Happy reading bestie!
(。・ω・。)ノ♡🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sinar mentari terasa hangat di kulit pucat gadis itu. Sachiko terbangun dengan mata yang bengkak karena menangis semalaman.
Ia berharap ini mimpi, namun ternyata tidak. Potongan kain dan darah masih terlihat Dimata Sachiko. Mata nya sayu dan kembali kosong.
Secercah harapan itu kembali sirna, sejenak Sachiko linglung dengan keadaannya. Harusnya ada orang disini, harusnya ada anak-anak yang berlarian sambil tertawa disini, Harusnya ada seseorang yang selalu tersenyum lembut disini. Tapi semuanya kemana?
"Aku harus kemana?" Monolog nya. Desiran angin pagi tidak membuatnya luluh. Dia tetap termenung di atas lantai tatami kotor.
Ting!
Suara lonceng membuatnya menoleh, menatap ruangan yang pertama kali membuat nya jatuh cinta dengan orang itu...
Tubuhnya mulai bangkit dan melangkah memasuki ruangan. Masih ada sisa dupa untuk dibakar, Sachiko mengambil dupa dan membakarnya menaruhnya di Navikula lalu memanjatkan doa.
"Pertama kalinya aku menganggap mu benar-benar ada ketika aku bertemu dengannya. Dia selalu berdoa pada mu, dan aku pikir jika aku lebih percaya maka kau akan mengabulkan keinginan ku."
"Kau memang mengabulkan nya, memberikan ku rasa kasih sayang yang telah lama hilang. Tapi kau merebutnya lagi. Semuanya, kau mengambil semuanya. Kenapa kau sangat egois? Apa karena aku yang selalu mengumpat? Atau karena sikap ku yang kurang ngajar?"
"Jika kau mendengar ku. Maka dengar ini kami-sama, Jika kau mengambil semuanya maka ambil juga aku. Saat ini, detik ini juga. Aku tidak bisa lagi hidup jika semua kebahagiaan ku kau ambil. Aku mohon..."
Desiran angin menyapu tubuh Sachiko, seakan dewa menjawab doa nya. Namun tidak tahu apa yang dia sampaikan.
Sachiko membuka matanya lalu segera bangun mengambil barang-barang nya yang terjatuh, mengambil potongan-potongan kain dan membawa nya pergi dari kuil.
"Siapapun yang melakukan ini. Aku akan membunuhnya."
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Sachiko baru sampai di sebuah tempat. Ingat tempat yang sudah disiapkan Sachiko untuk kabur? Ya, inilah tempat yang dimaksud.
Di Sebuah hutan dekat air terjun ada sebuah gubuk yang cukup besar untuk ditinggali seorang diri. Tidak usah bertanya dapat dari mana, saya pun bingung. Anggap saja kuasa author.
Tempat ini sangat jauh dari wilayah kediaman Yoshikuni ataupun kuil Gyomei. Atau bahkan di luar wilayah Yoshikuni, pokoknya jauh (• ▽ •;)
Hari mulai siang, karena perjalanan dari kuil ke tempat ini memakan waktu yang sangat lama. Jangan pikir Sachiko berjalan kaki, gempor dong. Dia menaiki kereta kuda, lalu sisanya jalan kaki.
"Untung sempat dibersihkan..." Katanya. Sachiko menata barang-barang yang dia bawa.
Beruntung nya, disini masih ada barang-barang lama yang masih berfungsi. Seperti, Futon bekas, Kuali, dan beberapa alat masak.
Merebahkan dirinya di atas futon, Sachiko termenung menatap langit-langit kayu. Pikiran nya masih terbayang-bayang tentang yang dilihat nya kemarin.
Berbagai pertanyaan menghantui nya, tentang siapa, kapan, bagaimana, mengapa. Matanya berair lagi, hatinya kembali sesak mengingat orang-orang yang selama ini dia sayangi. Tiba-tiba menghilang meninggalkan tanda tanya besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIPPEASTRUM [HIMEJIMA GYOMEI]
Fanfiction[END] [HIPPEASTRUM] アマリリス "Aku selalu memikirkan ini....Apa kau mencintaiku?" ... Sachiko Yoshikuni, membuang semua masa lalu nya yang pahit, termasuk melepaskan marga yang diagung-agungkan masyarakat. Jalan nya berwarna gelap, setelah orang yang d...