12) Tak Sengaja

51 7 3
                                    

Pagi yang cerah, dimulai dengan senyuman. Tom Holland, lelaki itu selalu berhasil menghiburku. Ia telah melakukan hal itu sejak beberapa tahun lalu, entah sihir apa yang ia gunakan atau memang perawakannya saja yang bodoh dan mudah membuat orang tertawa. Mungkin juga itu daya tarik miliknya.

Ingat janji ku kemarin kalau aku akan mengajaknya ke suatu tempat? Ya, hari ini aku akan mengajak dan mungkin memberikan ia sedikit surprise karena ia akan bertemu dengan teman-teman lamanya. Siapakah mereka? Hmm kalian akan mengetahuinya nanti.

Sekarang waktunya membangunkan manusia yang akan aku ajak pergi itu. Seharusnya ia tidak sesusah itu untuk dibangunkan, ia bukanlah orang yang sering tertidur terlalu lelap.

"Hei, Tom. Bangun" kata ku dengan nada pelan sambil mengguncangkan badannya sedikit.

"Tom, bangun hei" ia masih saja tidak bergerak, masih tetap bernafas sih. Aku yang mulai bete pun mulai menggunakan cara yang agak kasar.

"Woi bangun bego, mau pergi ga sih?" kesalku dengan nada yang sedikit lebih keras.

"Hah? Ngh Hoaam... Apa sih? Masih pagi udah berisik" protesnya sambil menutup wajahnya dengan selimut.

Kok tumben sekali bocahnya susah dibangunin sih? Aneh. Hal apa ya yang membuat matanya jadi berbinar-binar dan ingin cepat-cepat keluar dari kasur? Aha! Nampaknya aku tahu.

"Yah mau tidur ya? Yaudah deh padahal aku ada surprise spesial buat kamu" pikirku hal ini akan berhasil, secara ia sangat menyukai kejutan dan hadiah.

"Oh iya aku udah bangun, mau kasih surprise apa?" benar saja mata berbinar itu muncul.

Tertebak sekali, cih. Sangat kekanak-kanakan bukan? Baru mau bangun kalau diberi kejutan atau hadiah. Mana ia bertingkah seperti orang yang tidak protes dengan jurus omelan bawelnya beberapa menit lalu.

"Iya ada kejutan kok untukmu, Holland. Tapi bangun dan mandi dulu ya. Abis kamu mandi aku baru bisa kasih kejutan itu" jawabku sambil memberikan senyuman tipis

Bibir tipisnya pun mulai pout seperti kebiasaannya saat ia sedang pundung atau kesal, kurang mirip seperti anak kecil dari mananya coba? Namun setelah itu ia melakukan segala hal yang telah ku katakan. Ia bangun dari kasur dan mandi.

Aku menyuruhnya menggunakan pakaian yang agak tebal, mungkin sedikit layering? Karena cuaca di luar agak dingin, aku tak mau bocil satu ini merasa kedinginan karena ia sangat manja dan akan menggunakan segala alasan untuk meminjam scarf kesayanganku.

Setelah selesai mandi dan memilih outfit, ia pun keluar dari kamarnya. Menunjukkan baju yang telah ia pilih dan ia pakai.

"Gimana? Bagus ga?" tanyanya dengan smirk andalan dari sifat cockiness yang ia punya itu.

Ia memutar badannya ke kanan, ke kiri, dan bahkan berputar 360°. Aku sangat yakin kalau ia menginginkan ku untuk mengatakan hal baik bahkan memuji pakaian yang sedang ia pakai. Memuji bagaimana pintarnya ia mix and match setiap bagian dari pakaian itu sendiri, memuji bagaimana tampannya ia sekarang.

"Bagus" jawabku singkat menoleh ke hadapan TV.

"Oh iya mana kejutan susuripres apalah itu?" tagihnya.

"Nanti, sekarang duduk dulu terus makan serealnya. Kalo udah lembek ga enak"

Jujur, Tom Holland sekarang terlihat sangat lucu. Rambutnya yang agak keriting, coat yang ia pakai juga senada dengan turtleneck nya. Kapan sih ia terlihat jelek?

"Gue mau ngajak lo pergi ke suatu tempat" ucapku memulai pembicaraan.

"Kemana?" tanyanya dengan mulut penuh sereal serta menghadap ke pada ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

His Cup of TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang