"Ucapan 'halo' disaat pertama kali bertemu, mungkin saja akan menjadi ucapan 'aku cinta kamu' di pertemuan berikutnya"
Apartemennya masih berantakan, Renjun belum sempat merapihkan pakaian dan barang-barang pribadi yang baru dibelinya kemarin seperti televisi ukuran sedang dan sebuah dispenser kecil. Untung saja apartemen yang baru ditempatinya ini sudah menyediakan perabotan dasar seperti lemari, sofa, kasur, dan dapur rapih. Renjun memutar bola matanya kesal saat pandangannya tertuju ke arah dapur, mungkin dia butuh berkunjung ke supermarket terdekat untuk mengisi beberapa bahan makanan dan alat masak di dapurnya.Tubuhnya lelah setelah melalui perjalanan panjang ditambah mengurus surat-surat kontrak apartemennya, Jaemin, editornya yang kebetulan tinggal di kota ini sudah berbaik hati mencarikan apartemen untuknya. Ya, Renjun memang datang kesini karena usul dari Jaemin juga. Selain sebagai editornya, Jaemin juga merupakan sahabatnya meskipun selama ini mereka lebih sering berhubungan melalui email. Jadi begitu Renjun menceritakan kisah cinta tragisnya dan pengkhianatan Lucas, Jaemin langsung mengusulkan agar Renjun pindah sementara ke kotanya sampai suasana hatinya tenang.
Renjun hanya berpamitan pada kedua orang tuanya dan tidak memberitahu siapapun perihal kepindahannya. Tetapi lambat laun, Lucas pasti akan mengetahui keberadaannya. Sekarang ingatan tentang Lucas hanya dipenuhi rasa muak dan sakit hati.
Ponselnya berkedip menandakan ada telepon masuk, Renjun mengangkatnya setelah melihat nama Jaemin tertera di layar ponselnya.
"Halo"
"Aku sudah sampai rumah dan baru teringat perkerjaanmu. Naskah bab tujuhmu sudah selesai dikoreksi, ada beberapa catatan kecil disana mungkin kau ingin melihatnya terlebih dahulu?", ucap Jaemin di seberang sana.
"Ya aku akan melihatnya nanti", gumam Renjun lemah. Dirinya menyandarkan tubuhnya pada sofa yang baru didudukinya.
"Baiklah, istirahat dulu, kau tidak akan bisa menyelesaikan tulisanmu kalau kau sakit"
"Kenapa kau memikirkan tulisanku? Bukan aku?" jawab Renjun sambil tersenyum.
"Karena sudah mendekati deadline dan kau baru di bab 7, Renjun. Novelmu banyak ditunggu oleh penggemarmu, penerbit juga sudah mengejarku untuk kepastian novelmu" keluh Jaemin, "Tetapi bukan berarti aku tidak memperhatikanmu, sebagai sahabatmu yang baik aku sangat mencemaskanmu. Jangan terlalu banyak pikiran, lepaskan semuanya dan biarkan hatimu tenang, okay?"
Mata Renjun berkaca-kaca menyadari bahwa saat ini hatinya tidaklah tenang, "Terima kasih, Jaemin" gumamnya serak seraya menutup panggilan.
Matanya nyalang menatap langit-langit kamarnya, hatinya dipenuhi rasa sesak, malam ini dia tidak akan bisa tidur tenang. Renjun meraih cardigan dan tas laptopnya sambil melangkah keluar apartemennya, dia butuh suasana segar malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
You've Got Me From Hello [Jaeren Ver.] ✔
RomanceRenjun yang masih bergelung dengan kisah percintaannya yang kelam, bertemu dengan Jaehyun seorang pemilik cafe tempat dimana Renjun mencari ketenangan, yang diam-diam selalu memperhatikan Renjun dibalik dinding kaca hitam ruang kerja miliknya. "Hell...