"Cinta dan pengkhianatan hanyalah dibatasi oleh satu garis penghalang yang bernama kesetiaan"
Lelaki tampan itu hanya tersenyum tenang, dan tampak geli melihat kehebohan Taeyong menyambutnya. Dia melirik ke arah Jungwoo dan menganggukan kepalanya dengan sopan membuat Jungwoo tidak sadar terpesona pada lelaki itu. Memang Jaehyun tetap nomor satu baginya, tetapi Jaehyun jarang tersenyum, sedangkan lelaki ini begitu murah senyum dan tampak tulus.
"Sepertinya kau dan Tuan ini sedang menghadapi masalah, mungkin bisa kubantu?"
Taeyong melirik ke arah Jungwoo dengan tersenyum lebar, "Ini Jungkook, dia salah satu investor di butik dan salonku ini, kau tidak keberatan kan?"
Siapa yang tidak keberatan dibantu oleh lelaki setampan itu? Jungwoo berpikir bahwa berpura-pura ternyata ada untungnya juga...
"Jungwoo sedang membuat baju pernikahan yang elegan, kami akan mengukurnya."
Jungkook menatap dalam Jungwoo, "Sayang sekali kau sudah mau menikah, aku iri pada orang beruntung itu." Gumamnya penuh arti membuat pipi Jungwoo memerah.
Taeyong menepuk pundak Jungkook tertawa, "Jangan merayunya, dia sudah punya tunangan dan akan menikah, mungkin kau bisa mengalihkan sasaranmu pada gadis atau lelaki manis lain."
Jungkook tidak mempedulikan perkataan Taeyong, dia masih memandang Jungwoo. Dia mendekat dan mengulurkan tangannya lembut.
"Aku akan membantumu berdiri, maaf ya." Bisiknya lembut di telinga Jungwoo, "Sini, simpan tanganmu di pundakku."
Jungwoo merasakan jantungnya berdebar keras, aroma maskulin itu membuat jantungnya sangat bergetar.
Dengan tangan yang kuat, Jungkook menarik Jungwoo berdiri lalu menopang pinggangnya. Tangan Jungwoo berpegangan erat pada pundak Jungkook dan melingkarkan lengannya disana, sementara itu dia berakting melemaskan kakinya, menumpukkan beban tubuhnya ke pundah Jungkook.
"Nah tunggu sebentar, kami akan mengukurnya." Para pegawai Taeyong mulai mengukur. Proses itu cukup singkat, setelah selesai diukur, Jungkook mendudukkan kembali Jungwoo di kursi rodanya dengan lembut. Lelaki itu menyelipkan kartu namanya di jemari Jungwoo.
"Hubungi aku kapanpun itu. Aku akan dengan senang hati membuang semua urusanku untukmu." Bisiknya pelan, lalu lekai itu berdiri tegak, mengatakan sesuatu tentang pekerjaan pada Taeyong, dan melangkah pergi.
Sementara itu Jungwoo masih menggenggam erat kartu nama itu dengan terpesona.
***
Siang itu Renjun sedang berjalan ke minimarket di ujung jalan dari apartemennya ketika melihat Mingyu di dalam minimarket yang ia tuju.
Lelaki itu sedang membeli rokok, dan menoleh ketika pintu terbuka lalu tersenyum lebar saat melihat Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
You've Got Me From Hello [Jaeren Ver.] ✔
RomanceRenjun yang masih bergelung dengan kisah percintaannya yang kelam, bertemu dengan Jaehyun seorang pemilik cafe tempat dimana Renjun mencari ketenangan, yang diam-diam selalu memperhatikan Renjun dibalik dinding kaca hitam ruang kerja miliknya. "Hell...