💛Hai💛
Absen dulu→
(Nama panggilan or nama lengkap. Terserah kamu aja)Happy reading
•••^-^•••
Kaki jenjang yang terbalut sepatu cantik ala-ala anak SMA itu memasuki kelas XI IPA 2 dengan wajah berseri-seri. Apalagi Tiara yang kesenangan karena akan bertemu dengan sosok yang kerap dipanggil sebagai, crush-nya.
Para cowok tampak senang. Hadirnya kakak-kakak kelas famous itu tentunya membuat semangat mereka kembali membara.
Tiara langsung berlari mendekati Dirga yang sedang membuat gambar kaligrafinya. Cowok itu terlihat tampan jika sedang fokus. Bukan juga sih, Dirga selalu tampan bahkan di saat tidak fokus sekalipun.
Gina segera mendekati bangku Mirna. Ia tersenyum lembut menyapa sang adik kelas yang menjadi saingannya itu.
"Hai, Mirna kan?" tanya cewek itu memastikan.
Mirna mengangguk. Ia berusaha tampil se-normal mungkin tanpa gerak-gerik aneh. Dia sedikit khawatir dengan kehadiran Gina yang tiba-tiba ini.
"Teman-teman kamu mana?" Gina celingak-celinguk mencari keberadaan teman-teman Mirna yang lainnya. Biasanya kan, mereka nempel terus kemanapun.
"Mereka di kantin. Btw, kok kakak nanya mereka? Emang kakak kenal sama teman-teman aku?"
Pertanyaan Mirna barusan membuat pergerakan Gina terhenti. Gawat! Mirna tidak boleh tau kalau Gina selama ini telah mencari tau banyak hal tentangnya.
"Aku kenalnya cuma Zilla aja. Satu komplek perumahan soalnya." Gina tersenyum canggung saat ia tidak tau lagi mengarang cerita. Namun memang kebetulan dia dan Zilla satu komplek. Tapi terlepas dari itu semua. Dia dan Zilla tidak dekat.
Nge-drama mulu, heran deh.
"Eum gimana hubungan kamu sama Bobby sekarang? Aku dengar-dengar kalian itu pasangan terpopuler akhir-akhir ini di lapak SMA kita."
Mirna menaikkan sebelah alisnya. Sebenarnya apa mau Gina datang ke sini? Membahas Bobby? Atau apa?
"Ya seperti biasa. Kalau kakak pernah pacaran pasti tau rasanya."
Gina mengumpat dalam hati. Namun mukanya masih tetap menampilkan senyuman serta tatapan lembut. "Bobby itu tipe cowok kayak apa sih?"
"Lah, kakak ngapain nanya-nanya tentang cowok saya?" tanya Mirna tak suka. Ok, sepertinya Gina memang sudah kelewatan.
"Aku kan cuma nanya sekedar aja. Aku juga sering kok nanya gitu ke adek kelas lain," jawab Gina dengan suara pelan.
"Kalau gitu. Tanya aja pertanyaan tadi ke adkel-adkel kakak yang lain. Jangan ke saya! Bikin risih aja." Persetan dengan rasa takut. Mirna memang gegabah orangnya. Dia pasti akan menyesali perkataan ini dua hari yang akan datang.
Gina menatap Mirna tak percaya. "Kok marah? Cuma gara-gara pertanyaan tadi kamu marah? Please lah, Mirna. Kamu terlalu baperan."
"Masa Bobby mau sama cewek baperan kayak kamu?"
"BISA DIAM NGGA SIH!"
Suara Mirna menggema di dalam ruangan kelas. Semua mata akhirnya tertuju padanya dan Gina yang sekarang sudah tergeletak di lantai. Beberapa siswa yang lewat pun mampir dan menonton perkara tersebut.
"Gina lo gapapa?" tanya cowok-cowok yang berada di sana. Gina menggeleng pelan, "iya, aku gapapa kok."
Shit! Playing victim. Demi apapun, Mirna sama sekali tidak mendorong Gina. Dia hanya membentak kakak kelasnya itu agar tidak banyak tanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putus Nyambung [END]
Fiksi Remaja[Cerita masih lengkap!] Jika hari ini putus, besok mereka akan balikan. Dan setelah itu mereka akan putus lagi. Mirna cukup lelah menghadapi sifat Bobby yang labil. Bobby seenaknya mengatakan putus, dan setelah itu Bobby mengemis-ngemis ingin balika...