5. Yang Diberi

1.4K 154 39
                                    


Narran mengaitkan kancing kemejanya satu persatu di depan cermin. Hari ini Kakek Buyut akan datang, oleh karena itu seluruh penghuni rumah tengah bersiap menyambut kedatangannya.

Di lantai bawah, Ann── Mami Narran dan Aya, sedang sibuk memberi intruksi pada semua pelayan di rumah ini. Ada yang mendapat bagian menyedot debu di seluruh sofa, ada yang mendapat bagian membuka seluruh tirai jendela, sampai pekerjaan menggelar karpet merah di depan rumah. Mungkin kalian menganggap hal itu berlebihan, tapi ... kalau dipikir-pikir, seorang Sakuntala Rahardja terlalu berkelas dan berharga sampai sepatunya tidak boleh memijak lantai marmer yang dipenuhi debu.

Semua orang juga tahu bahwa Sakuntala Rahardja begitu dihormati. Keluarga Keano jelas-jelas tidak akan melenceng dari adat yang ada dengan menyambut Sakuntala Rahardja secara asal-asalan.

Narran berlari kecil menuruni tangga dengan penampilan yang menawan. Lengan kemeja putihnya digulung sampai sikut dengan dua kancing bagian atas yang terbuka sehingga kalung turun-temurun dari keluarga Keano bisa terpampang dengan jelas. Celananya hitamnya yang mengkilap jatuh meluruh sampai mata kaki, membuat Narran jadi tampak lebih jangkung daripada yang seharusnya. Bunyi sepatu lelaki itu membuat perhatian Keano dan Irene── kakek dan neneknya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga pun teralih.

"Aduh, ganteng banget cucu Granma." Irene tersenyum sangat lebar sembari menatap Narran dengan mata berbinar. Narran berterima kasih sambil balas tersenyum.

Narran sempat terlibat pembicaraan dengan Irene dan Keano sebelum kedatangan Arstide menghentikan obrolan mereka.

"Mobil yang mengawal Kakek udah sampai," ucapnya dengan senyuman.

"Aya masih belum pulang, Pi," kata Narran.

Arstide mengernyit. "Belum pulang ya? Mungkin lagi di jalan. Sebentar lagi juga sampai kok."

Narran hanya balas mengangguk, meskipun respon Ann di sampingnya tampak kesal karena Aya sangat tidak disiplin dan kurang menghormati Kakek Buyut. Entah sedang apa dan pergi ke mana Aya pagi-pagi begini.

Semua orang langsung bersiap dan bergegas ke luar rumah. Mereka── para pelayan, satpam, penjaga, pengawal, dan keluarga Keano── mengambil posisi dengan berdiri tegak di pinggir karpet merah.

Selang beberapa menit kemudian, mobil Lagonda 3-litre Drophead Coupe milik Kakek Buyut pun terlihat. Semua orang lantas menunduk waktu Kakek Buyut turun dari mobil mewah nan langka yang juga pernah digunakan oleh Ratu Inggris Elizabeth II itu.

Para pengawal Sakuntala Rahardja lanjut berjalan di sampingnya, mengikuti langkah pendek-pendek dari Sakuntala menuju kediaman Arstide Keano, sang putra tunggal kaya raya, yang rumahnya lebih mirip istana raja ketibang disebut rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para pengawal Sakuntala Rahardja lanjut berjalan di sampingnya, mengikuti langkah pendek-pendek dari Sakuntala menuju kediaman Arstide Keano, sang putra tunggal kaya raya, yang rumahnya lebih mirip istana raja ketibang disebut rumah.

Sakuntala mengesah panjang setelah duduk di sofa yang empuk.

"Senang rasanya bisa berkumpul kembali bersama anak, cucu, dan cicitku."

3. Golden SonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang