Happy reading bestie!
꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sachiko terbangun dari tidurnya, dilihatnya langit yang masih gelap. Mungkin sekitar jam 4 pagi, teringat jika dia harus pulang maka Sachiko pun beranjak dari atas futon dan melipat nya kembali.
Dengan perlahan menggeser pintu fusuma, dilihatnya anak-anak masih tertidur dan juga Gyomei yang tertidur tepat di samping pintu ruang doa.
"Kalau aku tahu dia tidur sambil duduk, aku akan memberikan Futon itu padanya." Gumam Sachiko.
Sachiko hendak berjongkok namun betisnya terasa perih, ternyata luka di betisnya kemarin tidak diobati dan baru terasa sakit sekarang.
Niatnya yang ingin berpamitan di urungkan karena tidak tega membangunkannya Gyomei. Sachiko pun beranjak pergi dari kuil, melihat langit yang masih gelap. Menghela nafas lalu dengan sekuat tenaga dia berlari agar sampai di jalur rahasianya.
"Persetan dengan rasa sakit, aku tidak mau dimakan hewan buas!"
....
Drap
Drap
Drap
"Selamat pagi Nyonya." Ucap salah satu pelayan menundukkan kepalanya hormat.
"Anak itu tidak keluar kamar?" Tanya nya dengan angkuh.
"Tidak nyonya. Dari semalam Sachiko-sama tidak keluar dari kamarnya."
Menyeringai puas, "Bagus. Pastikan hanya beri dia ubi dan air." Ucapnya lalu pergi.
Natsuwo Yoshikuni dari dulu sangat membenci ibu Sachiko. Natsuwo, Hana-Ibu Sachiko, dan Tatsuho-ayah Sachiko, terlibat cinta segitiga. Yang kalah adalah Natsuwo, karena itu dia dengan terpaksa harus menikahi Adik Tatsuho agar dia bisa naik pangkat dan membalaskan dendam nya pada Hana sekaligus merebut posisi Hana dihati Tatsuho.
Sejak Natsuwo mengetahui bahwa Hana dan Tatsuho memiliki putri, dia sangat marah. Amarahnya tambah membuncah kala melihat Sachiko yang sangat mirip dengan Hana, jadi saat kedua orang tua Sachiko meninggal, Natsuwo lah yang paling bahagia.
Dia bisa membalas dendam nya melalui Sachiko dan juga pangkat nya naik menjadi nyonya rumah.
Sementara itu, Sachiko sendiri masih terlelap di atas futon nya. Beberapa menit yang lalu dia baru saja sampai, dan tepat saat pelayan masuk untuk mengecek Sachiko.
....
Beberapa jam kemudian, setelah jam makan siang, Sachiko kembali kedalam kamarnya. Makan siang tadi sangat sunyi dan mencekam bagi Sachiko, karena dia masih kesal dengan kejadian kemarin.
Sachiko mencari-cari sesuatu disekitar kamarnya, lalu matanya menemukan sebuah kotak kecil di antara celah lemari. Segera membawanya keluar dan membuka kotak itu.
"Syukurlah tabungan ku masih ada." Sachiko tersenyum simpul melihat tabungan masa kecilnya masih utuh. Uang ini dikumpulkan untuk dia berpetualang suatu hari nanti dan sekarang mungkin akan dia pakai.
"Belum saatnya aku memakai ini. Aku masih harus memanfaatkan keadaan ku sekarang untuk membalas ular-ular itu." Seringai terbit di wajahnya. Ekspresi yang sama sekali belum pernah ditampilkan Sachiko.
Tiba-tiba Sachiko teringat sesuatu lalu melirik kotak berisi koin di pahanya, "Mungkin aku akan mengunjungi nya lagi."
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
HIPPEASTRUM [HIMEJIMA GYOMEI]
Fanfiction[END] [HIPPEASTRUM] アマリリス "Aku selalu memikirkan ini....Apa kau mencintaiku?" ... Sachiko Yoshikuni, membuang semua masa lalu nya yang pahit, termasuk melepaskan marga yang diagung-agungkan masyarakat. Jalan nya berwarna gelap, setelah orang yang d...