renjun dan meminta maaf karena sudah berlebihan, Lucas mengatakan bahwa ia benar-benar mencintai Renjun. Saat itu Renjun bersyukur memiliki pasangan yang tidak hanya berorientasi pada hasrat duniawi semata.
Semua pandangannya pada Lucas–dan semua laki-laki lainnya telah hancur sejak Lucas tidur dengan Yuna lebih dari yang seharusnya. Lalu bagaimana mungkin Renjun memaafkan Lucas?
Malam itu Renjun bertemu dengan Lucas dan membeberkan semua bukti-bukti yang didapatkannya. Lucas tampak sangat marah, bukan pada Renjun, tapi pada Yuna.
"Dan kau percaya perkataan perempuan gila itu?" tanya Lucas waktu itu.
Renjun manatap lelaki itu, yang dulu dicintainya, atau mungkin masih dicintainya meskipun cinta itu kini terasa menggores hatinya.
"Dia menunjukkan semua bukti-bukti itu, foto-foto mesra, pesan-pesan bualan kalian, dan kau masih bisa membantahnya?"
Lucas tercenung tampak ragu, lama kemudian, dia menatap Renjun dengan memohon.
"Maafkan aku sayang"
Air mata pecah dari hati Renjun. Sejak tadi bertemu dengan Yuna pun dirinya tidak menangis. Tapi sekarang dihadapan Lucas yang mengakui segalanya membuatnya tidak dapat menahan diri lagi. Hatinya begitu sakit.
"Teganya kau melakukan itu Lucas, setelah pertunangan kita selama delapan tahun lamanya. Aku selalu percaya padamu! Aku menghormatimu...aku...", suara Renjun tertahan oleh sesak akibat luapan perasaan.
Lucas memijit keningnya kesakitan.
"Maafkan aku Renjun, aku...aku khilaf, tidakkah kau mengerti? Aku tidak pernah menginginkan berselingkuh dengan Yuna. Tetapi Yuna, dia mengejarku, dia juniorku di perusahaan dan aku bertugas membimbingnya. Dia sangat tergila-gila dan terobsesi padaku. Aku berusaha menolak tetapi dia tidak menyerah. Malam itu saat hujan, dia mengetuk pintu apartemenku, berkata bahwa mobilnya mogok dan aku tidak kuasa untuk menolak, dan kemudian dia merayuku, dan aku...", Lucas melirik ekspresi Renjun sebelum melanjutkan bercerita.
"Jangan, jangan sayang. Jangan merasa jijik padaku. Aku hanya lelaki biasa, aku memang tidak tahan dengan godaan. Aku harap kau mengerti semuanya". Lucas mendekat dan berusaha memegang lengan Renjun, namun Renjun menepisnya.
"Jangan berani sentuh aku lagi" desis Renjun geram, "Kau bisa saja bilang itu ketidaksengajaan untuk yang pertama, tapi kalian melakukannya lagi dan lagi, aku tidak yakin ketidaksengajaan terus berulang"
"Itu semua terjadi begitu saja", ucap Lucas frustasi, "Dia selalu menyediakan diri, dan kupikir semua tanpa komitmen. Aku tidak tahu dia akan berbuat sejauh ini, menyakiti kau dan aku, menghancurkan hubungan kita. Dan asal kau tahu, aku sudah meninggalkannya".
"Aku sangat kecewa Lucas", Renjun mengelap air matanya yang sudah berhenti, sekarang berubah jadi marah, "Kau meniduri seorang permpuan, menggapnya hanya selingan, dan sekarang kau meninggalkannya, itu sangat tidak bermoral"
"Maafkan aku Renjun, aku harap kau mengerti. Lagipula pernikahan kita tinggal lima bulan lagi, kau tak akan membiarkan ini menghancurkan masa depan yang sudah kita susun kan? Aku akan membereskan semuanya, dan kita bisa melanjutkan ini secepatnya".
"Tidak", Renjun mundur selangkah, "Aku tidak bisa melanjutkan apa-apa denganmu. Kau bukan lagi lelaki yang kuinginkan untuk bersamaku sampai akhir hidupku. Ternyata aku salah selama ini, Lucas", dengan kasar Renjun melepaskan cincin emas di jarinya. Cincin itu dipasangkan Lucas secara resmi dihadapan seluruh keluarganya tepat setelah mereka lulus SMA dulu.
"Kukembalikan cincin ini padamu, dan silahkan jelaskan semua ini pada keluargamu dan keluargaku, karena aku sudah muak untuk mengulang-ngulang lagi cerita ini, selamat tinggal Lucas".
Renjun berbalik meninggalkan Lucas tanpa menoleh kembali ke belakang meskipun ia masih mendengar Lucas memanggil-manggil namanya dengan lembut, membujuk mencoba merubah pikiran Renjun.
Kemudian Renjun menjelaskan secara singkat mengenai keputusannya kepada kedua orang tuanya dan orang tua Lucas melalui telepon. Semuanya sudah selesai, babak hidupnya sudah selesai bersama dengan cintanya, masa depannya, dan rencana pernikahannya beberapa bulan lagi.
Malam itu juga Renjun mengepak semua barang-barangnya dengan maksud untuk pindah ke kota lain. Renjun seorang penulis novel, dia bebas dapat tinggal dimana pun karena dia tidak terikat dengan perusahaan manapun.
Maka Renjun memilih kota itu, kota yang menjanjikan penyembuhan. Kota yang jauh. Kota yang tidak terikat dengan masa lalunya. Renjun sudah bertekad, persetan dengan semuanya, dia tidak membutuhkan cinta lagi. Dia akan tunjukkan pada dunia bahwa Renjun bisa hidup tanpa harus menitipkan hatinya pada siapapun terlebih pada makhluk jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You've Got Me From Hello [Jaeren Ver.] ✔
RomanceRenjun yang masih bergelung dengan kisah percintaannya yang kelam, bertemu dengan Jaehyun seorang pemilik cafe tempat dimana Renjun mencari ketenangan, yang diam-diam selalu memperhatikan Renjun dibalik dinding kaca hitam ruang kerja miliknya. "Hell...