Part: 1

8.8K 579 56
                                    

Gimana rasanya punya Abang seabrek-abrek jumlahnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana rasanya punya Abang seabrek-abrek jumlahnya?

Cakra Birawa Rafael, rasanya dia hampir gila mempunyai banyak Abang yang bahkan berjenis kelamin cowo semua. Bayangkan saja, bagaimana ketatnya dia menjalani kesehariannya. Tidak hanya satu, Cakra harus menghadapi delapan orang Abang yang sifatnya berbeda-beda. Entah bagaimana bisa sang Bunda mempunyai Anak sebanyak itu. Kata Ayah mah, ngga sengaja bikinnya. Cakra ingin sekali mengumpat saat jawaban nyeleneh Ayah terdengar begitu ringan. Bahkan Ayah pernah izin sama Cakra untuk menambah Anak lagi. Ayah ingin banget punya Anak perempuan. Namun Cakra selalu berkata begini; kalo sampe Bunda hamil lagi. Adek bakal kabur dari rumah.

Meski menjadi bungsu itu sulit. Cakra tidak pernah berkeinginan sama sekali untuk mempunyai seorang Adik. Nanti kalo Cakra tidak disayang lagi, bagaimana? Pokoknya Cakra sangat marah jika ada yang membahas perihal Adik. Cakra ingin terus menjadi bungsu tanpa ada yang menggantikan.

Menjadi si paling kecil di keluarga Birawa, berarti Cakra harus sudah siap untuk mendapat larangan dan perintah setiap harinya. Di pandangan keluarganya, Cakra selalu dianggap sebagai bocah kecil diumurnya yang sudah cukup dewasa. Hal itu membuatnya selalu diperlakukan layaknya barang yang mudah rapuh, dan dijaga dengan begitu ketat oleh kedelapan Abangnya. Tidak boleh ini, harus begini. Meski sangat berat menjalaninya, Cakra senang sebab ia bisa mendapatkan banyak kasih sayang dari keluarganya.

Namun ada saat di mana Cakra lelah dengan semuanya. Over protective yang ditunjukan oleh seluruh keluarganya, kadang kala membuat Cakra merasa sangat frustasi. Hal-hal kecil yang bahkan menurutnya sangat mudah untuk dilakukan, Cakra seringkali tidak mendapat kesempatan untuk melakukannya sendiri. Cakra paham bagaimana ketakutan mereka mengenai dirinya yang mudah sekali hancur. Namun tidak berarti, mereka bisa melarang semua kegiatan yang ingin Cakra lakukan.

"Cuma main basket. Adek ngga bakalan mati."

Di ruang keluarga yang luasnya tidak terkira, Cakra yang tengah berbaring dengan paha Bunda sebagai bantalnya. Wajahnya ia sembunyikan di perut Bunda, saat izinnya untuk bisa mengikuti ekskul Basket di sekolahnya, tidak mendapat persetujuan dari siapapun. Bahkan jawaban tidak dari mereka benar-benar terdengar kompak dan lugas.

"Main basket ngga ada gunanya." Itu suara si tengah. Si paling gampang marah dan musuh terbesar Cakra dalam dunia pergelutan.

"Bunda...." Cakra semakin mendusal pada perut Bunda. Hanya Bunda harapan terakhirnya.

"Bunda ngebolehin, sayang. Asal Adek bisa janji sama Bunda, jangan sampai terluka sedikitpun." Ujar Bunda sangat lembut yang sontak mendapat pelototan dari semuanya. Bahkan Arka sudah akan berdiri, namun langsung dicegah oleh Ayah.

Cakra memekik senang. Anak itu langsung duduk kemudian mencium pipi Bunda sebanyak-banyaknya. "Adek janji ngga akan terluka." Kemudian, Cakra memeluk tubuh Bunda sebab ia takut untuk menatap Abang-abangnya. Wajahnya bersembunyi agar tidak terlihat oleh siapapun.

All About Today | Nct 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang