Happy reading!
( ꈍᴗꈍ)🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Eunghh..."
Kelopak matanya perlahan terbuka, dilihatnya langit malam bertabur bintang. Sachiko mendudukkan dirinya bersandar pada pohon.
"Hiko-san. Syukurlah kau sudah sadar..." Sachiko mendongak melihat Uzui. Tangan nya sudah diperban. Lalu melihat tubuhnya sendiri.
"Kau yang-"
"Oh, tidak-tidak! Aku tidak mungkin membuka baju mu dan mengobati mu. Mereka yang melakukan itu." Kata Uzui menunjuk para Kakushi yang tengah sibuk membereskan mayat-mayat.
Sachiko bernafas lega, "Terimakasih."
Uzui tersenyum, lalu memberikan sesuatu pada Sachiko.
"Ah, topeng ku!" Sachiko segera mengambilnya dan melihat Uzui.
"Aku mencoba memperbaiki nya tapi sepertinya tidak rapi." Kata Uzui.
Sachiko tersenyum simpul, "Terimakasih lagi. Eum, tolong rahasiakan wajahku ya?"
"Hahaha, tentu saja!. Aku yakin mereka juga akan tutup mulut." Uzui ikut duduk di sampingnya Sachiko.
Sachiko memakai topengnya kembali dia sedikit sedih karena ini satu-satunya pemberian Iwami namun sudah rusak sekarang.
"Aku baru ingat. Bagaimana dengan misi mu Uzui-san? Kau malah membantuku disini." Kata Sachiko.
"Sebenarnya misi ku disini, kebetulan tujuan kita sama. Dan tugasku membunuh iblis tadi, saat kita berpisah, aku sempat mengecek rumah warga namun semuanya kosong hanya ada secarik kertas merah yang tertinggal di setiap rumah."
Memiringkan kepalanya, "Kertas merah?"
"Un, kurasa ada seseorang yang membuat perjanjian dengan iblis itu. Iblis tadi itu punya kekuatan untuk memanipulasi pikiran, kurasa para warga diperintah untuk menyembah nya. Mungkin itu sebabnya mengapa para rumah warga kosong dan mereka ditemukan di didalam sana."
Sachiko terdiam, walau dia sudah tidak ada hubungannya lagi dengan desa ini. Tapi bagaimanapun, dia pernah lahir disini. Para warga yang tidak bersalah malah jadi korban karena ketamakan satu orang.
"Dia juga memanipulasi pikiran mu kalau kau ingat." Sachiko menoleh ke arah Uzui, pikirannya mengingat kejadian beberapa jam lalu.
"Ah...iya benar. Aku tersadar saat kau sudah ada di atasku."
Menggaruk pipinya malu karena ucapan Sachiko yang ambigu, "Ekhem ya. Maaf untuk tamparan nya, habisnya kau tidak mau sadar."
Teringat sesuatu, "Oh ya, dimana Taki-kun?" Tanya Sachiko menatap Uzui.
"Oh, pria tadi? Dia sedang membantu menguburkan mayat. Dia siapamu?" Tanya Uzui.
Sachiko menaikkan alisnya, "Kenapa?"
Mengangkat bahu, "Hanya tanya."
"Sepupu laki-laki ku."
"Ohh... untung saja." Kata Uzui mengusap dadanya.
Sachiko bingung, "Untung kenapa?"
Uzui menoleh ke arah Sachiko lalu tersenyum tipis, "Saat dia panik ketika kau pingsan. Dia sempat bertanya kenapa kau mual dan pingsan, lalu aku menjawab kau kelelahan karena sedang hamil."
"APA?!!"
"Lalu dia percaya kalau kau hamil anak ku."
PLAK!!
KAMU SEDANG MEMBACA
HIPPEASTRUM [HIMEJIMA GYOMEI]
Fanfiction[END] [HIPPEASTRUM] アマリリス "Aku selalu memikirkan ini....Apa kau mencintaiku?" ... Sachiko Yoshikuni, membuang semua masa lalu nya yang pahit, termasuk melepaskan marga yang diagung-agungkan masyarakat. Jalan nya berwarna gelap, setelah orang yang d...