4. Kesayangan Orang Tua

1.8K 167 45
                                    

Hola! Akhirnya kita ketemu lagiii hihiw

Setelah sekian purnama akhirnya aku update yeeyyy 🥳🥳🥳

Coba yuk absen dulu pake tanggal lahir kalian ☝️☝️☝️

Kalo udah, cusss langsung baca part yang penuh kegokilan ini 👀

Happy reading! ❤️

* * *

Rayyan cekikikan sendiri sembari asik memasukkan popcorn ke dalam mulutnya. Haniel── adik perempuan Rayyan, yang duduk di sebelahnya menatap sinis ke arah Rayyan karena telah mengganggu suasana film horor yang tengah mereka tonton.

"Diam, Bang. Ini setannya mau muncul. Jangan ketawa terus ih," cetus Haniel, sebal.

"Bener tuh. Ini bukan film komedi, Rayyan, kenapa sih ketawa mulu?" Reina, sang Ibu, yang duduk di sebelah Haniel ikut menegur.

"Rayyan lagi ngebayangin kalo tu hantu ikutan trend goyang pargoy bakal selucu apa, Mam," kekeh Rayyan.

"Sinting lo." Nael──sang ayah, yang duduk di sebelah Rayyan menjitak kepala anak lelaki satu-satunya.

Rayyan melempar popcorn ke arah Nael. "Yeee, sinting-sinting gini juga tetep anak lo kan!"

"Ogah sebenernya gue punya anak yang modelannya kaya lo──"

"Papski diam! Ini lagi tegang!" Haniel menginterupsi sementara Reina sudah menatap serius ke arah televisi sembari memeluk lengan kecil Haniel.

"Kalo tegang lemesin dong," cengir Rayyan yang detik itu juga langsung dipelototi Nael.

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi tidak ada satu pun di antara keluarga itu yang berniat ingin tidur. Sudah dua film telah mereka tonton, bahkan film horor ini yang ketiga. Rayyan yakin, mereka pasti tak akan segan buat menonton film untuk yang keempat kalinya bilamana Sazaqiel belum juga pulang.

Ya, faktanya, Rayyan, Haniel, dan kedua orang tua mereka sedang menunggu kepulangan saudara perempuan mereka yang tertua, Sazaqiel. Sudah empat jam perempuan itu pergi, tapi sampai sekarang Saza belum juga menghubungi.

Rayyan berhenti mengunyah popcorn. Seketika ekspresinya berubah serius kala film sudah memutarkan adegan klimaks. Keadaan hening, semua orang terdiam dan Rayyan tanpa sadar menggigit jarinya sembari terus memperhatikan tokoh utama dalam film yang tengah memasuki rumah angker, yang sebentar lagi bertemu dengan si hantu buruk rupa.

Pemeran perempuan dalam film berhenti sejenak tepat di depan pintu tua yang pinggirannya telah dimakan rayap. Peluh membasahi keningnya, tapi meskipun begitu perempuan itu malah hendak memasuki ruangan yang terdeteksi sangat menyeramkan.

Tangannya yang sepucat mayat bergerak mendorong pintu hingga suara derit mengerikan pun terdengar.

Rayyan mencondongkan tubuhnya. Ia memfokuskan pandangan ke arah televisi.

Pintu terbuka sedikit. Terbuka. Terbuka. Dan tiba-tiba──

BRAK!

"ALLAHUMA LAKASUMTU WABIKA AMANTU──"

"SALAH BEGO! HARUSNYA TUH ALLAHUAKBAR!" Nael yang kaget ikutan berteriak heboh seperti Rayyan.

Tapi Rayyan sendiri malah sudah terjatuh ke bawah sofa. Hal itu membuat orang yang baru masuk ke rumah sempat melihat ke arahnya.

3. Golden SonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang