⋇⋆✦⋆⋇
Meskipun Jeno tidak rela melepaskan para bajingan itu begitu saja, tidak ada yang bisa Jeno lakukan. Menahan rasa tidak berdaya dalam dirinya, Jeno mencoba melalui hari-harinya dengan normal tetapi apa daya, kejadian itu menciptakan bayangan psikologis kepada Jeno. Setiap dia melamun kosong, kejadian itu akan muncul di kepalanya dan membuat Jeno tidak nyaman di sekujur badan. Setiap dia mandi, dia akan menggosok badannya hingga merah dan perih seolah jejak-jejak tangan kotor mereka masih tercetak di kulitnya. Di malam hari, Jeno kesusahan untuk tidur nyenyak karena itu.
Jeno tahu jika dia membiarkan ini berlalu berkepanjangan tanpa diobati, dia mungkin benar-benar sakit. Dia membutuhkan bimbingan konseling untuk menghilangkan hantu batinnya namun Jeno tidak mau. Dia enggan sekali untuk kembali melangkahkan kaki ke tempat itu. Sudah cukup dia membiarkan orang lain mengetahui isi hatinya.
Jeno ingin melindungi harga dirinya yang tersisa.
Menatap pada langit-langit kamarnya dengan sorot linglung, Jeno tiba-tiba mengedipkan mata beberapa kali dan meraih ponselnya yang tergeletak di sampingnya. Dia membuka aplikasi tertentu dan mencari akun tertentu, ketika dia melihat ada pembaharuan terbaru dari akun itu, Jeno tidak segan-segan mengintipnya.
Kemudian alunan musik piano terdengar begitu jelas di kamar Jeno yang redup. Lantunan musik itu syahdu, seketika menenangkan kegelisahan hati Jeno. Dia perlahan menurunkan tangannya, ponsel itu kembali jatuh ke kasur dengan alunan piano terputar disana. Perlahan mata Jeno tertutup, dan lambat laun dia tertidur dengan nyaman.
Dan begitu saja, anehnya, beberapa hari kemudian, akun itu akan meng-upload alunan musik piano yang berbeda setiap malam, dan semua musik itu sama-sama menenangkan jiwa. Jeno mendengarkan musik itu setiap akan tidur dan ajaibnya, stress yang dia rasakan karena peristiwa itu perlahan memudar.
.
.
.
Mark baru saja selesai mengunggah story permainan piano Chenle di akunnya lalu menghela nafas keras dengan sengaja. "Kawan, kau putus asa."
Chenle menekan tuts piano dengan telunjuknya, berpura-pura tidak mengerti sindiran itu.
Mark mendengus, bersandar pada piano. "Daripada kau melakukan hal ini secara tersirat, mengapa kau tidak berhenti bersikap bodoh dan menemuinya saja? Apa yang kau lakukan beberapa hari ini bisa saja sia-sia, tahu. Bagaimana mungkin Jeno akan melihat akunku dan mendengar permainan pianomu? Aku juga mengecek siapa saja yang melihat storyku tetapi tidak ada akun Jeno disana." Mark melayangkan ponsel itu di depan wajah Chenle untuk membuktikan ucapannya.
Chenle menarik tangannya dari tuts, matanya naik untuk menatap layar ponsel Mark. Memang tidak ada akun Jeno disana.
"Jika kau khawatir dengannya dan ingin menghiburnya, datanglah padanya."
Chenle tersenyum tipis. "Itu tidak mungkin."
Mark mengerang nelangsa. Frustasi tertahan di tenggorokannya, tidak bisa ditelan atau diludahkan. "Bung! Jika kau menunggu terus, yang ada Jeno tidak akan pernah datang kepadamu! Apa itu yang kau inginkan?!"
Chenle membuang muka, jari-jarinya memainkan nada acak. "Tidak sesederhana itu, Mark."
Terlepas dari perselisihan terakhir mereka, Jeno tidak akan membiarkan dia masuk jika Chenle berkunjung. Jeno pasti merasa malu dan terhina karena Chenle menyaksikan bencana itu tepat di depan wajahnya. Dengan harga diri Jeno, dia tidak akan sudi menerima kebaikan Chenle dan akan menganggap itu sebagai belas kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEEKY BASTARD I CHENNO
Fanfiction❗cl!dom x jn!sub ⚠ bxb 🔞 °•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•° Mata Chenle menyipit. Tatapannya tajam dan lancang. Ia menatap Jeno secara terbuka tanpa menyembunyikan afeksinya. Ia bahkan secara terang-terangan memindai Jeno dari ujung kepala hingga ujung kaki...