Chapter 2

363 14 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, siswa siswi berbondong-bondong keluar kelas ada yang ke parkiran, ada pula yang menunggu di halte.

Naira,Tania,dan Salsa berjalan bertiga menuju halte karena menunggu jemputan,kecuali Naira dia harus ko menunggu angkutan umum. Di perjalanan menuju halte mereka bercanda,tertawa bersama dan saling bercerita selama pelajaran di kelas tadi.

"Eh Nai, mau tau gak," celetuk Salsa ditengah cerita. Naira yang merasa terpanggil langsung menengok ke arah Salsa dan langsung mengangguk mengiyakannya perkataan Salsa.

"Tadi waktu kamu ditarik sama kak Rayhan, Tania ngejekin ka Dinda. Sumpah ngakak banget," lanjut Salsa yang langsung diberi tawa besar oleh Tania.

"Dasar emang Tania suka kayak gitu. Tania jangan berlebihan loh aku gak mau kalian kenapa-napa dan aku gak mau nasibnya kayak aku diganggu terus sama kak Dinda dan temen-temennya," kata Naira memperingati. Tania hanya bisa memutar bola matanya malas.

"Naira dengerin aku ya,aku tu ngelakuin hal seperti itu ya karena aku mau bales kelakuan dia. Kamu itu sahabat kita berdua,selalu ada untuk kita,masa ketika sahabatnya digangguin orang kita diam aja. Nai,jadi orang jangan terlalu baik dan aku yakin kamu bisa lawan ka Dinda tapi karena kamu orangnya takut makanya ka Dinda semaunya gangguin kamu," jelas Tania dan langsung diangguki Salsa.

"Bener tu kata Tania,kamu harus bisa lawan ka Dinda, kalau kamu kayak gini terus ka Dinda akan seenaknya," lanjut Salsa menambahi ucapan Tania.

Tin tin tin

"Ih berisik banget sih kayak ga pernah make klakson," gerutu Tania.

"Eh anak-anak cupu,urusan kita belum selesai termasuk lo," kata Dinda dan langsung menunjuk kepada Naira.

"Dengerin saya ya kakak cantik,lebih cupu mana nih kita atau kakak?," tanya Tania dengan menaikkan satu alisnya.

"Gue,cupu? duh ga sadar diri ya,kalian itu yang cupu gue si enggak," jawab Dinda dengan diiringi tawa teman-teman didalam mobilnya.

"Hahaha,kalian ga sadar ya kalian juga cupu. Sekarang gini deh ya,lebih cupu mana sih main keroyokan atau satu lawan satu? kalau saya pikir-pikir sih lebih cupu yang main keroyokan ya. Masa lawan cuma sendiri ehh kalian mainnya keroyokan,duh gak banget," ucap Tania dan langsung mengajak Salsa dan Naira pergi dari sana.

"Ihhh ngeselin banget,liat aja gue akan bikin perhitungan," geram Dinda.

-Di halte

"Tania,aku gak mau nasib kamu sama seperti aku tolong ya jangan ngelakuin hal kayak gitu sama kak Dinda," kata Naira memohon.

"Nai,kamu tau kan siapa aku dia aja yang gak tau aku. Kalaupun dia mau buat perhitungan ke aku ya lakuin aja,aku gak takut," kata Tania dengan keras kepala. Salsa yang sedari tadi mendengarkan ocehan mereka berdua hanya bisa mengelus dada saja.

"Udah dong,kalian ini berantem mulu gak malu apa diliatin orang-orang," ucap Salsa menengahi mereka berdua.

Setelah mereka menunggu beberapa menit jemputan Salsa dan Tania sampai,tapi angkutan umum yang ditunggu Naira tak kunjung datang.

"Nai mau bareng?", tawar Salsa yang dibalas gelengan Naira.

"Beneran Nai? ini udah mendung takutnya hujan apalagi kalau hujan angkutan umum jarang lewat. Bareng aja yuk," jelas Salsa yang membuat Naira berpikir yang akhirnya memilih pulang bareng bersama Salsa.

Sesampainya di rumah Naira,tak lupa Naira mengucapkan terimakasih kepada Salsa dan langsung bergegas masuk ke rumah.

-Di markas

Kini,hujan membasahi atap markas five cogan. Hanya ada suara gemuruh petir dan suara dari game milik Joe,Zidan,dan Afiq saja,sedangkan Rayhan dan Rafi di dapur membuat makanan karena perut keduanya lapar.

Naira Ayshaqilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang