CHAPTER 18 《MINT CHOCO ICE CREAM》

25 5 2
                                    

10 Tahun yang lalu

“Apa yang kalian lakukan!?” seru Haneul kecil kepada sekelompok anak lelaki yang mengerumuni seorang anak lelaki lainnya yang sedang terduduk dengan es krim terjatuh di sampingnya.

Hari itu akhir pekan, seperti biasa Haneul mengunjungi rumah sepupunya bersama adiknya dan dua pengawalnya. Tapi keempat orang itu sedang terlalu asyik bermain game komputer dan tidak membiarkan Haneul mencobanya sama sekali, karena bosan akhirnya Haneul memutuskan untuk berjalan sendirian ke toko es krim yang ada di lingkungan komplek perumahaan itu. Di depan toko itu lah Haneul melihat kerumunan anak lelaki itu, sepertinya anak-anak nakal itu sedang mengerjai anak kecil yang terjatuh.

“Wah ada Haneul, cepat lari.” ucap salah satu anak lelaki itu dan kemudian mereka semua berlari pergi sambil tertawa.

Anak-anak di lingkungan itu memang sangat nakal, apalagi dengan anak baru yang belum memiliki teman. Saat Haneul pertama kali berjalan keluar sendirian di lingkungan itu, anak-anak yang sama juga mencoba mengerjainya. Tapi tumbuh besar dengan anak laki-laki membuat Haneul tidak segan-segan untuk membalas apalagi saat itu badan Haneul sedikit lebih besar daripada anak-anak seumurannya itu, walaupun kalah jumlah, tapi Haneul bisa membuat salah satu dari mereka kehilangan giginya dan akhirnya berlarian sambil menangis. Ya, walaupun Haneul sendiri juga tidak bisa dibilang tidak terluka. Tapi setelah kejadian itu tidak ada yang berani mengganggunya lagi.

Haneul berjalan menghampiri anak kecil yang masih terduduk dan sepertinya hampir menangis. Haneul sama sekali tidak pernah melihat anak itu sebelumnya, mungkin dia baru saja pindah ke lingkungan ini.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Haneul sambil menjulurkan tangannya. Anak kecil itu mendongak, setelah memperhatikan wajah Haneul selama sesaat, berpikir apakah anak perempuan itu benar-benar baik atau tidak.

“Tidak apa-apa. Terima kasih.” jawab anak lelaki itu dan menyambut uluran tangan Haneul untuk membantunya berdiri.

“Tapi es krim-mu jatuh.” ucap Haneul sambil memperhatikan es krim yang masih ada di tanah, ia sedih sekali melihat es krim yang meleleh sia-sia.

“Aku bisa membelinya lagi. Ayo, ku belikan juga untukmu.” ajak anak lelaki itu sambil menarik tangan Haneul memasuki toko es krim.

Hari itu cuacanya sangat bagus, langitnya cerah tetapi angin yang berhembus menyejukkan terutama di taman komplek yang pohonnya tumbuh besar dan rindang. Setelah membeli es krim, Haneul dan teman barunya memutuskan untuk duduk di ayunan taman yang kebetulan sedang tidak banyak orang. Awalnya Haneul ingin membeli es krim cokelat seperti biasanya, tetapi setelah mendengar alasan anak lelaki itu di ganggu karena rasa es krim yang dipesannya dibilang aneh Haneul langsung ikut-ikutan memesan rasa yang sama. Akhirnya Haneul hanya menatap es krim di tangannya dan belum mencobanya sedikit pun. Haneul memandang es krim yang sudah mulai mencair itu sambil berpikir, kenapa warna es krim ini hijau? Apa ini rasa melon? Tapi kenapa ada butiran-butiran cokelat? Bagaimana rasanya es krim melon dengan cokelat?

“Kau juga berpikir es krimnya aneh ya?” tanya anak lelaki yang duduk di ayunan tepat di samping ayunan Haneul.

“Tidak.” jawab Haneul cepat, walaupun agak berbohong sedikit. “Aku hanya belum pernah mencoba ini sebelumnya. Bisa kau beritahu aku lagi apa namanya?”

Mint Choco. Kau harus mencobanya.” jawab anak lelaki itu.

Akhirnya setelah berpikir sesaat, Haneul mencoba es krim di tangannya. Kening Haneul langsung mengkerut karena tidak biasa dengan rasanya, sensasi dinginnya seperti pasta gigi di rumahnya. Anak lelaki di sampingnya mau tidak mau tertawa melihat raut wajah Haneul.

“Nanti juga kau akan terbiasa dengan rasanya.”

Walaupun otaknya masih tidak bisa menerima rasa es krim di tangannya dan mulutnya masih belum terbiasa, tetapi Haneul terus memakan es krim mint choco itu.

“Siapa namamu?” tanya anak lelaki itu.

“Haneul. Kim Haneul. Kau?”

Anak lelaki itu tampak berpikir sesaat.
“Lee Jaehyun.” jawabnya.

Seperti dugaan Haneul, anak lelaki yang mengaku bernama Jaehyun itu baru saja pindah ke perumahaan itu beberapa hari yang lalu. Haneul juga memberitahu anak itu kalau ia tidak tinggal di komplek perumahaan itu dan hanya datang setiap akhir pekan untuk mengunjungi sepupunya, tetapi Haneul tidak memberitahukan dimana rumah sepupunya itu dan siapa namanya, walaupun anak lelaki itu terlihat baik tetapi Haneul baru bertemu dengannya hari ini, jadi anak itu tetap saja orang asing.

Mendengar itu anak lelaki itu tampak sedih, Haneul bisa dibilang teman pertamanya setelah pindah, dan menurut pengalamannya beberapa saat yang lalu ia tidak mungkin berteman dengan anak-anak lainnya. Melihat raut wajah teman barunya itu, Haneul jadi ikut sedih karena ia tau apa yang anak itu pikirkan. Jadinya tanpa berpikir panjang Haneul berusaha menghibur anak itu dengan mengatakan kalau setiap akhir pekan ia akan datang ke taman itu untuk menemaninya.

“Aku akan menjagamu.” tambah Haneul dengan nada pasti karena anak lelaki itu masih terlihat ragu.

“Tenang saja, jika anak-anak nakal itu sering melihatmu bersamaku mereka tidak akan berani mengganggu lagi, bahkan jika aku tidak ada.”

Mendengar itu senyum anak lelaki itu mengembang. Bukan karena Haneul berjanji akan menjaganya, tapi karena pikiran kalau ia akan selalu bertemu Haneul setiap akhir pekan membuatnya senang.

Sesuai janjinya, Haneul terus datang ke taman setiap akhir pekan di jam yang sama, dan anak lelaki itu pasti sudah menunggu Haneul terlebih dahulu dengan dua es krim mint choco di tangannya, kalau Haneul telat sedikit saja es krim itu akan mulai meleleh di tangan anak lelaki itu, walaupun begitu anak lelaki itu tidak akan memakannya sampai Haneul datang, setelat apapun. Karena terus memakan es krim dengan rasa yang sama setiap minggu selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, mau tidak mau Haneul jadi menyukai rasa es krim yang tidak biasa itu. Satu-satunya hari Jaehyun tidak membawa es krim adalah saat hujan turun, di saat-saat seperti itu mereka tidak akan duduk di ayunan karena basah, mereka akan duduk di bawah pohon rindang yang sangat lebat sampai bisa dijadikan tempat berteduh, di bawahnya akar-akar pohon yang besar-besar muncul dari tanah dan bisa di jadikan tempat duduk. Tetapi jika hujannya sangat deras dan disertai angin sampai berteduh di bawah pohon pun tidak mempan, mereka hanya akan bertemu sebentar dan pulang.

Haneul yang terus menghilang dari rumah Younghoon saat hari sudah menjelang sore tentu saja membuat saudaranya itu bertanya-tanya dan bahkan sampai mencari Haneul keluar. Haneul memang hanya menceritakan tentang anak di taman itu pada Juyeon, karena ketiga orang lainnya terutama Younghoon biasanya tidak suka jika ada anak lelaki mana pun dekat-dekat dengan Haneul, terutama setelah kejadian Haneul diganggu sampai luka-luka. Sebenarnya 70% ketakukan anak-anak lelaki di komplek itu pada Haneul disebabkan oleh Younghoon dan Sunwoo. Jadi setiap kali Haneul harus pergi, Juyeon yang akan membantunya. Pernah sekali Younghoon akhirnya muncul juga di taman dimana Haneul berada dan dia harus menyeret Jaehyun kesana-kemari untuk bersembunyi sebelum Jaehyun dan Younghoon melihat satu sama lain. Tapi setelah setahun berlalu, sepertinya Younghoon juga sudah terbiasa dengan hilangnya Haneul dan tidak meributkannya lagi.

Setelah hampir dua tahun berteman, Haneul dan Jaehyun sepertinya sudah paham satu sama lain. Jaehyun yang Haneul kira anak pemalu yang pendiam ternyata bisa sangat jail dan sangat berisik sekali, saking jailnya mereka sudah sering sekali bertengkar, tapi minggu depannya mereka akan kembali berteman seperti tidak terjadi apa-apa. Walaupun begitu, ada juga saat-saat dimana Haneul merasa anak itu seperti Kakaknya, ia akan menenangkan Haneul kalau sedang menangis, mendengarkan Haneul saat sedang mengomel, atau juga Jaehyun yang akan mengomel kalau Haneul melakukan hal-hal yang bisa membuatnya terluka, seperti memanjat pohon atau lompat dari ayunan yang masih berayun.

Sementara Haneul di mata Jaehyun, kadang-kadang ia lupa kalau Haneul itu anak perempuan apa lagi dengan segala tingkah bar-barnya, tapi Jaehyun tau, walaupun terlihat kuat dan galak di luar, Haneul tetap saja anak kecil yang suka menangis di hadapan Jaehyun tentang hal-hal sepele seperti tidak diajak ke taman bermain oleh sepupunya, kegirangan melihat hewan-hewan lucu dan suka melakukan hal-hal bodoh bersama Jaehyun.

Walaupun sudah sedekat itu dan sudah menceritakan berbagai hal, tetap saja Haneul belum memberitahu siapa dan dimana rumah sepupunya, Jaehyun tidak memberitahu siapa nama aslinya dan mereka juga tidak tahu kalau ternyata Jaehyun lebih tua dan seumuran dengan Younghoon. Selama ini mereka mengira mereka berdua seumuran. Mungkin karena menganggap itu tidak penting, mereka tidak pernah membahasnya.
Saat itu harinya cerah, Haneul senang sekali karena hari itu ia bisa menangkap kupu-kupu dan capung seperti yang sudah direncanakan minggu lalu bersama Jaehyun. Baru saja Haneul melangkahkan kaki ke luar rumah, Younghoon dan orang tuanya yang memang tadi pergi keluar, muncul dari pagar rumah dengan menenteng kandang hewan. Younghoon yang tau kalau Haneul mau kabur lagi langsung menghalanginya dan mendorongnya masuk ke dalam rumah, karena Younghoon mau memamerkan peliharaan barunya yang baru saja dia adopsi.

Sebenarnya, tanpa disuruh pun Haneul dengan senang hati melihat lebih dekat anak anjing yang dibawa Younghoon di dalam kandang itu. Haneul langsung lupa dengan Jaehyun yang sudah menunggu di taman saat anak anjing yang diberi nama Bori itu berlarian kesana kemari di rumah barunya, Haneul, Sunwoo, Eric dan Juyeon bergantian menggendong anak anjing kecil itu. Saking bersemangatnya mereka dengan Bori, tidak ada yang menyadari kalau dari tadi Haneul sudah bersin berkali-kali.

“Mana Nuna?” tanya Eric saat mereka sedang mengelilingi Bori tapi Haneul tidak terlihat.

“Jangan-jangan dia pergi keluar lagi.” ucap Younghoon yang langsung berdiri untuk mencari Haneul keluar. Tetapi Younghoon malah menemukan Haneul yang sedang sesak napas di dekat sofa di ruang tamu. Panik, Younghoon langsung berteriak memanggil orang tua mereka.

Haneul sempat mengalami kejang sesaat sebelum memasuki ruang tindakan dan itu membuat keluarga Haneul menunggu dengan resah. Setelah menunggu beberapa lama akhirnya dokter yang menangani Haneul keluar dari ruang tindakan. Dokter mengatakan kalau Haneul mengalami syok anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang parah.

“Apa Haneul memakan sesuatu atau memegang sesuatu sebelum mengalami sesak napas?” tanya Dokter.

Keluarga Haneul sepakat satu-satunya yang Haneul pegang adalah Bori. Dokter lalu mengatakan kemungkinan Haneul mempunyai alergi terhadap bulu anjing, tetapi itu hanya bisa dipastikan setelah menjalani beberapa tes alergi setelah Haneul sadar.

“Untung saja Haneul cepat ditangani, syok anafilaksis bisa sangat membahayakan jika tidak segera di tangani.” ucap Dokter sebelum pamit.

Haneul akhirnya dirawat selama kurang lebih seminggu di Rumah Sakit sebelum akhirnya bisa pulang. Selama itu pula Jaehyun datang ke taman tidak hanya akhir pekan tetapi setiap hari. Saat hari dimana Haneul dibawa ke Rumah Sakit, Jaehyun menunggu Haneul di taman sampai matahari terbenam dengan es krim yang sudah menjadi air di tangannya. Akhirnya selama seminggu setiap pulang sekolah Jaehyun datang ke taman, berharap Haneul akan muncul untuk mengganti hari dimana ia tidak datang. Sebulan, dua bulan, Haneul masih belum muncul juga walaupun Jaehyun tidak pernah sekalipun tidak datang saat akhir pekan dengan es krim yang sama di tangannya. Saat itu ia baru menyesali kenapa tidak bertanya dimana rumah sepupu Haneul sebenarnya.

Selama dua bulan itu, setiap akhir pekan Younghoon yang akan bermain ke rumah Haneul karena Haneul sudah tidak diizinkan lagi pergi ke rumah Younghoon. Setiap akhir pekan datang, Haneul terus berpikir apa Jaehyun masih datang ke taman atau sudah tidak lagi karena sudah selama ini. Akhirnya suatu hari Haneul tidak tahan hanya berpikir dan ingin memastikannya sendiri. Ditemani Juyeon, mereka pergi ke taman di dekat rumah Younghoon, tetapi tidak ada seorang pun di sana. Walaupun sudah mengiranya, Haneul tetap saja merasa sedih. Haneul ingin menunggu di sana setidaknya satu jam lagi, tapi Juyeon melarangnya karena sebentar lagi orang-orang di rumah pasti akan mencari mereka. Akhirnya mereka berdua pulang tanpa mengetahui kalau Jaehyun sedang terbaring di atas kasurnya karena demam.

Selama bertahun-tahun, Jaehyun terus datang selama akhir pekan walaupun setelah setahun ia sudah tidak membawa es krim lagi dan hanya duduk di ayunan sampai matahari terbenam. Tetapi saat memasuki SMP dan bertemu dengan seseorang yang ia pikir Haneul yang ia kenal, Jaehyun tidak pernah datang lagi. Sedangkan disaat yang bersamaan, Haneul sudah mulai diizinkan bermain ke rumah Younghoon walaupun hanya sebulan sekali, dan setiap ia datang Haneul akan mengunjungi taman dan duduk di ayunan yang sama dengan Jaehyun selama beberapa saat sampai Juyeon menjemputnya pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEEPER || Lee HyunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang