Oh jadi bukan?

460 26 0
                                    

Jeongyeon menyenderkan punggungnya ke kursi cafe yang sedang ia duduki sekarang, mengecek ponselnya karna Nayeon yang sedaritadi belum sampai. Tidak ini bukan salah Nayeon ini salahnya karna datang terlalu awal.

Terdiam berkutat dengan pikiran nya sendiri.

Gue harus gimana? Stop ajah kali ya pdkt in Nayeon...

Tapi gue gabisa

Plak!

Jeongyeon menepak pipinya sendiri agar tersadar "heh sadar lo ga boleh rebut cewek orang!". Mungkin pengunjung cafe di sana menganggap dirinya gila karna tiba-tiba menampar pipinya sendiri.

Tapi biarlah namanya juga orang lagi berdebat dengan dirinya sendiri.

"Cepet banget udah nyampe ajah" Jeongyeon mendongakan kepalanya menatap Nayeon, tersenyum senang karna akhirnya Nayeon datang. Namun senyum itu perlahan hilang saat melihat seseorang yang berada di sebelah Nayeon.

"Oh iya kenalin, ini pacar gue"

Mampusss!!

Selamat yah Jeongyeon lo menang jadi badut

"O-ohh iya...salken gue Jeongyeon" Jeongyeon tersenyum tipis

"Salken juga Jeongyeon, gue Yerim"

Mulutnya sih senyum tapi hatinya teriak jancokkkkkkk.

Lalu mereka pun duduk, Nayeon bersebelahan dengan Yerim dan Jeongyeon yang berada di depan mereka, sendirian.

Jeongyeon melihat bagaimana dua pasangan di depannya itu bermesraan sedangkan dia cuma nyengir sambil ngangguk-ngangguk kalau di ajak ngobrol, kadang ketawa tapi garing nadanya.

"Oh iya katanya lo mau kenalan kan sama Yerim? Sok gih ngobrol gue mau terima telfon dulu" ucap Nayeon bikin Jeongyeon panik.

YANG BENER BAE MASA GUE DI TINGGAL SAMA PACAR LO NAY

Sepeninggalan nya Nayeon, kini hanya tersisa Yerim dan Jeongyeon yang duduk hadap-hadapan. Yerim tersenyum miring saat melihat bagaimana ekspresi tegang di wajah Jeongyeon, terlihat seperti orang nervous interview kerja.

"Gue denger dari Nayeon, katanya lo deket ya sama dia?" Yerim membuka obrolan dengan nada datar.

Jeongyeon menyedot minuman miliknya "ya ga deket-deket amat sih, temen doang"

"Oh temen doang?" Sarkas Yerim menatap Jeongyeon sambil mengaduk minumannya.

Jeongyeon mengangguk "iya temen, gue sama dia kagak ada apa-apa lo ga usah takut"

Iya temen tapi gue pengennya lebih

"Ngapain gue takut? Kan gue bukan pacarnya" ucap Yerim santai menyedot minuman nya.

...

....

.......

Jeongyeon memiringkan kepalanya bingung "hah?"

"Pffffttt...BAHAHAHAHAHA ADUH GUE GA KUAT HAHAHAHAHA"

Bukannya menjelaskan Yerim malah tertawa terbahak-bahak melihat wajah Jeongyeon. "Hah? Maksudnya apa?"

Yerim mengelap air matanya yang keluar karna tertawa berlebihan lalu menghela nafasnya agar berhenti tertawa. "Iya gue bukan pacar Nayeon, gue itu SEPUPU nya Nayeon"

"Tapi Nayeon bilang—"

"Bohong Jeongyeon. Dia cuma mau liat gimana reaksi lo kalau dia udah punya pacar"

Jeongyeon memejamkan matanya "anjing gue dikerjain"

"Eh tapi gue mau ngomong serius sama lo. Nayeon sebenernya mau liat gimana keseriusan lo buat pdkt in dia tau. Jujur ajah kata gue sih lo beruntung Je"

"Beruntung?"

Yerim mengangguk "Ga banyak orang yang bisa bikin kakak sepupu gue itu seneng. Gue sama dia ajah baru deket waktu kita smp, sedangkan lo. Lo orang baru di hidup dia tapi lo bisa bikin dia nyeritain segala sesuatu tentang diri lo"

"Dia nungguin lo confess Je"

Jeongyeon terdiam. Dia pikir Nayeon hanya menganggap nya teman selama ini, tapi ternyata tidak. Nayeon menunggunya.

"Should I confess my feelings??" Gumam Jeongyeon, entahlah nadanya seperti tidak yakin.

Yerim bangkit dari duduk nya dan memakai outer yang sempat ia lepas sebelumnya, bersiap untuk pergi "Yup you should! Udah lah gue harus pergi ada urusan."

"Makasih ya Yerim"

"Bilang makasih nya kalau lo udah jadian sama Nayeon ajah!, Bye" Jawab Yerim sambil berjalan keluar dari cafe.

Sedangkan Nayeon yang baru selesai menerima telfon itu akhirnya kembali ke meja mereka. Alisnya bertaut saat hanya melihat Jeongyeon yang ada di sana

"Je yerim mana?"

Yang di tanya malah meraih tangan miliknya lalu menggenggam nya hangat. Jantung Nayeon berdegup kencang.

"Je?"

"Nay, gue mau ngomong sesuatu sama lo"

Come on tell her!

"Gue sebenernya ...."

"Lo sebenernya?"

Nayeon dapat merasakan bagaimana dinginnya tangan Jeongyeon saat ini. Sedangkan Jeongyeon dia sedang berusaha merangkai kata-katanya.

"Nayeon i—"

Drrtt

Drttt

Drttt

Ucapan Jeongyeon terhenti karna ponselnya berdering menandakan ada telfon masuk. "Um sebentar ya"

Tiba-tiba Nayeon melihat perubahan wajah Jeongyeon yang panik.

"Kenapa Je?"

"Nay sorry gue harus pergi sekarang ada urusan mendadak"

"Kenapa tiba-tiba pada pergi semua?"

"Maaf, tapi nanti agak maleman gue bakal ke rumah lo soalnya ada yang mau gue sampein ke lo"

"Apa yang mau lo sampein?"

Jeongyeon mengemas barang-barang nya dengan cepat lalu pergi begitu saja meninggalkan Nayeon yang berdiri kebingungan.

Kesemsem [2yeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang