Chapter 18

108 8 1
                                    

Happy Reading!!

Di pagi senin yang cerah terdengar suara kicauan burung dari ranting-ranting pepohonan. Naira sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, namun bedanya pagi ini Naira di antar oleh Kania bersama dengan Naufal dikarenakan Rayhan maupun Rafi pergi latihan basket untuk acara pertandingan minggu ini.

Sesampainya di depan gerbang sekolah Naira mencium tangan Kania dan langsung pergi menuju gedung sekolah. Ketika di pertengahan jalan menuju kelas Naira di hadang oleh Dinda cs, tetapi bedanya ia membawa satu wanita yang menurutnya itu adalah sahabat kecil Rayhan.

"Hai cupu, apa kabar? Udah lama gue gak ketemu lo," kata Dinda sambil berjalan dan berdiri tepat di samping Naira.

"Oh iya, hubungan lo sama Rayhan baik-baik aja kan," lanjutnya.

Naira hanya terdiam tak berniat menjawab perkataan Dinda.

"GUE NANYA, JAWAB! BISU LO?!," gertak Dinda sambil mendorong tubuh Naira sampai terjatuh.

Ketika ia ingin bangun dari jatuhnya, ada seseorang yang membantunya. Ya, itu adalah Fara sahabat kecil Rayhan.

"Rayhan cuma jadiin lo pelampiasannya. Karena, yang Rayhan cintai itu hanya gue FARA," bisik Fara ke Naira.

Fara pun langsung pergi meninggalkan dirinya dan Dinda cs. Dinda yang belum puas langsung menghampiri Naira.

"Bye cupu," ucap Dinda. Naira hanya bisa menggenggam tangannya dan menahan air matanya agar tidak terjatuh.

"Naira jangan nangis, kamu kuat gak boleh lemah," ujar Naira di dalam batin.

Naira langsung menghapus air matanya yang keluar dan bergegas pergi menuju kelasnya.

Seperti biasa, kelasnya sudah ramai oleh teman-temannya. Naira langsung pergi menuju kursinya yang bersebelahan dengan kursi Gigi. Naira memasukkan kepalanya ke dalam tidak menghiraukan keributan yang mengisi ruangan. Tania dan Salsa yang baru masuk ke kelas, karena mereka habis pergi ke toilet langsung saja berjalan menuju tempat duduk Naira.

"Nai, kamu kenapa?," tanya Salsa. Naira mendongakkan kepalanya, menatap Tania dan Salsa tersenyum.

"Kamu sakit?," tanya Salsa sambil memegang dahi Naira.

"Aku gak sakit, kalian darimana?," tanya Naira merapikan helaian rambutnya yang menutupi matanya.

"Abis dari toilet tadi," jawab Salsa.

"Nai, jujur sama aku," kata Tania memandang wajah Naira dengan serius.

"Jujur tentang apa Tan?," tanya Naira dengan wajah bingungnya.

"Kamu kenal Daniel?," tanya Tania tanpa ragu.

"Iya aku kenal dia, kenapa Tan?," tanya Naira.

"Jauhi dia Nai, dia orang jahat," jawab Tania memegang tangan Naira. Salsa yang masih bingung dengan percakapan kedua sahabatnya hanya bisa menyimaknya.

"Kenapa kamu ngomong gitu, kamu kenal dia?," tanya Naira.

"Itu bukan urusan kamu, tolong jauhi dia Nai," kata Tania menggenggam tangan Naira.

"Kamu sama kak Rayhan nyuruh aku untuk jauhin Daniel. Tapi Tan, Daniel itu baik dia juga yang nolongin aku dan seekor kucing yang hampir ketabrak mobil," kata Naira.

"Nai, asal kamu tau. Daniel itu udah dari lama ngincar aku, karena aku adalah sepupu dari kak Rayhan," kata Tania dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ngincar gimana? berarti kak Rayhan kenal sama Daniel?," tanya Naira yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan menghapus air mata Tania yang jatuh.

Naira Ayshaqilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang