14: something is sparkling in my stomach, something between us (revised)

3K 332 36
                                    

⋇⋆✦⋆⋇

[Tuan, saya sudah mengumpulkan beberapa bukti tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan Jung Johan tetapi semua itu masih belum cukup untuk memasukkannya ke penjara,] kata seorang asisten di seberang telepon.

Chenle memberengut, dia sudah menebak bahwa ini tidak akan mudah.

"Melihat seberapa sembrono pria itu apa kamu tidak menemukan jejak pembelian narkoba dari pria itu? Bahkan jika dia tidak bisa dijebloskan ke penjara setidaknya diabisa dikurung di rumah sakit sebagai dalih direhabilitasi."

Suara asisten diseberang sana terdengar malu. [Maaf Tuan, saya sudah mencoba melacaknya tetapi sampai saat ini jejaknya bersih.]

Chenle berdecak yang sontak membuat asisten menjadi gugup, tetapi untungnya Chenle tidak dapat melihat itu. Untuk sementara waktu Chenle diam sementara asisten menunggu perintah Chenle selanjutnya.

Jika Chenle mau dia tidak perlu repot-repot memakai jalan memutar seperti ini. Dia bisa saja menyewa orang untuk memukuli pria itu sampai lumpuh dan tidak bisa bangun dari tempat tidurnya setidaknya sebulan, namun tindakan kekerasan secara langsung itu juga bisa menjadi boomerang untuk melawannya atau lebih tepatnya melawan Jeno dan Chenle tidak mau mengambil resiko itu.

Ujung jari Chenle mengelus secara kasar kusen jendela di salah satu ruangan kelas yang saat ini masih kosong. Dia kembali berbicara, "Jika tidak bisa dimulai dengan Jung Johan maka kita bisa menargetkan keluarganya. Keluarganya sepertinya terlibat dalam politik."

Asisten langsung mengerti saat mendengar nada penuh arti Chenle tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut. [Baik Tuan, saya akan menyelidikinya lebih dalam.]

"Saya harap saya mendengar kabar baik," kata Chenle datar sebelum secara sepihak memutuskan sambungan telepon.

Chenle menatap ke bawah pada orang-orang yang berlalu lalang. Ujung jari telunjuk dan ibu jarinya mengusap debu yang menempel pada mereka. Matanya menyipit ketika dia memutar ulang memori dimana Jeno jatuh dari motornya dan berguling cukup jauh tanpa tahu di sadar atau tidak. Saat ituChenle merasa jantungnya berhenti berdetak selama sedetik dan nafasnya tersendat. Dia terpaku di tempatnya dan butuh kekuatan psikologis yang kuat baginya untuk memaksa kakinya untuk berjalan.

Jung Johan seharusnya bersyukur bahwa Jeno tidak menderita cedera parah. Namun bukan berarti Chenle tidak menghitung setiap inci kulit Jeno yang lecet dan lebam dan meletakkan dosa itu ke kepala Johan.

Sayang sekali Chenle adalah seorang warga negara yang taat hukum sehingga beruntung bagi Johan bahwa nyawanya terselamatkan.

Setidaknya untuk saat ini.

Chenle menatap pada foto Johan dan mencibir.

**

Chenle membuka pintu dan menutupnya sepelan mungkin. Dari pintu dia tidak bisa melihat langsung ke kasur Jeno dan hanya menebak bahwa pria itu sedang beristirahat ketika tidak mendengar suara apapun. Jadi dia berjalan lurus menuju sofa, meletakkan tasnya di sofa single, lalu merebahkan tubuhnya di atasnya.

Ketika punggungnya menyentuh sofa, barulah Chenle sadar betapa kakunya punggungnya itu. Dia sedikit menggeser tubuhnya untuk mencari posisi yang nyaman. Dengan lengan di atas keningnya dan matanya yang ditutup, Chenle kembali teringat percakapan dengan asistennya tadi.

Sebenarnya stok kesabaran Chenle untuk menunggu hampir habis. Tidak. Lebih tepatnya, dia tidak berniat untuk bersabar. Jung Johan itu terlihat sangat menjijikkan. Setiap kata dan sorotan mata yang dia lemparkan pada Jeno sangat mengusik Chenle. Apalagi dia sudah mendengar dari Renjun bagaimana pria itu selalu mengganggu Jeno setiap mereka bertemu. Seperti lalat yang berputar dan berdengung di sekitar, Chenle ingin sekali membasmi dengan sekali jalan.

CHEEKY BASTARD I CHENNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang