Tentang seorang anak kecil yang bernama Yeonjun yang menemukan Soobin tengah menangis di bawah pohon tua. Dan bagaimana Yeonjun menukar seluruh kebebasan yang dia punya dengan Soobin agar lelaki itu tetap berada di sampingnya.
Apakah Yeonjun akan me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah 4 tahun sejak kelahiran Jay, bocah itu tumbuh jadi sosok yang tampan. Meskipun dirinya terlihat lebih pendiam dibandingkan kedua saudaranya. Heeseung dan Jake berusia 6 tahun, sedangkan Sungchan sudah berusia 11 tahun.
Ini adalah masa-masa yang buruk bagi Yeonjun, tapi tidak seburuk itu juga. Dirinya kehilangan pekerjaan, perusahaan Hyunjin di ambang kebangkrutan sehingga Hyunjin terpaksa memecat beberapa karyawan termasuk Yeonjun.
Yeonjun juga menjual rumahnya karena dirinya membutuhkan uang demi kelangsungan hidup, kini Yeonjun dan jagoan kecilnya tinggal di sebuah rumah kecil yang hanya memiliki 2 kamar tidur. Jake dan Heeseung di satu kamar dan kamar lainnya diisi Yeonjun dan juga Jay.
Yeonjun bekerja di beberapa tempat sekaligus, pagi hari dia bekerja sebagai karyawan biasa di sebuah kantor. Saat malam ia akan menjadi seorang barista di cafe milik Ryujin, salah satu relasinya dulu. Dan ketika weekend, Yeonjun akan bekerja di bagian logistik. Memindahkan paket-paket dari satu tempat ke tempat lainnya.
Mengenai Soobin, dia sudah memberikan berkas perceraian kepada Yeonjun dan sudah ditanda tangani juga oleh Yeonjun. Tapi sampai sekarang, belum ada panggilan untuk datang ke pengadilan. Yeonjun seringkali mengabari Soobin mengenai perkembangan anak-anaknya, namun Soobin tidak pernah datang untuk menemuinya.
Tak apa, Yeonjun bisa mengurus ketiga anaknya sendirian. Buktinya sekarang dia dan ketiga anaknya sedang mempersiapkan makan malam.
"Daddy, Jake mau makan ramyeon saja."
"Heeseung juga daddy, mau makan ramyeon kaya punya Jake."
Yeonjun yang sedang mengangkat telur buatannya menghela nafasnya, "Tidak mau telur?"
"Tidak daddy, Jake bosan!", jawab Jake dengan melipat kedua tangannya di dada.
"Heeseung juga bosan!", Heeseung mengikuti apa yang Jake lakukan.
"Berhentilah mengikutiku, hyung!"
"Tidak mau!"
Pertengkaran antara Heeseung dan Jake cukup membuat konsentrasi Yeonjun terpencar, Jay juga menangis, sepertinya Jay sudah kelaparan. Tanpa sengaja sikut Heeseung menyenggol gelas berisikan susu untuk Jay itu hingga tumpah dan pecah.
Suara pecahan gelas itu terdengar jelas, pecahannya sudah berserakan. Yeonjun dengan reflek menoleh ke belakang tapi tangannya justru terkena cipratan minyak panas.
"Arghh!", Teriakan Yeonjun membuat Jake menghampirinya.
"Stop Jake! Jangan kemari, ada pecahan gelas!", larangan Yeonjun berhasil membuat Jake memundurkan langkahnya.
"Baik tenanglah, daddy akan buatkan ramyeon tapi berhenti bertengkar ya?", Yeonjun menengahi mereka.
"Siap daddy!", mereka menjawab bersamaan.
"Sekarang tunggulah di meja makan!", Heeseung dan Jake berlari menuju meja makan.
Sedangkan Jay masih menangis, Yeonjun menggendong Jay dan berusaha menenangkannya. Pecahan gelas yang masih di lantai tak sengaja terinjak kaki Yeonjun, dia merintih tanpa suara. Jika dia berteriak maka Jay akan kaget, Yeonjun memilih untuk menempatkan Jay dengan Jake dan Heeseung dengan jalannya yang tertatih.