Chapter 19

111 8 0
                                    

Happy Reading!!

Keesokan harinya, di hari Selasa pagi yang pada dasarnya hari libur tidak membuat seorang Naira untuk bermalas-malasan. Hari ini, ia harus menemani Rayhan latihan basket pikirnya sembari ia menunggu kabar ayahnya pulang. Rafi sendiri hari ini akan izin latihan untuk menjenguk kekasihnya Anya, jadi dipastikan Naira berangkat bersama dengan Rayhan.

Naira seperti biasa menyiapkan sarapan dan bibi yang memasak. Adiknya sudah bangun, tetapi ia sepertinya tertidur di sofa depan tv. Rafi sudah bangun daritadi namun dirinya sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Anya. Sangat bucin!

Kania juga sudah rapih dengan pakaiannya karena ia akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan kegiatan rutinnya.

"Pagi sayang," sapa Kania mencium pipi Naira.

"Pagi ma, mama mau makan apa? Naira ambilkan," kata Naira yang menaruh nasi ke piring Kania.

"Pakai ayam goreng dan tempe bacem aja sayang," kata Kania meneguk air minumnya yang sudah disiapkan.

Rafi turun dari tangga dengan wangi khasnya. Ia menghampiri Naufal dan mengacak rambut adik angkatnya dan langsung pergi ke ruang makan dan mencium pipi Kania dan Naira.

"Mau kemana kak?," tanya Kania sambil memakan makanannya.

"Mau ke rumah Anya ma," jawab Rafi yang mengoles selai di rotinya.

"Anya kenapa kak?," tanya Kania.

"Sakit ma," jawab Rafi.

"Ya ampun, yasudah mama titip salam untuk Anya," kata Kania dan diangguki oleh Rafi.

Dengan cepat Kania dan Rafi menghabiskan sarapannya langsung berangkat menuju tujuannya masing-masing. Naira masih ada beberapa kesibukan, Naira dengan segera membangunkan Naufal dan menyuruhnya mandi. Kata Kania kalau semisal Naira ingin pergi, Naufal di antar saja ke rumah sakit untuk menemani dirinya.

"Kak Nai, Naufal udah mandi nih," teriak Naufal dari dalam kamarnya.

"Kalau Naufal udah mandi, langsung sarapan di bawah ya. Udah kakak siapin," jawab Naira dari kamar Rafi.

Setelah dirinya membereskan kamar Rafi dirinya kini bergegas mandi karena sebentar lagi pasti Rayhan akan menjemput dirinya.

Ting nong, ting nong

Bel rumah terdengar, Naufal langsung berlari untuk membuka pintu. Ia melihat pria dengan pakaian basket dan dirinya mengenal lelaki itu. Ya, itu adalah kakak yang waktu itu mengantarkan dirinya.

"Cari kak Naira ya?," tanya Naufal dengan wajah polosnya.

"Iya, kak Naira ada?," tanya Rayhan dan diangguki oleh Naufal.

"Kalau gitu, kakak masuk dulu. Kak Nai lagi mandi. Selagi nunggu kak Nai, kakak temenin aku makan aja sekalian kakak cobain masakan kak Nai," kata Naufal tak butuh waktu lama Naufal menarik tangan Rayhan untuk pergi menuju ruang makan.

Bi Minah yang baru sadar akan kehadiran Rayhan, langsung melemparkan senyumnya dan di balas ramah oleh Rayhan.

"Nih kak, cobain makanan kak Naira. Enak banget," kata Naufal sambil memakan makanannya yang ada di sendok.

"Loh, kak Rayhan udah dateng?," tanya Naira sambil berjalan menaruh gelas air minumnya tadi malam.

"Seperti apa yang kamu lihat," jawab Rayhan sambil memakan roti yang ia siapkan untuk dirinya.

"Tunggu ya kak, Naira siap-siap. Bentar lagi selesai kok," kata Naira sambil berlari.

Rayhan tersenyum melihat tingkah Naira yang berlari terburu-buru. Langsung ia lanjutkan memakan rotinya.

Naira Ayshaqilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang