Ch. 5 - Ik Hou Van Jou . Part 1

12 3 0
                                    

RABU, 13 FEBRUARI 2019 – YOGA PUTRA WICAKSANA

Selama dua hari ini Yoga benar-benar menghabiskan waktunya mengelilingi sebagian kecil negara itu bersama dengan Anne, sedang yang mengantar mereka berdua ialah Finn sendiri, supir taksi baik hati yang baru dikenalnya dua hari lalu.

Ia juga mengajukan dirinya sendiri menjadi tour guide dadakan tanpa biaya tambahan. Karena sudah terbiasa membawa turis, Finn dapat menjelaskan semuanya dengan mahir, tanpa terbata bagai seorang sejarawan.

Intonasi yang digunakan, suara yang terucap bahkan mimik wajahnya saat bercerita begitu mudah untuk dinikmati. Bahkan sempat ada beberapa turis lainnya yang mampir bergabung bersama Anne dan Yoga untuk mendengarkan penjelasan-penjelasan yang Finn berikan.

Anne yang tertartik begitu antusias membuntutinya sambil sesekali menulis cepat beberapa poin penting yang ia dapatkan. Siapa tau itu akan berguna untuk waktu selanjutnya. Tak ketinggalan pula nomor Finn yang telah disimpannya ke dalam handphone.

Pemikiran berbeda bagi Yoga yang telah menghabiskan beberapa jam perjalanan pertamanya bersama Finn dengan ragam ceritanya. Ia tau betul kalau temannya itu memang suka dan pandai dalam bercerita. Diam-diam ia berbangga pada diri sendiri. Sudah tidak salah lagi pilihannya ini.

Lokasi wisata yang asing, makanan-makanan yang menarik, nuansa yang baru. Itulah yang dinikmati Yoga selama masa senggangnya ini. Tatkala Anne sibuk mencatat, pria itu hanya tersenyum melihat mimik seriusnya. Sepertinya sudah lama sekali ia tidak melihat ekpresi Anne yang satu itu. Rindu betul rasanya.

Berbulan-bulan lamanya mereka telah berpisah tetapi begitu mudah untuk kembali mengakrabkan diri satu dengan yang lain. Sambil berjalan sambil bercanda. Perasaan canggung mulai terkikis. Topik apapun mereka ceritakan termasuk hal-hal sepele yang mereka alami. 

Pada kunjungan terakhir, begitu mereka menghabiskan makan siang berdua, Yoga mengajak Anne untuk berbelanja pakaian karena ia telah menyusun rencana spesial jauh-jauh hari yang telah menanti mereka setelah matahari tenggelam.

Belum pernah dalam satu haripun pada masa pernikahannya Yoga menemani wanita itu untuk berbelanja tetapi kali ini iapun turut serta bahkan ia juga aktif memberikan opininya saat Anne meminta pendapat.

Begitu melelahkannya aktifitas mereka di hari itu dari pagi hingga menjelang sore sampai-sampai Anne sempat tertidur pulas di dalam taksi. Tak sadar kepalanya tersandar pada pundak Yoga yang meliriknya sambil tersenyum.

Masih ada waktu setengah jam perjalanan yang harus ditempuh sebelum akhirnya mereka tiba di hotel tempat Yoga menginap. Lelah pada tubuh memang terasa tetapi tergantikan oleh perasaan puas yang tidak ia dapatkan semasa kesendiriannya.

Sang supir taksi yang sedari tadi diam saja sempat melirik sekilas melalui spion kaca. Begitu mendapatkan kesempatan untuk berbicara, Finn pun mulai bersuara, "So how is your day?"

"Overjoyed. As you can see," jawab sang pelanggan mengutarakan perasaan sesungguhnya sambil tersipu malu. Senyum kembali terulas pada bibirnya.

"I never see you smile this wide when we first met. Now you act like a different man." Finn berpendapat, sedikit usil. "You really love her huh?"

"I am," akunya.

"Well, if you do love her, never let her go. Again." Kini Finn memberikan sebuah nasihat yang cukup pedas. Meskipun Yoga hanya dapat melihat ekspresi sang supir dari pantulan kaca spion, ia tau bahwa temannya itu berbicara serius sambil menaikkan salah satu alis tebalnya. "I don't want to see you come to Amsterdam and ride in my taxi alone to make up again. Except for situation unrelated with her."

Edelweiss & Mustang Merah (Passing By Vol. 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang