Chapter 17

110 10 2
                                    

Happy Reading!!

Daniel yang tersadar akan dirinya yang memeluk Naira langsung terburu-buru melepaskan pelukannya, sedangkan Naira masih mematung tentang apa yang telah terjadi barusan.

"Maaf, gue ga sen," ucapan Daniel terpotong.

Bugh! bugh! bugh!

Naira terkejut karena yang memukul Daniel dan Rayhan kekasihnya. Rayhan memukuli Daniel dengan kasar dan tak ada ampun.

"Kak Rayhan! stop kak," ucap Naira menarik paksa tangan Rayhan.

"Kak Rayhan! Naira mohon stop kak!," ujar Naira dengan histerisnya yang mengundang banyak pengunjung untuk membantu meleraikan keduanya.

Mereka melerai keduanya dengan cepat warga yang memegang lengan Daniel sedangkan Naira memegang lengan Rayhan dengan kuat.

"Urusan kita belum selesai!," ucap Rayhan menatap Daniel dengan tajam.

Daniel hanya menghiraukan perkataan Rayhan dan langsung melepaskan tangan warga dengan kasar yang memegang lengannya dan pergi begitu saja.

"Neng, neng gapapa?," tanya ibu-ibu yang khawatir dengan Naira.

"Aku gapapa kok bu, makasih ya bapak-bapak ibu-ibu," jawab Naira dan mereka mengangguk sambil tersenyum dan pergi.

"Kak," ucap Naira dan Rayhan langsung melepas genggaman tangan Naira dari lengannya.

"Bawa tas kamu dan ikut aku," kata Rayhan langsung pergi meninggalkan Naira.

Di perjalanan Rayhan membawa motor dengan kecepatan tinggi yang membuat Naira sangat takut. Ia tidak memeluk tubuh Rayhan karena ia sadar pasti Rayhan sangat marah padanya dan sangat kecewa pastinya. Naira yang sedari tadi hanya bisa memegang tasnya dengan kuat sambil memejamkan matanya.

Cit!

Rayhan mengerem motornya mendadak membuat Naira reflek memeluk tubuh Rayhan walau kepalanya terkena helm milik Naira.

"Pegangan," ucap Rayhan. Naira yang mendengar hal itu langsung mengikuti perintah Rayhan sambil memejamkan matanya.

Tak butuh waktu lama, Rayhan dan Naira sampai di suatu tempat jauh dari keramaian kota dan ada danau yang membuat orang tenang pastinya. Naira langsung turun dari motor Rayhan sambil menunduk takut melihat wajah Rayhan.

"Maaf kak," ucap Naira disamping Rayhan sambil menunduk.

Rayhan langsung pergi meninggalkan Naira sendiri dan menuju dekat danau. Naira melihat punggung milik Rayhan menjauh darinya langsung saja ia mengikuti langkah kaki Rayhan.

"Maafin aku kak," lirih Naira dengan kepala yang masih ia tundukkan.

"Maksud dia peluk kamu apa?," tanya Rayhan menatap Naira yang menunduk. Namun, Naira hanya diam tidak bisa menjawab pertanyaan Rayhan.

"Jawab Nai," suara tegas dari Rayhan membuat Naira semakin takut dan diam untuk menjawab pertanyaan itu.

"Kamu jangan terlalu dekat sama orang yang baru kamu kenal. Kamu gak tau orang itu berniat baik atau jahat ke kamu," lanjut Rayhan menatap Naira.

"Ta-tapi dia nolongin aku dari mobil yang mungkin aku bakalan kecelakaan," jawab Naira yang masih menunduk.

"Jauhi dia!," ucap Rayhan

"Tapi kenapa kak?," tanya Naira menaikkan kepalanya.

"Jadi kamu mau sama dia? Nai, mama nitipin kamu ke aku dan Rafi. Tolong dengerin perkataan aku dan jauhi dia, aku punya alasan tersendiri untuk kamu ngejauhin dia," jawab Rayhan menatap Naira dengan dalam.

Naira Ayshaqilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang