11. Seseorang Dari Masalalu

32.3K 3.9K 269
                                    

Haii guys! Sahut, napa, sih? :(

Jangan skip karena entar kalian ketinggalan cerita pas baca next chapter!!!!

Readers yang baik .... komen dong, satu aja udah bikin aku salto jingkrak-jingkrak, lho. Vote juga, ya, hehehehe.

Siap sama part gemes ini?? Yuhuuu ayooo ramaikan.

🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻🌻

Aku minta ... ciuman pertama kita.

Perkataan itu terngiang di benak Atlan. Ia melirik wanita yang mengucapkannya tadi sembari membasahi bibir. Duduk berhadapan, tak sedikit pun Atlan membuka suara karena canggung.

Saat ini mereka berada di sebuah kafe dengan gaya unik dan kekinian. Urmila yang memilihkannya. Kata Urmila, selain makanannya enak, tempat ini sangat instagramable hingga cocok dijadikan latar foto bersama pasangan.

Makanan yang mereka pesan memang telah habis. Namun tetap saja Urmila bersikeras tetap di sini. Terhitung sudah lima jam mereka di kafe ini. Atlan sampai harus pesan dua milkshake lagi untuk menutupi malu-karena hanya mereka yang terlihat paling lama-saat pengunjung lainnya silih berganti datang dan pergi.

"Abang! Ih bengong terus. Bengong lagi Mila cium, nih?" goda Urmila mengulum senyum. Gadis itu meletakkan ponselnya di kotak tissu-dalam keadaan portrait. Ia sibuk mengambil gambar selfie untuk upload story instagram.

"Main ciam-cium-ciam-cium. Ini kafe, bukan kamar hotel, Mil!" jawab Atlan, sedikit kesal menunggui Urmila yang banyak maunya.

"Yuk!" angguk Urmila, membuat Atlan mengerutkan dahi.

"Apanya?"

"Ke hotel biar bisa cium abang sampai bonyok," ucap Urmila, nyaris membuat Atlan tersedak detik itu juga.

"Canda, calon imam!" Tawa Urmila melambung ke udara. Wajah Atlan terlihat benar-benar tegang dan kaku.

Atmosfir dalam tubuh Atlan panas menghadapi tingkah gadis di hadapannya ini. Sudahlah berbaju seksi, dan dengan santai sengaja duduk menyilangkan kaki. Dress selutut itu tersingkap, membuat Atlan resah sendiri.

"Abang, kenapa lihat-lihat gitu? Kalau pengen bilang-"

"Iya pengen," lirih Atlan setelah mengedip-ngedipkan matanya yang terasa kantuk. "Pengen pulang ... Lima jam lho kita di sini. Segan sama pemilik kafenya. Udah banyak yang keluar masuk, kita doang yang masih betah," ucap Atlan mencoba meraih pengertian Urmila.

"Kafe ini 'kan dibikin khusus buat tongkrongan. Masalahnya apa? Aku juga kenal sama pemiliknya. Dia mantan aku, lho, Bang. Sukses sekarang," sindir Urmila, berniat hanya memanasi sekaligus memancing ekspresi Atlan.

"Hah? Kamu mantan pacar Dodi Sukurin, ... anggota dewan yang ketahuan korup itu?" Atlan mengerutkan dahi.

"Lho, kok?"

BENUA ATLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang