Dabel apdet mamen
Happy reading!
🏃💨🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Jadi, besok umurmu 21 tahun?"
"Ya."
Hinata menatap Sachiko yang tengah meminum teh nya dengan santai.
"Meskipun dia sudah bukan lagi bangsawan, tapi kebiasaannya tetap melekat. Mereka berdua benar-benar mirip." Batin Hinata melihat cara Sachiko meminum teh yang sangat anggun.
"Sachiko."
Sachiko menoleh, meletakkan teh nya.
"Kau bisa tinggal disini, kalau kau mau." Kata Hinata.
Sachiko menggeleng, "Terimakasih obasan. Tapi aku menolak." Hinata sedikit kecewa namun dia menghargai keputusan Sachiko dan tak ingin memaksa.
"Kalau begitu, menginap lah beberapa hari disini. Karena besok hari ulang tahunmu, aku akan membuatkan sesuatu yang spesial untukmu."
Sebenarnya Sachiko ingin langsung cepat kembali, namun melihat tatapan Hinata yang begitu berharap. Jadi Sachiko menuruti nya, bagaimana pun dia satu-satunya keluarga Sachiko sekarang.
.....
Beberapa hari berlalu, Sachiko bersiap untuk pergi, kembali ke tujuan awalnya. Memakai cincin pemberian hinata, saat ulang tahun nya kemarin Hinata memberikan cincin ini, katanya cincin ini benda terakhir milik Hana. Dengan senang hati Sachiko menerima dan memakainya.
"Hei, sudah mau pergi?" Tanya Hinata berdiri di ambang pintu kamar, menatap langsung ke Sachiko.
"Un. Aku akan kesini lagi nanti."
Hinata tersenyum hingga kerutan di sudut matanya terlihat, "Baiklah, seringlah mampir kemari. Pilihan untuk tidak menikah membuatku sedikit menyesal, karena sendirian di rumah yang luas ini." Katanya terkekeh diakhir kalimat.
Sachiko ikut tersenyum, "Kalau begitu, kenapa tidak menikah? Umur obasan masih terbilang muda." Kata Sachiko hati-hati.
Hinata melipat tangannya didepan dada, "Alasanku dihukum saat remaja karena aku kabur saat ingin dijodohkan Sachiko, lagipula mempunyai suami itu merepotkan." Sachiko sedikit tersentak mengingat masa lalu yang sama seperti Hinata.
Menatap lekat Sachiko, "Aku harap kau menemukan cintamu Sachiko." Sachiko tersenyum tipis mendengar ucapan Hinata.
Hinata sudah tahu semua permasalahan Sachiko, mendengar cerita Sachiko membuat Hinata makin bertekad untuk tidak menikah karena menurutnya cinta itu rumit dan menyusahkan.
"Kalau begitu, aku pergi dulu obasan. Terimakasih untuk semuanya."
"Tidak perlu berterima kasih, memang sudah tanggung jawabku sebagai bibi mu. Jaga dirimu baik-baik Sachiko." Hinata mengusap kepala Sachiko dengan lembut.
Sachiko tersenyum sendu, teringat dengan ibunya.
"Ha'i. Obasan juga, jangan terlalu banyak mengonsumsi gula dan jaga kesehatanmu. Aku akan sering mampir kemari."Hinata mengangguk, mengantar Sachiko sampai depan rumah. Melihat Sachiko yang mulai menjauh, Sachiko melambaikan tangannya sebelum berbelok ke kanan.
Hinata menghela nafasnya, berbalik masuk kembali kedalam rumah.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
HIPPEASTRUM [HIMEJIMA GYOMEI]
Fanfiction[END] [HIPPEASTRUM] アマリリス "Aku selalu memikirkan ini....Apa kau mencintaiku?" ... Sachiko Yoshikuni, membuang semua masa lalu nya yang pahit, termasuk melepaskan marga yang diagung-agungkan masyarakat. Jalan nya berwarna gelap, setelah orang yang d...