8. Yang Amat Dikasihi

915 102 4
                                    

Osiris melangkah menuju gedung indoor tempat ia akan bertanding taekwondo. Pundak kanan cowok itu tersampir tas ransel hitam yang berisi minuman, baju ganti, dan keperluan lain yang akan ia perlukan dalam berlomba. Sedangkan di pundak kirinya bertengger tas berisi beberapa anak panah dengan busur panjang di genggaman. Rencananya, Osiris akan langsung berlatih panahan setelah perlombaan selesai.

"Jadwal lo padat."

Osiris menoleh dan langsung mendapati batang hidung perempuan berambut pendek dengan senyuman miring andalannya.

"Ya," jawab Osiris, cuek.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju gedung dengan si cewek yang terus menatap Osiris dengan wajah sinisnya, dan Osiris yang tetap berwajah datar tanpa ekspresi.

Cewek itu, Aya, bersidekap dada sembari mendongak pongah. "Mungkin sebaiknya lo mengundurkan diri dari perlombaan dan fokus sama anak panah lo."

Osiris melirik Aya sekilas. "Mungkin sebaiknya lo mundur kalau lo gak mampu."

"Mundur?" kekeh Aya. "Seorang Pangaea gak pernah mundur.

"Seorang Osiris juga gak akan pernah mau mundur demi seseorang," balas Osiris, singkat, padat, jelas.

Aya berdecih. Ia mempercepat langkahnya, namun terhenti kala suara Osiris kembali terdengar.

"Gue gak ngelawan cewek," ucap Osiris, dingin.

Hal itu membuat Aya berbalik dan berhenti tepat di depan Osiris, yang otomatis membuat Osiris juga berhenti berjalan.

Aya mendongak agar bisa menatap mata Osiris. Sepasang manik mata cewek itu tersorot tajam. "Kalau lo mau tau, gue gak kayak cewek kebanyakan."

Osiris memundurkan kepala saat Aya mencondongkan tubuhnya. "Gue gak takut, gue gak lemah, dan gue gak suka diremehin. Jadi anggap aja gue lawan yang sepadan buat lo."

Setelah mengucapkan itu, Aya berbalik dan berjalan cepat memasuki gedung. Osiris mengesah pelan sembari menggeleng tak habis pikir. Tapi, mau heran pun buat apa? Selama dua tahun ia mengenal Aya (karena mereka ada di ekstrakurikuler yang sama) tak pernah Osiris mendapati Aya bersikap lemah lembut, manis, dan anggun seperti selayaknya perempuan. Adiknya Narran ini memang berbeda.

Seperti yang sudah ditentukan, hari ini Osiris bertanding melawan Aya di olimpiade taekwondo nasional. Pada awalnya, Osiris mengira Aya bukan musuh yang sepadan karena di pertandingan sebelumnya, gadis itu banyak kehilangan energi sebab melawan para lelaki bertubuh besar. Namun saat tahu bahwa Aya berhasil melawan semua lelaki itu yang membuatnya masuk ke babak final melawan Osiris, Osiris tahu bahwa Aya pun harus diwaspadai.

Seisi gedung indoor ini sudah dipenuhi oleh penonton, panitia, dan juri. Para penonton di tribun sibuk bersorak-sorai meneriaki nama Osiris dengan penuh semangat.

Osiris melirik ke arah mereka sekilas tanpa menyunggingkan senyum sedikit pun. Gerakan matanya mendadak terhenti dan tubuh Osiris seketika menegang saat ia melihat ada dua orang aneh yang berteriak paling heboh di antara penonton lainnya.

"GO OSIRIS! GO OSIRIS! GO! GO OSIRIIIIS! OSIRIS PASTI MENANG! YEEEYYYY!"

"SEMANGAT AYANG OSIRIS!"

Dua orang itu, yang tak lain dan tak bukan adalah orang tua Osiris, berteriak paling heboh sembari mengangkat tinggi-tinggi spanduk dengan tulisan:

WE LOVE YOU OSIRIS 💘

Si pemilik nama hanya bisa menghela napas jengah melihat kelakuan orang tuanya.

Setelah selesai bersiap-siap, Osiris berjalan ke tengah gedung. Ia berhenti tepat di hadapan Aya yang sudah memasang posisi kuda-kuda. Tatapan gadis itu mencekam dan penuh waspada, persis seperti ibunya.

3. Golden SonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang