Epilog

3.2K 291 19
                                    

"Kau menggenggam hatiku dari saat pertama, dan akan selalu begitu, selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau menggenggam hatiku dari saat pertama, dan akan selalu begitu, selamanya."

"Baiklah aku akan membantu di perusahaan, tapi bukan jadi pekerja kantoran. Aku akan mengerjakan hal-hal yang masih berhubungan dengan seni, seperti membantu mendekor ruangan-ruangan di restoranmu atau kama-kamar di hotelmu." Gumam Mingyu sambil membantingkan tubuhnya si sofa milik Jaehyun.

Jaehyun mencibir, "Kau bisa melakukan itu sejak dulu, Mingyu. Kenapa tidak dari dulu?"

"Karena aku bosan, kak." Mingyu merenung, "Hidup seperti ini memang menyenangkan awalnya, tanpa beban, bisa berbuat semua kita juga. Bahkan tidak melakukan apapun aku bisa tetap hidup mewah." Mingyu terbahak, "Tapi lama-lama aku bosan, aku tiba-tiba merasa hampa, seperti tidak ada tujuan yang harus kucapai. Aku melewati hari seolah hanya untuk menghabiskan hari saja, tidak ada makna apapun."

"Ck dulu siapa yang membanggakan hidup bebas?" Jaehyun mencibir jawaban Mingyu.

"Iya iya aku..." Mingyu mendelik.

"Hidupmu itu banyak diimpikan banyak orang, kau tahu, bahkan aku sendiri selalu berharap bisa hidup bebas sepertimu." Jaehyun menggelengkan kepalanya, "Dan sekarang kau malah bosan, memang manusia pada dasarnya sifat setan semua, tidak pernah puas."

Mingyu tertawa lagi, dia sama sekali tidak merasa tersinggung dengan jawaban Jaehyun. Karena memang itu kenyataannya.

"Mau bagaimana lagi, setiap hari aku juga selalu membandingkan rutinitas hidupmu dengan hidupku, ternyata hidupku sangat tidak bermakna jika dibandingkan denganmu."

Jaehyun tertawa mendengar pengakuan Mingyu, "Kenapa? Memangnya apa yang kau lihat dari hidupku?"

"Kau terlihat bahagia akhir-akhir ini." Mingyu tersenyum memandang wajah Jaehyun yang terlihat lebih segar, "Kau punya tujuan hidup yang paling utama, membahagiakan Renjun. Kau selalu bilang hidupmu lebih bermakna saat ada Renjun disisimu."

"Aku memang bahagia." Jaehyun tidak bisa menahan senyum penuh cinta ketika membayangkan Renjun. Mereka akan menikah sebulan lagi.

Seminggu setelah Jaehyun melamar Renjun dengan tidak romantis itu, Jaehyun langsung membawa Renjun untuk bertemu kedua orang tua Renjun untuk melamar anaknya langsung, membuat kedua orang tua Renjun terkejut dan bertanya-tanya. Tapi bukan Jaehyun namanya kalau tidak bisa meyakinkan orang lain. Dia tidak akan jadi pengusaha sukses kalau tidak pandai merayu klien...

Pada akhirnya Jaehyun berakhir sebagai menantu kesayangan kedua orang tua Renjun. Mereka begitu senang karena Jaehyun sudah menyembuhkan luka putranya...terlebih Jaehyun...kaya. Siapa yang tidak mau sih?

Jaehyun tidak suka pertunangan yang lama, pertunangan yang lama hanya menunjukkan ketidaksiapan, keraguan, dan ketidakyakinan. Ketika kita sudah menemukan pandangan sejiwa, saat itu juga kita harus mengikat janji serius dengannya. Kalau saja boleh, mungkin minggu ini juga Jaehyun ingin menikahi Renjun, mengikuti dorongan hatinya. Tetapi mereka tidak bisa melakukan itu, karena mereka hidup di masyarakat nyata bukan hidup di negeri fiksi seperti yang selalu ditulis oleh Renjun. Selain itu Jaehyun juga ingin menghormati Renjun dalam pernikahan yang layak dan indah, sehingga akan selalu dikenang.

You've Got Me From Hello [Jaeren Ver.] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang