Pacaran itu, menurut kalian gunanya apa sih?
Utarakan pendapat ygy.
Lalu, mari melihat pendapat Mirna dan Bobby di chapter ini.
Happy reading
•••^-^•••
Bobby ingat saat ibunya masih terjaga karena menunggunya pulang, tadi. Dan sang ayah, yang Bobby sendiri tidak tau kemana pria itu pergi. Jam 00.00, ia duduk sendirian di sofa rumahnya dengan pikiran bercampur aduk. Ibunya sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Mungkin, wanita itu lelah setelah bertengkar habis-habisan dengan suaminya.
Roby benar-benar pergi. Tidak ada kabar sama sekali. Bahkan teman-teman terdekatnya pun tidak ada yang tau Roby pergi ke mana.
Bobby awalnya sudah mengunjungi rumah Yuni. Tapi ibu Yuni malah mengusirnya dan mengatakan, Roby meracuni pikiran anaknya itu.
Masalah antara dua keluarga ini memang sudah terjadi dari mereka kecil. Entah masalah apa yang membuat kedua keluarga saling bermusuhan. Bobby tidak tau hal itu, dan dia juga tidak ingin tau.
Namun ia sangat terkejut saat mendengar Roby akan menikahi Yuni. Itu diluar dugaannya. Ia kira, abangnya itu tidak tertarik menikah karena tidak pernah berpacaran. Ternyata salah! Roby sudah pacaran dengan Yuni. Dan itu dengan cara sembunyi-sembunyi.
Sebenarnya ia tidak ingin melarang. Toh itu terserah abangnya. Tapi, melihat ayah yang begitu menentang pernikahan ini membuat Bobby sedikit berubah pikiran. Apalagi saat abangnya itu memilih keluar rumah dan kawin lari.
Gila!
Satu kata itu mungkin cocok untuk Roby. Sosok yang membuat pikirannya penuh serta badannya yang kelelahan hari ini.
Namun tanpa berlama-lama dengan pikirannya. Ia kemudian menuju kamar mandi dan membasuh muka. Dia tidak akan mandi karena sudah larut malam. Takut sekaligus ingin segera tidur. Badannya lelah serta kepalanya pusing.
Setelah habis dari kamar mandi. Cowok itu menatap ponselnya sebentar. Telepon dan chat dari Mirna sudah bertumpuk, membuatnya sedikit jenuh.
Anda
| Aku capek, mau tidur dulu.
Lalu, ia segera mematikan ponselnya dan merebahkan diri di tempat tidur. Berharap besok bisa menjadi hari yang indah. Walau sepertinya tidak semudah itu.
•••^-^•••
Suara adzan subuh berkumandang. Membuat suasana subuh menjadi lebih tenang dan nyaman. Bobby memakai peci dan duduk sebentar menunggu selesai adzan dan Iqamah.
Dia telah mandi. Badannya menjadi lebih segar. Efek semalam pun tidak terlalu terasa karena hatinya benar-benar tenang sekarang. Ya, walaupun setelah shalat nanti pikirannya akan kembali seperti semula. Tapi ini cukup membuatnya jadi lebih baik.
Dia tidak ingin membuka hp ataupun sekedar melihat. Lelah dengan semuanya. Alangkah baiknya ia melaksanakan rutinitas wajib umat Islam yang selalu ia lakukan dengan senang hati.
Memang, shalat subuh itu berat. Lebih berat dari rindu–kata Bobby. Bukan kata Dilan.
Namun, dengan shalat subuh hati kita menjadi lebih tenang. Apalagi jika diiringi dengan membaca Alquran. Pasti hidupmu akan tentram dan damai.
Ya, Bobby tidak pernah bolos jika shalat subuh. Namun, jika shalat lain ia sering bolong. Jangan di contoh! Bobby sendiri ingin memperbaiki perilakunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putus Nyambung [END]
Genç Kurgu[Cerita masih lengkap!] Jika hari ini putus, besok mereka akan balikan. Dan setelah itu mereka akan putus lagi. Mirna cukup lelah menghadapi sifat Bobby yang labil. Bobby seenaknya mengatakan putus, dan setelah itu Bobby mengemis-ngemis ingin balika...