31: it's getting out of control, it's suffocating me (new)

2K 297 23
                                    

⋇⋆✦⋆⋇

Di perjalanan, hanya ada keheningan yang menyertai mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di perjalanan, hanya ada keheningan yang menyertai mereka. Tidak ada satupun dari mereka berdua yang berniat untuk memulai percakapan.

Ketika mereka mulai menyusuri pesisir, Jeno dikejutkan oleh kap mobil yang dibuka tiba-tiba. Sontak dia melirik ke samping. Si pelaku, Chenle, tampak tenang dan sedang menyetir dengan satu tangan, sementara tangan lainnya dia tumpukan pada jendela.

Angin menerbangkan rambutnya. Sesekali Chenle menyapu rambutnya untuk memperbaiki rambutnya yang berantakan walaupun tindakan yang dia lakukan itu sia-sia. Kaca mata hitam itu masih setia bertengger pada batang hidungnya. Dapat Jeno dengar pria itu bergumam seperti menyandungkan sebuah lagu diikuti dengan ketukan jari telunjuknya pada kemudi. Airpods melekat apik pada lubang telinganya.

Jeno menatap Chenle tanpa berkedip. Seolah ada sesuatu yang menyihirnya, dia tampak terkesima.

Beberapa saat kemudian, Jeno seperti terbangun dari mimpi. Bulu matanya mengepak lemah beberapa kali, sementara tanpa dia sadari ada rona merah mencurigakan muncul di daun telinganya.

Jeno buru-buru menarik tatapannya sebelum pria itu menyadari. Dia diam-diam menghembuskan nafas dan membiarkan angin mendinginkan kepalanya.

Sinting. Ada yang salah sama gue!

Namun, Jeno tidak menyadari bahwa pria yang sempat dia curi pandang dalam diam itu kini sedang menyunggingkan senyumnya.

Well, mungkin saja itu hanya karena Chenle sedang menikmati lagu yang dia dengar, kan?

°

Baru saja mobil berhenti, Jeno bergegas turun dari mobil. Tanpa menunggu Chenle, Jeno menyusul langkah Jaemin.

Di hadapan mereka adalah sebuah vila mewah berlantai dua. Setelah Chenle membuka pintu vila, mereka semua masuk satu persatu. Ryujin sibuk mengagumi anterior yang terkesan dreamy dan penuh dengan suasana fresh-summer. Setelah itu dia mulai melihat isi kulkas yang ternyata penuh dengan berbagai bahan makanan dan minuman baik itu mentah atau siap santap.

"Eiyyy it's not bad, man," ucap Mark sambil bersiul setelah melihat sekilas penjuru ruangan di lantai satu. Dia pun merangkul bahu Chenle dan menariknya masuk. "Kali ini aku akui kau sebagai tuan rumah yang baik."

Chenle berkata dengan nada mengejek, "Senang mendengarnya, Tuan."

Kepala Ryujin menyembul dari balik dinding dapur dan berkata dengan nada penuh harap pada Chenle, "Chenle, apa mungkin kita bisa barbeque-an untuk makan malam nanti?"

Senyum tulus langsung tersungging pada bibir Chenle. "Tentu saja Ryujin. Jangan sungkan untuk berbicara, aku akan memenuhinya dalam batas kemampuanku..."

Tidak biasanya bagi Ryujin untuk tersipu pada ucapan manis laki-laki tetapi Chenle seperti pengecualian baginya karena saat ini rona merah muncul pada kedua pipinya dan bibirnya menguraikan senyum malu-malu. "Benarkah?" tanyanya gugup dengan binar di matanya.

CHEEKY BASTARD I CHENNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang